Proklamasi 17 Agustus 1945 terjadi bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H, Jum’at Legi jam 10 pagi, dibacakan oleh Bung Karno dan didampingi oleh Bung Hatta, dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Sepintas peristiwa akbar yang besejarah ini dinilai sebagai peristiwa politik saja tanpa dijiwai oleh ajaran Islam. Padahal Bung Karno sendiri sebagai pelaku sejarahnya menyatakan bahwa pemilihan tanggal 17 agustus dipengaruhioleh kewajiban shalat yang dijalankannya setiap hari, yaitu sebanyak 17 rakaat.
Dan lagi proklamasi terjadi pada bulan Ramadhan yang mana Al Qur’an pun diturunkan kepada Rasulullah pada 17 ramadhan.
Termasuk hari Jum’at Legi dinilai oleh Bung Karno sebagai Jum’at yang bahagia. Demikian penuturannya kepada Cindy Adam dan ditambahkan pula bahwa tanggal 17 merupakan tanggal yang direncanakan di Saigon dapada 10 Agustus 1945, dan angka 17 diyakini sebagai angka keramat.
Seperti yang dikemukakan di atas, Bung Karno menyatakan bahwa proklamasi 17 Agustus 1945 terjadi pada bulan Ramadhan. Proklamator saat itu sedang berpuasa, tetapi akibat setiap kali peringatan hari proklamasi terjadi pada tanggal 17 Agustus dengan tanpa menyebutkan tanggal Ramadhannya, menjadikan setiap bulan Ramadhan tidak pernah teringat kembali sebagai hari proklamsi kemerdekaan.
Berkat Rahmat Allah. Suatu momen sejarah yang menakjubkan. Bangsa Indonesia berani menampilkan diri sebagai bangsa yang merdeka di tengah dilaksanakannya keputusan Postdam. Antara lain Sekutu (USA,Inggris, Prancis dan Rusia) menyetujui Belanda menerima kembali Indonesia sebagai jajahannya. Namun bangsa Indonesia berani memproklamasikan denga tanpa menghiraukan sekutu yang mendemontrasikan keberhasilannya menghancur lumatkan segenap komunis dan lingkungan fisik Hirosima dan Nagasaki dengan bom atom pada 6 dan 9 agustus 1945. Mengapa Indonesia berani menghadapi kekuatan sekutu yang baru saja mengalahkan Jerman, Italia dan Jepang seperti di atas?
Proklamasi 17 agustus tidak hanya diproklamasikan pada tanggal yang berangka keramat dan di hari Jum’at suci, tetapi juga tepat pada tanggal 9 Ramdhan 1364 H. Tanggal ini jatuh pada puluhan pertama Ramadhan, yaitu puluhan rahmat. Oleh karena itu, tepat sekali bila perumusan nilai kemerdekaan Indonseia menjadi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas , maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemedekaannya”.
Sejarah menampakan bukti tentang berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa bila diperhatikan pada masa perang kemerdekaan. Bangsa dan Negara saat itu belum memliki militer regular untuk menghadapi kedatangan sekutu. Bagaimana bila tanpa rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Republik Indonesia yang masih sangat lemah dan muda akan mudah dipatahkan. Apalagi Belanda selain didukung oleh Sekutu, juga oleh PKI yang berada dibawah komando Rusia, memihak kepada Belanda. PKI bekerjasama dengan Van Mook menolak proklamsi.
Tetapi kenyataannya, bangsa Indonesia dapat menunjukan keunggulan kejuangannya. Senjata bambu runcing disertai takbir Allah Akbar mampu mempertahankan Surabaya dari ultimatum Sekutu. Inggris belum pernah melihat kenyataan keberhasilan serbuan suatu bangsa dengan bersenjatakan bambu runcing menjadikan Inggris kehilangan dua perwira tinggi udara dan darat, seperti yang terjadi di Surabaya pada tangggal 10 November 1945. Padahal hal baru beberapa bulan dari proklamasi dan baru beberapa hari pembentukan TNI pada 5 Oktober 1945, Indonesia berhasil melumpuhkan Ingris sang pemenenga perang Dunia II. Apalagi dengan adanya serangan rakyat Jawa Barat pada 9 Desember 1945 di Bojong Kokosan Sukabumi. Disini Inggris kehilangan lagi seorang perwira tingginya.
Kehilangan tiga perwira tinggi dalam waktu relatif pedek , tidak pernah dialami oleh Inggris selama perang Dunia II. Kondisi buruk ini diikuti denga direbutnya kembali benteng Willem I, dan berkibarnya bendera merah putih (1 Syuro 1365-6 Desember 1945), serta jatuhnya Ambarawa (10 Syuro 1365–15 Desember 1945) yang mana kedua tanggal ini merupakan tanggal keramat dalam Islam. Peristiwa ini memberikan kejelasan adanya rahmat Allah Yang Maha Kuasa pada periode awal perang kemedekaan.
Artilkel ini disadur dari sebuah buku usang diantara tumpukan buku asing dengan kondisi yang menghawatirkan denga judul “MENEMUKAN SEJARAH WACANA PERGERAKAN ISLAM INDONESIA” Oleh: Prof. Drs. Ahmad Mansur Surya Negara dan di Pubilkasikan oleh Penerbit Mizan, Cetakan I: Muharram 1416/Juni 1995.
Sumber Asli : http://mjinstitute.com/index.php/artikel/history/14-spirit-proklamasi-pengaruh-dari-islam-