Bagi sedikit orang, berbicara di depan publik adalah hal yang biasa. Tapi, untuk sebagian besar dari kita, yang ada malah sebaliknya. Ketika berdiri dan menyampaikan pendapat di depan banyak orang, yang boleh jadi lebih berpengetahuan, lebih berpengalaman, atau lebih berpengaruh dari kita, justru adalah penderitaan.
Faktanya, pernahkah Anda jumpai seseorang yang mampu mendapatkan derajat tinggi dan mempertahankannya, tanpa keahlian berbicara secara efektif di depan publik?
Hari ini, public speaking alias keahlian berbicara di publik, berfungsi seperti elevator naik pemasti keberhasilan apa pun impian hidup Anda. Karena, public speaking adalah senjata percepatan karier. Dari dua pribadi, yang sebanding dalam memiliki keahlian operasional, manajemen, dan kepemimpinan. Kepiawaian berbicara di depan publik, akan menjadi roket pelesat karir salah satunya.
Karena, public speaking adalah sebuah karir itu sendiri. Perhatikan, betapa perusahaan/organisasi sangat membutuhkan keberadaan seseorang dengan keterampilan berbicara di publik. Yang berguna sebagai jembatan pelayanan antara organisasi dengan pasar yang saling menghargai. Maka, mudah Anda bayangkan seperti apa dampak baiknya bagi kehidupan pribadi tersebut. Andakah orangnya?
Karena, public speaking ialah keterampilan hidup yang sangat menguntungkan si pemilik. Bagi siapa pun Anda, dalam posisi apa pun di sebuah organisasi. Bahkan, bagi seorang pemula sekalipun.
Tidakkah, Anda pernah berimajinasi betapa beruntungnya Anda, ketika menjadi pembicara publik yang dihormati dan dihargai tinggi. Saya sarankan, Anda dapat segera gunakan panduan praktis 3 langkah di bawah ini, untuk membangun karir dan keahlian sebagai pembicara publik.
1. Self Mastery
Saya tahu, setiap dari kita memiliki cara masing-masing untuk grogi, takut, atau pun khawatir. Termasuk, saat menjelang, sedang, atau seusai berbicara di publik.
Kenalilah tanda-tanda itu, mengertilah alasan di balik itu semua. Dan, jadikanlah pengalaman pribadi itu sebagai pintu keluar untuk mendesain satu paket pribadi yang baru. Gunakan pendekatan tranformatif-dan-utuh untuk selesaikan bagian ini. Jadinya, Anda tidak membuang apa pun fenomena dan perasaan negatif itu. Sebut saja: cemas, grogi, takut lupa, khawatir tanpa alasan, keringat dingin, pucat, tiba-tiba kedinginan, (atau, mungkin Anda bisa sebutkan yang lainnya). Tapi, Anda malah bersahabat dengan mereka. Kok bisa, bersahabat? Benar, saat Anda lebih terlatih menguasai berbagai warna perasaan, Anda pun lebih mahir melukiskannya dalam bentuk pelangi percakapan yang lebih semarak. Seperti syair lagu yang mungkin masih Anda ingat, “Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu.”
Ringankan beban perjalanan hidup Anda di masa depan. Dengan mengubah pengalaman Anda di masa lalu, sebagai modal berharga dan cermin kebijaksanaan dalam melangkah. Kita bisa lebih menikmati hidup, saat menguasai pikiran-dan-perasaan pribadi. Dan, persis seperti itulah yang ditampilkan secara mantap oleh seorang pembicara publik yang terlatih.
2. Art of Communication
Seni berkomunikasi! Mengapa disebut demikian. Anda tahu, komunikasi tak hanya tentang keakraban hubungan. Tapi juga, pesan yang disampaikan, cara sebuah gagasan disajikan, dan dampak yang secara tepat ingin dihasilkan.
Begitu Anda sadari, saat ini kita berada di tengah perang besar, bernama perebutan perhatian. Maka, sudahkah Anda lebih mampu menggaet dan mempertahankan perhatian dari teman bicara Anda, sejak menit pertama? Sudahkah Anda terlepas dari jeratan “kutukan pengetahuan”? Sudahkah Anda lihai menggelindingkan satu gagasan ke gagasan lainnya, sehingga transisi perpindahannya terasa sangat mulus dan lembut?
3. Art of Presentation
Pernahkah Anda perhatikan, dari banyak iklan yang memborbardir pikiran, hanya sedikit sekali yang mampu melekat dalam benak kita. Jika diibaratkan seperti iklan, apakah pidato, seminar, presentasi yang kita sajikan lebih mudah dilupakan, atau laksana perangko yang sangat melekat menyertai perjalanan surat ke tempat tujuan?
Setelah penguasaan diri dan komunikasi antar pribadi yang efektif. Saatnya, kita menyuguhkan gagasan dengan strategi yang mampu melekatkannya ke benak pendengar. Sebagai pembicara publik, kita ingin terjadi kesesuaian antara identitas pribadi, pesan dan harapan yang kita miliki, dengan model pikiran-dan-perasaan audiens. Keselarasan itu mutlak membutuhkan jalan bebas hambatan, berupa presentasi yang pas! Itulah kenapa, cepat atau lambat Anda akan mengerti bahwa presentasi di tangan sang ahli ialah sebuah seni. Penggunaan strategi, kiat-kiat praktis, dan humor yang tepat terjadi sempurna, layaknya racikan aneka bumbu dan bahan di tangan seorang chef yang handal.
Pembicara publik yang handal, terlatih memahat pesan terpentingnya. Pembicara publik yang handal, terampil menampilkan bingkai dan isi pidatonya. Pembicara publik yang handal, mampu secara halus membekaskan perubahan positif bagi pendengarnya.
Itu semua mudah didapat, dalam pelatihan yang tepat! Anda pun dapat menikmatinya. Jika belum dapat, berlatih bersama adalah jawabannya.
Tapi, taksekedar berlatih. Berlatihlah dalam pengkondisian lingkungan yang tepat, untuk akselerasi perbaikan sikap dan keahlian Anda. Berlatihlah bersama sobat belajar yang memberdayakan. Berlatihlah yang benar, setelah itu, berlatih secara benar.
Seperti tiada manfaat melatih gajah memanjat. Jadi jika, Anda lebih sukai dan mampu bercerita, akan lebih tepat gunakannya sebagai modal melatih keahlian Anda berbicara di publik. Daripada melatih Anda, untuk harus terampil menggunakan gaya bercakap-cakap model tanya-jawab.
Wah, sekarang sepertinya Anda lebih memahami esensi dari modeling. Amati, tiru, modifikasi. Amati dengan tulus. Tirulah sebaik mungkin. Dan tirulah dengan lebih baik, modifikasilah dengan kreatif.
Sampai di sini, saya sudah meyakinkan Anda betapa penting menguasai keahlian berbicara di publik. Anda juga telah membaca 3 strategi dasar menguasai keahlian berbicara di publik. Dengan sungguh-sungguh, saya berharap dapat berjumpa dengan Anda, dan kemudian menjadi sobat berlatih Anda, menguasai keahlian berbicara di publik. Sementara itu, teruslah rajin membaca berbagai artikel di Fimadani.