Ungkapan dari Hasan Al-Bana tentang Syumuliyatul Islam, “Bahwa syumuliyatul Islam berarti kesempurnaan Islam yang mencakup kesemuanya secara menyeluruh…”
Syumuliyah berasal dari kata syamil itu artinya meliputi, melingkupi, menyeluruh. Karena terlingkupi secara menyeluruh (total) sehingga menjadi sempurna sehingga istilah syumuliyah itu diberi makna kesempurnaan.
Ajaran ini mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, ini adalah bagian materi dakwah yang sangat penting sebagai dasar pemahaman untuk menyatukan umat.
Kemarin, baru saja berlangsung konferensi umat islam indonesia dan kota yogyakarta sebagai tuan rumah. Salah satu masalah yang diangkat adalah problem ketidak bersatuan umat. Ketidak bersatuan umat itu memang menjadi masalah berat tetapi ada yang lebih berat dari itu. Perpecahan umat itu problem, ketidak bersatuan umat itu problem-masalah dan itu berat. Tetapi hasil konferensi kemarin ada yang lebih berat yakni ketika generasi saat ini berputus asa bahwa kita tidak pernah mungkin bersatu.
Lalu bagaimana cara memulainya. Jangan sampai pemikiran yang tidak benar ini diyakini maka perbaikannya ialah melalu ilmu. Kembali ke dasar pemahaman yang benar terhadap islam. Maka diantaranya memahami syumuliyatul islam. Kita sudah berupaya dari konferensi itu kita bisa melahirkan institusi baru yang bisa menyatukan sehingga bisa benar-benar berdamai namun hanya mampu menghasilkan rekomendasi saking terpolarisasinya generasi saat ini.
“Bahwa syumuliyatul islam berarti kesempurnaan islam yang mencakup kesemuanya secara menyeluruh. Ajaran ini mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia dari pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara ;dari sosial, ekonomi, politik, hukum, keamanan, lingkungan, pendidikan hingga kebudayaan. Seluruh etnis manusia dari sistem hingga akhlak, dari manusia pertama hingga manusia terakhir, dari sejak kita bangun tidur hingga kita tidur kembali, dari kehidupan dunia hingga kehidupan akhirat. Cakupan islam dapat kita beri makna meliputi melingkupi dimensi waktu, dimensi sistem dan dimensi dimensi tempat.” (Hasan Al Banna)
Ketika berbicara tentang waktu, dalam bahasa Arab ada istilah syumuliyatuz zaman. Said hawa ketika menulis tentang islam dalam mukaddimahnya menyebutkan begini ;
Islam adalah din yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad yang menjadi penutup seluruh risalah.
Islam adalah din sejak manusia yang pertama hingga manusia terakhir. Penyebutan Nabi dan Rasul secara bahasa dan istilah memang ada perbedaan diantara para ulama. Nabi dari kata naba, yannubu sehingga kata kunci dalam konsep Nabi adalah Naba mendapatkan berita maksudnya adalah mendapatkan wahyu. Rasul kata kuncinya adalah risalah, seseorang yang tinggi derajatnya karena mendapatkan wahyu dan menyampaikan risalah. Sehingga didefinisikan kalau Nabi itu tidak menyampaikan dan kalau Rasul itu menyampaikan. Inipun lemah pendapatnya tetapi ada yang menyatukan pendapatnya mengenai definisi Nabi dan Rasul diatas. Tergantung sudut pandang yang digunakan untuk melihat seseorang yang mendapatkan wahyu itu. Kalau kita melihat seorang Rasul sebagai seseorang yang mendapatkan wahyu yang karena mendapatkan wahyu yang karena mendapatkan wahyu itu lalu derajatnya terangkat maka Rasul itu disebut Nabi juga.
Tetapi seorang Nabi yang mendapatkan wahyu yang karena mendapatkan wahyu sehingga derajatnya tinggi dan dia menyampaikan risalah maka dia disebut Rasul. Ada yang menyebutkan bahwa setiap Rasul pasti Nabi tapi tidak semua Nabi adalah Rasul. Ini perbedaan-perbedaan makna diantara Nabi dan Rasul sehingga dalam konsep, penjelasan dan definisi oleh Said Hawa; kata kunci penting untuk kita pahami bahwa Nabi dan Rasul berkesinambungan. Bahwa agama yang dibawa oleh manusia yang pertama hingga Nabi yang terakhir itu adalah islam.
