Sulit Bersyukur? Berkunjunglah ke Rumah Sakit

Satu tahun terakhir ini, Allah mengijinkan saya untuk berkunjung setiap bulan ke rumah sakit. Bukan dalam rangka berobat, namun mengantarkan ibu berobat. Atas ijin Allah, ibu harus setiap bulan cek darah di laboratorium untuk selanjutnya dilihat kondisi hormon tyroidnya. Alhamdulillah ini bukan sejenis penyakit yang ganas, namun cukup mengganggu saat beraktivitas.

Kondisi ibu yang cukup baik ini tidak dialami oleh banyak orang yang kami temui di Rumah Sakit. Beberapa kali sayabertemu dengan beragam orang dengan aneka penyakit. Mulai dari yang masih bisa berjalan sendiri, menggunakan kursi roda, hingga hanya bisa mengerlingkan mata sambil berbaring di ranjang.

Seperti hari ini, saya bertemu dengan seorang perempuan yang sudah berusia senja. Berjalan pun harus ada yang menuntun. Secara fisik terlihat biasa, namun apabila dilihat lebih dekat, ada seperti daging tumbuh yang menutup mata kirinya. Matanya sempurna tertutup daging.

Pada sudut lain ada seorang ibu yang sekilas terlihat sehat, namun ternyata setelah kita berbincang agak lama, si ibu bercerita tentang penyakit yang dideritanya. Ibu tersebut menderita kanker payudara. Setiap satu bulan sekali harus menjalani kemoterapi di Rumah Sakit.

Pernah juga saya bertemu dengan seorang ibu yang terpaksa diangkat satu payudaranya (dibersihkan sampai habis) karena beliau menderita kanker payudara juga. Sekarang setiap bulan beliau harus menempuh jarak sekian ratusan kilometer untuk kemoterapi. Beliau berasal dari ujung provinsi Jawa Tengah. Terlebih lagi ketika saya berbincang lebih jauh, beliau ternyata hingga menjelang usia senja, belum dikaruniai seorang anak pun.

Kejadian-kejadian ini mengubah mind set saya, yang dulu awalnya sulit sekali bersyukur. Kini, alasan apalagi yang membuat saya tidak mau bersyukur? Ketika nikmat sehat itu melekat di tubuh hingga saat ini.

Maka bila anda masih sulit untuk bersyukur, cobalah sekali-sekali ‘rekreasi’ ke Rumah Sakit, terutama di bangsal-bangsal kelas ekonomi, bukan bangsal VIP. Atau bila sampai sekarang masih saja merasa menjadi orang yang paling menderita di dunia, cobalah untuk datang ke sekitar ruang kemoterapi. Rasakanlah keajaibannya. Saat rasa syukur itu perlahan mengisi hati.

Menjadikannya lebih manis dari gulali. Lalu tunggulah keajaiban selanjutnya saat Allah secara perlahan atau tiba-tiba menambah kenikmatan-kenikmatan yang sudah ada.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat.”(QS.ibrahim 14)