Semua kenikmatan akan dimintai tanggung jawab, sampai seperti itulah kondisi orang-orang terbaik ummat ini…
Imam Muslim meriwayatkan: Allah Ta’ala berfirman:
[arabtext] ﺛﻢ ﻟﺘﺴﺌﻠﻦ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ [/arabtext]
“Kemudian kamu akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia dengannya).” (At Takatsur: 8)
Rasulullah yang mulia shallallahu alaihi wa sallam pada suatu malam keluar rumah, tiba-tiba beliau berjumpa dengan Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu anhuma.
Beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian berdua keluar dari rumah pada saat seperti ini?”
Keduanya menjawab, “Lapar, ya Rasulallah.”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ” Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, yang membuatku keluar rumah sama dengan kalian berdua yaitu lapar, berdirilah kalian.”
Kedua sahabat Rasul yang mulia itupun berdiri berjalan bersama menuju rumah salah seorang sahabat anshar. Ternyata orang tsb sedang tidak ada di rumahnya.
Saat istri sahabat Anshar melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam seraya berkata, “Marhaban bikum?”
Rasulullah bertanya, “Mana suamimu?”
Wanita itu menjawab, “Ia sedang keluar mengambil air.”
Sesaat kemudian sahabat Anshar itu datang, melihat Rasulullah dan kedua sahabat beliau, ia berkata, “Alhamdulillah, pada hari ini tidak ada seorangpun yang kedatangan tamu lebih mulia dari padaku.”
Sahabat Anshar itu pergi dan kembali dengan membawa setandan kurma kering dan basah.
“Ailahkan dimakan,” katanya.
Selanjutnya ia mengambil pisau.
Rasulullah bersabda, “Jangan menyembelih hewan yang sedang diambil susunya.”
Laki-laki itupun menyembelih seekor domba jantan. Setelah itu Nabi dan kedua sahabatnya memakan sebagian daging dan kurma dan juga minuman.
Setelah merasa cukup dan segar, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakr dan Umar, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh kalian akan ditanya tentang kenikmatan ini kelak pada hari kiamat, rasa lapar telah menyebabkan kalian keluar dari rumah, lalu kalian tidak kembali pulang hingga mendapatkan kenikmatan ini.”
Ustadz Ibnu Hasan Ath Thabari