Perlu dicatat kata kunci pertama adalah Nabi (Konsep Kenabian);
1. Setiap umat pasti diutus kepada mereka Nabi, setiap umat pasti Allah utus kepada mereka seorang nadzir (pemberi peringatan).
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. Faathir : 24)
Karena yang paling kuat untuk menjelaskan islam ini sendiri adalah wahyu, kita kembali kepada pokok-pokok dulu, wahyu semua yang diisyaratkan ini untuk menjelaskan wahdatur risalah bahwa sejak zaman manusia pertama hingga nabi yang terakhir din itu adalah islam, kita mengetahuinya dari wahyu (al-qur’an).
2. Setiap umat diutus Rasul yang menyerukan untuk menyembah Allah dan menjauhi thaghut
Thaghut (yakni syaitan, iblis dan semua yang memalingkan kita dari Allah itulah thaghut berasal dari kata thagha artinya melewati atau melampaui batas).
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl : 36)
3. Para Nabi dan Rasul itu berurutan.
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-Mu’minuun : 44)
“Perumpamaanku dan perumpamaan nabi-nabi sebelumku ibarat orang yang membangun sebuah rumah. Ia memperindah dan mempercantik rumah itu, kecuali letak batu bata pada salah satu sisi bangunannya. Kemudian manusia mengelilingi dan mengagumi rumah itu, lalu mengatakan: ‘Alangkah indah jika batu ini dipasang!’ Aku adalah batu bata tersebut dan aku adalah penutup para nabi,” (Bukhari dan Muslim)
Memberikan gambaran bahwa rasulullah adalah batu bata itu dan menyempurnakan bangunan kenabian. Setelah kita memahami bangunan kenabian itu tersambung dan terurut.
4. Setiap satu umat ada seorang rasul
“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (QS. Yunus : 47)
Pernyataan setiap Rasul yang dikisahkan didalam al-Qur’an semuanya adalah menyatakan Islam.
Jadi, Islam adalah nama bagi din (agama) yang diturunkan Allah kepada manusia. Dari mana kita mengetahui ?. Seluruh din yang dibawa oleh para Nabi namanya adalah Islam. Dan kita mengetahui dari peryataan dari para Nabi itu sendiri.
[1] Pernyataan Nabi Nuh ‘alaihissalam ketika berdialog dengan kaumnya.
“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri kepada-Nya (muslimin)”. (QS. Yunus : 71 – 72)
Penjelasan :
Makna islam dalam ayat tersebut disebutkan muslimin bermakna berserah diri kepada Allah.
Karena yang terdekat dari zaman Nabi Nuh adalah Nabi Ibrahim. Kalau dari segi urutan 25 Nabi tapi sekali lagi jika kita mengingat bahwa ada beberapa Nabi-Nabi yang tidak disebut dan ada yang disebut maka mungkin diantara dua Nabi ini juga terdapat Nabi dan Rasul.
[2] Pernyataan Nabi Ibrahim (untuk menegaskan kata kunci islam maupun muslim)
Saat Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah, memohon kepada Allah , terdapat dua kali kata kunci islam maupun muslim disini yakni muslimaini dan muslimatan ;
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau (muslimaini) dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau (muslimatan) dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 128)
Nabi Ibrahim dalam sejarah itu dikenal lahir di wilayah babilonia disekitar irak lalu hijrah ke palestina sampai ke Mesir lalu kembali ke Palestina dan wafat di Palestina. Salah satu istri beliau Hajar dari Afrika (Mesir), dari Istri yang kedua ini lahirlah Nabi Ismail, dan saat berdoa ini adalah berdoa bersama Nabi Ismail maka apa yang dibawa oleh Nabi Ismail yang disampaikan kepada umat adalah Islam.
Berkenaan dengan Nabi Ibrahim dan keturunannya yang menunjukkan semuanya Islam yakni pada surat Al-Baqarah ayat 131 -133.
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah! (aslim –bentuk kata kerja) ” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh (aslamtu) kepada Tuhan semesta alam”
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam (muslimun)”
Adakah kamu hadir ketika Ya´qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya (muslimun)”.
