Syaikh Mahmud Al-Mishri, dalam Sa’atan Fa Sa’atan, meriwayatkan bahwa seseorang bertanya kepada Hatim Ath Tha’i, seorang lelaki yang sangat dermawan, “Wahai Hatim, apakah ada orang yang mengalahkanmu dalam kedermawanan?”
Hatim menjawab, “Ya, seorang anak yatim dari negeri Thayyi’. Aku pernah singgah di halaman rumahnya, ia memiliki 10 ekor kambing. Sesaat kemudian ia mengambil seekor kambing lalu menyembelihnya. Ia memasaknya dan menyuguhkannya kepadaku, diantara yang disuguhkannya padaku adalah otak kambing, aku menyantapnya dan ku katakan padanya, ‘Demi Allah, ini sungguh baik.'”
“Ia pergi dari hadapanku lalu menyembelih beberapa ekor lagi dan menghidangkan otak kambing itu untukku. Ketika aku keluar untuk melanjutkan perjalanan, aku melihat disekitar rumah banyak darah dan ternyata ia telah menyembelih semua kambing-kambing miliknya.”
Aku katakan padanya, “Mengapa engkau melakukan ini?”
Ia menjawab, “Maha Suci Allah, sesuatu yang aku miliki Anda nyatakan baik, apakah aku pantas untuk kikir terhadap kebaikan? Itu tidak boleh dilakukan, itu aib bagiku”.
Ada yang bertanya kepada Hatim, “Wahai Hatim bagaimana Anda membalasnya?”
Hatim menjawab, “Aku beri dia 300 ekor unta besar dan 500 ekor kambing.”
Dikatakan kepada Hatim, “Jika demikian Anda lebih dermawan dari pada anak yatim itu.”
Hatim berkata, “Ia lebih dermawan dariku, karena ia memberi semua yang ia miliki ,sedang aku hanya memberi sebagian kecil dari yang aku punya…”
Adakah yang bisa mengalahkan kedermawanan mereka berdua?
Ustadz Ibnu Hasan Ath Thabari