Yang terpenting bagi setan setiap harinya ialah membuat orang muslim tidak melaksanakan ibadahnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Intinya bagaimana si muslim itu tidak jadi beribadah, baik yang sunnah apalagi yang wajib. Kalaupun ibadah terlaksana, ia selalu berusaha agar ibadah itu menjadi batal dan sia-sia.
Tidak tanggung-tanggung, setan dan bala tentaranya tidak hanya mengganggu manusia dari satu arah saja; dalam surat al-A’raf: 17, setan mendatangi manusia dan menggodanya untuk menggugurkan ibadahnya dari 4 penjuru arah; depan, belakang, kiri dan kanan.
Mereka terus saja menganggu tanpa henti, dan melewati semua fasenya. Dari mulai “ingin” ibadah, manusia sudah digoda untuk tidak melaksanakannya. Ketika “melaksanakannya” pun masih bisa diganggu. Bahkan ketika “sudah” melaksanakan ibadahnya itu, manusia tidak bebas dari gangguan setan.
Shalat contohnya, sejak “ingin” shalat, kita sudah digoda untuk menunda-nunda. Awalnya sih menunda dengan niatan akan melaksanakan nanti di tengah waktu atau di akhirnya, tapi nyatanya godaannya makin besar sehingga kita benar-benar meninggalkan shalat.
Mungkin ada yang berhasil menunaikan “keinginan”-nya unuk shalat akhirnya bisa “melaksanakan” shalat. Tapi setan tidak bisa diam saja melihat ada yang beribadah. Kalau dia sudah lulus di ujian “ingin ibadah”, maka “ketika ibadah” disitu setan beraksi bagaimana ibadahnya ini hancur tak bermakna apa-apa serta tak bernilai.
Maka diganggulah kita dengan berbagai ingatan-ingatan yang merusak shalat, mulai dari memikirkan barang hilang, memikirkan barang yang tertinggal, pekerjaan, dagangan. Dan paling tidak membuat nyaman ialah setan membuat kita ragu-ragu tentang jumlah rakaat, serta juga keraguan “kentut apa ngga ya?”. Buyar sudah nilai shalatnya.
Kalaupu lulus dari ujian tersebut, dan kita bisa melaksanakan ibadah shalat itu dengan baik, godaan “pasca” ibadah pun dimulai oleh para tentara iblis ini. “pra ibadah” sukses, “ketika ibadah” sukses, maka “pasca ibadah” ini setan tidak mungkin diam melihat hamba Allah sukses. Dan godaan “pasca” ini yang sangat berat.
Setelah ibadah, mulailah setan membisiki sang hamba untuk “memerkan” ibadahnya dan mendeklarasikan serta mengumumkannya. Untuk yang satu ini di zaman sekarang sangat mudah dengan banyaknya gadget di tangan masing-masing hamba.
“Media Sosial”, yup inilah yang paling banyak dipakai oleh setan untuk membatalkan nilai-nilai ibadah sang Hamba dari ibadahnya. Dibisiki oleh setan untuk mempublish, membuat status, menshare tentang ibadah yang baru saja dilaksanakan dengan “bingkai setan” yang namanya berbagi motivasi dan mengajak kepada kebaikan yang disitu setan menyelinap dan meniupkan angina-angin riya’, ujub, serta kesombongan bahwa ia lebih baik dari yang lain karena telah beribadah. Rusak sudah nilai ibadah.
Maka, setiap kali Allah swt menggambarkan bagaimana semangatnya setan menggoda manusia, Allah memberikan solusi agar ibadah yang kita laksanakan menjadi steril dari godaan tentara iblis itu, yaitu “Ikhlas”.
Kata Iblis, “Sungguh aku akan ganggu manusia itu semua, kecuali mereka yang ikhlas!”
Wallahu a’lam.
Ustadz Zarkasih Ahmad, Lc.