(QS. Al-Baqarah : 131 – 133)
Penjelasan :
Makna islam dalam ayat tersebut disebutkan dari kata aslamtu (bentuk kata kerja) artinya Tunduk patuhlah !, dan juga kata aslamtu artinya aku tunduk dan patuh (kepada Allah), dan kata muslimun artinya tunduk kepada-Nya.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 131 menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim tunduk dan Patuh kepada Allah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 132 menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim mewasiatkan kepada Anak-anaknya yakni nabi Ismail dan Ishaq serta Ya’qub (anak dari Nabi Ishaq, dan ini menunjukkan bahwa cucu-cucu Nabi Ibrahim mendapati usia Nabi Ibrahim sehingga mendengar islam ini, wasiat ini).
Dalam surat Al-Baqarah ayat 133 menunjukkan wasiat Nabi Ya’qub kepada anak keturunannya
Dari Istri yang pertama Sarah lahir Nabi Ishaq, dari Nabi Ishaq kemudian memiliki anak yang bernama Nabi Ya’qub, Nabi Ya’qub bergelar Israil dan Nabi Ya’qub memiliki banyak anak sejumlah 12, ke-12 anak ini melahirkan keturunan yang banyak, mereka inilah yang nanti dikenal dengan bani Israil, yang makna intinya adalah bani (anak keturunan) Israil yakni anak keturunan Nabi Ya’qub. Semuanya dalam satu garis dan bertemu dalam satu kakek yakni Ibrahim. Dari Bani Israil muncul agama yahudi dan nasrani. Nenek moyang mereka (yang mereka sekarang mendirikan israel), kalau ditarik keatas itu sejatinya agama mereka adalah Islam. Bagaimana bisa menjadi seperti itu (nasrani dan yahudi) karena syaitan.
Penjelasan Lebih mendalam mengenai surat AL-Baqarah ayat 133
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub (Nabi yang bergelar Israil, sehingga anak keturunannya disebut bani Israil) ,
Apa yang diwasiatkan oleh Nabi Ya’qub ?
Apa yang akan kalian sembah setelah sepeninggalanku ? (lihat jawaban anak-anak keturunannya, untuk menunjukkan status mereka sebagai seorang muslim)
Jadi, 12 anak Nabi Ya’qub jelas mengenal Nabi Ismail (dari ayat ini), karena jawabannya ketika ditanya Nabi Ya’qub sebelum wafatnya. Apa yang akan kalian sembah setelah sepeninggalanku ?, mereka menjawab :
Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu ; Ibrahim, Ismail (mereka mengenal Ismail, apakah Nabi Ismail saat itu tinggal di Palestina ?, tidak , Nabi Ismail tinggal di Mekkah, mereka mengenal keturunan satu kakek dan tahu), dan Ishaq, Tuhan yang Maha Esa yang kami hanya tunduk dan patuh kepadaNya (muslimun).
Apa agama anak-anak Nabi Ya’qub (bani Israil) adalah Islam.
Nabi Ya’qub memiliki empat orang istri dan dari keempat istrinya ini Ya’qub Alaihissalam memperoleh 12 orang anak laki-laki, yakni :
- Dari istrinya Leah, ia dikaruniai Ruben, Syam’un, Lewi, Yahuda, Yasakir, dan Zabulon.
- Dari istrinya Rahel, ia dikaruniai Yusuf dan Bunyamin.
- Dari istrinya Balhah, ia dikaruniai Daan dan Naftali.
- Dari istrinya Zulfa, ia dikarunian Jaad dan Asyir.
Putra-putra Ya’qub inilah yang merupakan cikal bakal bani Israil.
[3] Pernyataan Nabi Yusuf ketika Nabi Yusuf berdoa kepada Allah, ketika diminta diwafatkan dalam keadaan sebagaimana wasiat ayahnya.
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian tabir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam (musliman) dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf : 101)
Nabi Yusuf adalah satu dari 12 anak yang menjadi pokok bani Israil itu, dari 12 anak lahir 12 suku dari 12 suku menjadi ribuan bahkan jutaan.
Setiap mereka dari kekuatannya yang menguatkan sekarang (yang sekarang disebut yahudi dan merupakan generasi terakhir) ;
- Sistem yang menghubungkan darah mereka adalah laki-laki,
- Bahwa mereka selalu menyebut nasab mereka dan mewariskan nasab itu secara tertulis,
- Didoktrinkan kepada mereka bahwa mereka adalah jenis manusia yang berbeda sehingga sikap mereka itu sombong.
- Pernyataan Nabi Musa kepada kaumnya.
“Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri (muslimin) “”. (QS. Yunus : 84)
Doa Nabi Musa redaksinya mirip Doa Nabi Yusuf,
“Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu (Muslimin) “”. (QS. Al-A’raf : 126)
Diantara keturunan bani Israil itu, generasi berikutnya yang akan memimpin Palestina hingga sampai puncak kejayaannya bani Israil yakni pada zaman Nabi Sulaiman.
Sekarang kita Ingin tahu, apa agama Nabi Sulaiman dan apa yang disampaikan Nabi Sulaiman ? kalau kita merujuk ayat kita akan yakin bahwa agama Nabi Sulaiman adalah Islam, di ayat mana kata kunci islam muncul yakni di surat An-Naml ayat 44 tentang pernyataan pernyataan Ratu Bilqis saat ia menyerah dan tunduk.
[5] Pernyataan Ratu Bilqis saat ia menyerah dan tunduk,
“Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri (aslamtu –betnuk kata kerja) bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam””. (QS. An-Naml : 44)
Pernyataan Ratu Bilqis untuk menjelaskan bahwa agama Nabi Sulaiman dan kaumnya adalah Islam. Dan Ratu Bilqis melihat apa yang telah gamblang dihadapannya ketika itu memasuki Istana Nabi Sulaiman dan melihat kebesarannya dan itu tidak membuat Nabi Sulaiman berbangga terhadap apa yang dimilikinya secara materi.
Tetapi sebagaimana didalam surat yang dikirimnya pertama kali (kepada Ratu Bilqis) ;
“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. “ (QS. An-Naml : 30)
Secara keseluruhan agama bani Israil dulu adalah Islam.
Mengapa nama agama sekarang ini (bagi keturunan terakhir bani Israil) nisbahnya tidak kepada Israil tetapi kepada Yahudi. Tetapi kalau untuk menguatkan kesukuan-etnis mereka, mereka mengambil nama nenek moyangnya Israil. Mereka tidak mau disebut yahudi karena sulit bersatu.
Kalau ditanya agama Nabi-Nabi bani Israil, pada bani Israil banyak nama Nabi-Nabi yang tidak disebut , tetapi dalam riwayat Israiliyat disebut Daniel, Samuel dan Nama-nama yang lain. Dan ada juga Uzair (dalam al-Qur’an disebut).
Secara umum agama bani Israil adalah Islam (terdapat kata kunci islam dalam ayat tersebut yakni kata aslamuu) yakni di surat al-Maidah : 44
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri kepada Allah (aslamuu) , oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah : 44)
[6] Penolong Nabi Isa adalah Kaum Hawariy, agama orang hawariyy adalah Islam.
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimuun).” (QS. Ali-Imran : 52)
“Dan (ingatlah), ketika Aku (Allah) ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia (Hawariyy): “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanmu (muslimuun)”.” (QS. Al-Maidah : 111)
Yang menyimpang itu tidak dinisbahkan kepada Nabi Isa tetapi dinisbahkan kepada kampungnya Nazareth menjadi Nashara karena disitu titik tolak penyimpangannya. Sehingga tidak seperti yang disampaikan Nabi Isa. Orang-orang sepeninggal Isa-lah yang merubah agama (din) yang telah diajarkan Nabi Isa.
[7] Agama Islam, agama yang diturunkan kepada Rasulullah.
“Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri kepada Allah (aslama), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik””. (QS. Al-An’am : 14)
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah (muslimiin)”.
(QS. Al-An’am : 162 – 163)
Rasulullah diutus untuk seluruh umat manusia seluruhnya.
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ : 28)
Rasulullah diutus sebagai rahmat seluruh alam (menunjukkan syumuliyah).
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa : 107)
Ditegaskan Allah bahwa setelah rasulullah, bahwa tidak ada Nabi dan rasul lagi dan bagi yang mencari agama selain Islam maka tertolak.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali-Imran : 19)
Pengikut Nabi-Nabi sebelumnya rasulullah yang mendapati zaman Rasulullah harus merujuk kepada Rasulullah, karena rasulullah penutup para Nabi dan para Rasul.
“Demi Dzat yang diriku dalam genggamannya, Tidak seorangpun dari umat ini baik yahudi ataupun nasrani yang mendengar berita tentang kerasulanku ini kemudian dia tidak berikan kepada yang aku bawa kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Rasulullah telah menuntaskan risalah ini. Risalah ini kitalah umatnya yang mewarisinya. Tugas kitalah yang melanjutkan risalah ini sebagai pedoman hidup dan sistem hidup dan juga dalam menyampaikannya.
wallahu a’lam bishshawab