Syafa’at pada hari kiamat terbagi dua:
Syafa’at Istimewa bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Ada beberapa macam:
- Yang terbesar adalah syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang besar pada semua manusia agar diberi keputusan di antara mereka. Lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi syafa’at pada mereka dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi keputusan di antara mereka. Ini adalah kedudukan terpuji bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
- Di antaranya, syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk segolongan dari umat beliau. Mereka masuk surga tanpa hisab. Mereka berjumlah 70.000 orang. Di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadanya: “Masukkan ke dalam surga dari umat engkau, orang yang tidak ada hisab atasnya dari pintu kanan, seperti yang telah dijelaskan.
- Syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada beberapa golongan, yang sama berat kebaikan dan keburukan mereka. Beliau memberi syafa’at kepada mereka agar mereka masuk surga.
- Syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mengangkat derajat orang yang masuk surga melebihi kadar pahala amal mereka.
- Syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada pamannya Abu Thalib agar diringankan siksanya.
- Di antaranya syafa’at beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar diberi izin untuk seluruh orang-orang yang beriman untuk masuk surga.
Syafa’at Umum
Syafa’at umum untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para nabi lainnya, para malaikat, dan orang-orang yang beriman. Yaitu syafa’at kepada orang yang masuk neraka agar ia tidak memasukinya, dan kepada orang yang memasukinya agar jangan keluar darinya.
- Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagi setiap nabi ada doa yang dikabulkan. Setiap nabi sudah mengajukan doanya. Dan sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafa’at untuk umatku pada hari kiamat. Ia akan tercapai insya Allah yaitu orang yang meninggal dunia dari umatku, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
- Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang malaikat, “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah Subhanahu wa Ta’alamengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya).” (QS. An-Najm: 26).
- Dari Abu ad-Darda` Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdabda, ‘Syahid (orang yang mati di medan perang melawan orang kafir) diizinkan memberi syafa’at 70 (tujuh puluh) orang dari keluarganya.” (Shahih. HR. Abu Daud No 2522, Shahih Sunan Abu Daud No 2201)
Untuk syafa’at ini disyaratkan dua perkara:
- Ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam memberi syafa’at, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa izin-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 255).
- Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada pemberi dan penerima syafa’at, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan mereka tidak memberi syafa’at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Anbiyaa: 28).
Tidak ada syafa’at untuk orang kafir, dia kekal di neraka, tidak akan masuk surga. Andaikan ada yang seseorang yang memberi syafa’at untuknya, niscaya syafa’atnya tidak berguna, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS. Al-Muddatsir: 48).
Meminta Syafa’at Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Barangsiapa yang ingin mendapat syafa’at Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendaklah ia memintanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti ia berkata: ‘Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala, berilah rizqi syafa’at Nabi Engkau kepadaku.’ Dan hal itu diikuti dengan melaksanakan amal shalih yang mengharuskan hal itu seperti ikhlas dalam ibadah hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, mengucap shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan memohon wasilah untuknya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Manusia yang paling bahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari kiamat adalah yang mengucap ‘Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah Subhanahu wa Ta’ala murni dari hati atau dirinya.” (HR. Bukhari)