Pada dasarnya memang shalat sunnah di malam hari itu 2 rakaat dengan satu kali salam, dan bukan 4 raka’at dengan satu salam. Ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
صلاة الليل مثنى مثنى، فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة واحدة توتر له ما قد صلى
“Shalat malam itu 2 (raka’at) 2 (raka’at), jika kalian takut akan datangnya subuh, maka shalatlah satu raka’at (witir) sebagai penutup.” (Muttafaq ‘Alaih)
Salah satu hikmah shalat Tarawih itu dilaksanakan 2 raka’at 2 raka’at, karena shalat tarawih itu shalat malam yang dilakukan secara berjamaah. Akan lebih mudah dan lebih ringan buat para Jemaah setiap 2 raka’at ditutup dengan salam. Karena akan terasa berat kalau harus menunggu 4 raka’at untuk salam.
Untuk masalah shalat tarawih 4 raka’at dengan satu salam sekaligus, ini masalah yang ulama belum sepakat, artinya masih berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang melarang. Tetapi Jumhur (mayoritas) Ulama membolehkan shalat dengan cara yang demikian.
Yang Membolehkan
Para ulama yang membolehkan berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah, Istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau berkata:
كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلي أربعاً فلا تسال عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ثم يصلي ثلاثاً
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat 4 (raka’at) dan jangan kau tanyakan bagus dan panjangnya (shalat tersebut), kemudian beliau shalat 4 (raka’at), dan jangan kau tanyakan bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat 3 raka’at (witir)” (Muttafaq ‘Alayh)
Hadits ini menunjukkan atas kebolehan shalat malam 4 raka’at dengan satu salam, termasuk tarawih karena tarawih bagian dari shalat malam. Dan hadits ‘Aisyah ini jelas tanpa perlu ditafsirkan apa-apa lagi.
Sedangkan hadits Ibnu Umar yang mengatakan bahwa shalat malam itu 2 raka’at 2 raka’at, itu menunjukkan ke-afdholan-nya, bukan untuk kewajiban. Artinya shalat sunnah malam hari itu afdholnya 2 raka’at dengan satu salam tapi boleh dikerjakan dengan 4 raka’at satu salam.
Karena shalat witir Nabi pun bervariasi. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah shalat witir langsung 3 raka’at dengan satu salam, pernah juga 5 raka’at dan 7 raka’at sekaligus. Kalau shalat sunnah malam itu harus 2 raka’at, pastilah Rasul memisahkan shalat witirnya 2 raka’at kemudian 1 raka’at, tapi tidak demikian, padahal witir juga termasuk shalat malam.
‘Aisyah berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah shalat malam sebanyak 13 raka’at didalamnya witir dengan 5 raka’at. Dia tidak duduk dalam witir tersebut kecuali diraka’at terakhir, kemudian salam.” (HR Muslim, Abu Daud)
Yang Melarang
Ulama yang tidak membolehkan shalat tarawih dengan 4 raka’at satu salam berdalil dengan hadits Ibnu Umar yang telah diebutkan diatas tadi. Bahwa shalat malam itu 2 raka’at 2 raka’at. Dan juga beberapa hadits yang senada dengan hadits Ibnu Umar itu.
Adapun hadits ‘Aisyah yang mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat dengan 4 raka’at 4 raka’at kemudian ditutp dengan 3 raka’at witir, hadits ini menurut mereka ialah hadits yang masih umum. Dan dikhususkan dengan hadits Ibnu Umar tersebut.
Menurut mereka maksud 4 raka’at dalam hadits ‘Aisyah tersebut ialah Nabi shalat 2 raka’at satu salam begitu seterusnya, dan ketika sampai pada 4 raka’at beliau beristirahat. Bukan salam ketika setiap 4 raka’at.
Namun pendapat ini juga masih harus didiskusikan lagi. Karena kalau memang demikian kenapa shalat witir Nabi -sebagaimana banyak riwayat- itu beberapa kali dikerjakan dengan 3 raka’at sekali salam, tidak 2 raka’at kemudian salam. Bahkan 5 raka’at satu salam. Padahal shalat witir itu juga shalat malam, sebagaimana dijelaskan diatas tadi.
Wallahu A’lam.
Berikut apa kata ulama 4 mazhab tentang shalat tarawih 4 raka’at dengan satu salam:
Mazhab Hanafi:
Jika seseorang itu shalat tarawih seluruhnya dengan hanya 1 salam saja, dan duduk tasyahud disetiap 2 raka’at, maka shalatnya itu sah, karena ia telah memenuhi rukun dan syarat-syarat shalatnya. Karena (menurut mazhab hanafi) memperbaharui takbir-Ihrom disetiap 2 raka’at itu bukan syarat shalat, tetapi ini dimakruhkan karena tidak sesuai dengan apa yang diwariskan sejak dulu. (Bada’i Al-Shana’i 1/289, Radd Al-Muhtar 1/474)
Mazhab Maliki:
Shalat tarawih disunnahkan untuk dikerjakan 2 raka’at dengan satu salam. Dan makruh hukumnya untuk mengakhirkan salam samapi raka’at ke empat. Yang lebih afdhol itu salam distiap 2 raka’at. (Hasyiyatu Al-‘Adwi 1/353)
Mazhab Syafi’i:
Jika seseorang melaksanakan shalat tarawih dengan 4 raka’at satu salam, shalatnya tidak sah. Batal kalau dia mengerjakan itu dengan sengaja dan tahu (bahwa itu tidak sah). Tetapi tidak mengapa jika itu sunnah mutlak dan bukan tarawih. Karena kalau tarawih dikerjakan dengan 4 raka’at itu menyerupai shalat Fardhu dalam hal kesamaannya untuk dilakukan secara berjamaah. (Nihayatul Muhtaj 2/123, Ansal-Matholib 1/201)
Mazhab Hambali:
Ulama Hambali banyak yang tidak membicarakan masalah ini dalam kitab-kitab mereka. Hanya saja ada sedikit dibicarakan oleh Al-Mardawi dalam kitabnya Al Inshaf:
Sesungguhnya yang Afdhal dalam melaksanakan shalat sunnah di siang dan malam hari itu 2 raka’at satu salam. Dan kalau lebih dari 2 raka’at itu sah. Dan bahkan sampai 8 raka’at di malam hari dan 4 raka’at di siang hari, dan inilah (pendapat) mazhab (hambali). (Al-Inshaf 2/132)
Wallahu A’lam