Orang banyak bertanya pada saya mengenai Shalat Raghaib, yaitu shalat sunnat khusus yang dilakukan pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab.
Untuk menjawab perkara ini saya memetik di sini hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan beberapa ulasan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ إِلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Janganlah kamu mengkhususkan malam Jum’at dengan shalat yang berbeda dengan malam-malam yang lain. Janganlah kamu mengkhususkan hari Jum’at dengan puasa yang berbeda dengan hari-hari yang lain, kecuali ia dalam (hitungan hari) puasa yang seseorang di antara kamu berpuasa.” (Riwayat Muslim).
Kata Al Imam An Nawawi (meninggal 676 H):
“Pada hadits ini larangan yang nyata mengkhususkan malam Jum’at dengan sesuatu shalat yang tidak ada pada malam-malam yang lain dan puasa pada siangnya seperti yang telah dinyatakan. Sepakat para ulama kemakruhannya. Para ulama berhujah dengan hadits ini mengenai kesalahan shalat bid’ah yang dinamakan Shalat Ar Raghaib. Semoga Allah memusnahkan pemalsu dan pereka shalat ini. Ini karena sesungguhnya ia adalah bid’ah yang munkar dari jenis bid’ah yang sesat dan jahil. Padanya kemunkaran yang nyata. Sesungguhnya sejumlah ulama telah mengarang karangan yang berharga begitu banyak dalam memburukkan dan menghukum sesat orang menunaikan shalat tersebut dan pembuatnya. Para ulama telah menyebut dalil-dalil keburukan dan kebathilannya dan kesesatan pembuatnya.” (An Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 3/211. Beirut: Dar al-Khair).
An Nawawi juga pernah berkata: “Bid’ah yang buruk lagi sangat munkar…jangan terpengaruh dengan banyaknya yang melakukannya di banyak negeri. Juga jangan terpengaruh disebabkan ia disebut dalam Qut al Qulub dan Ihya ‘Ulumud Din”. (Petikan dari‘Ali Hasan ‘Ali, Kitab al-Ihya fi Mizan al-‘Ulama, hal 21.).
Demikian juga Al Imam As Sayuthi (meninggal 910H) berkata:
“Ketahuilah olehmu, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya membesarkan hari tersebut dan malamnya (hari dan malam Jum’at pertama Rajab) hanya perkara baru yang dibuat dalam Islam selepas 400 tahun. Diriwayatkan mengenainya hadits yang mengandung kelebihan berpuasa pada siangnya dan shalat pada malamnya adalah palsu dengan kesepakatan ulama. Mereka menamakan Shalat Raghaib.”
Katanya juga: “Ketahuilah sesungguhnya Shalat yang bid’ah ini menyelisihi kaedah-kaedah Islam dalam beberapa bentuk…”(As Sayuthi, Al-Amr bi al-Ittiba’ wa al-Nahy ‘an al-Ibtida’ hal 52. Beirut: Dar al-Fikr )
Ustadz Dr. Muhammad Asri Zainal Abidin