TNI dan Kepemimpinan Efektif

Dulu, saya sempat bercita-cita menjadi seorang Jenderal Bintang 4. Pun sempat menghafal dengan sukacita, jenjang kepangkatan keprajuritan TNI. Seingat saya, di jajaran pangkat bintang, ialah Brigadir Jenderal; Mayor Jenderal; Letnan Jenderal; dan tentu saja Jenderal. Ini terjadi lebih karena saya terinfeksi kisah kepahlawanan Panglima Besar, Jendral Sudirman. Lebih dari sekedar kisah hidup beliau, saya pun memiliki satu koleksi khusus seputar kepahlawanan. Ada buku 60 pahlawan nasional. Ada sepaket mainan anak dalam tema perang-perangan, dan beragam permainan anak-anak yang sejenisnya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, saya pun mengalokasikan waktu, tenaga, dan pikiran agar kelak bisa bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang. Sebuah sekolah yang didesain khusus bagi para calon pemimpin masa depan bangsa.

Meski gagal diterima masuk ke SMA yang bonafide itu, saya tetap bersyukur karena hingga hari ini, gelora kecintaan terhadap nusantara masih sedemikian membaranya. Dan, seingatku, tanggal 5 Oktober adalah hari yang diperingati sebagai kelahiran TNI. Tulisan ini ditulis dalam upaya memperingati hal itu, terutama dalam memberi solusi, betapa negeri ini membutuhkan lebih banyak pemimpin efektif. Formal ataupun informal. Bagaimana jika kita memulainya dari kriteria pemimpin yang efektif? Selamat membaca.

7 Faktor Kritis Kepemimpinan Efektif

Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengikut. Pemimpin efektif tidak bertanya: “Apa yang ingin saya lakukan?” Sebagai gantinya, mereka bertanya, “Apa yang perlu dilakukan?” Lantas, mereka bertanya, “Dari semua hal yang akan membuat perbedaan itu, mana yang tepat untuk saya?” Pemimpin efektif tidak mengerjakan hal-hal yang tidak mereka kuasai. Pemimpin efektif memastikan hal-hal penting lainnya dikerjakan dengan tuntas, tetapi bukan oleh mereka.

Kepemimpinan bukan sekedar kepribadian yang memikat, bukan pula kemampuan berteman atau mempengaruhi orang. Karena hal-hal itu adalah hal-hal yang dimiliki penjual, bukan pemimpin. Kepemimpinan adalah mengangkat visi seseorang menjadi lebih tinggi, meningkatkan standar kinerja seseorang, dan membangun kepribadian seseorang melebihi batasan normalnya.

Para pemimpin yang benar-benar efektif lebih tertarik pada apa yang benar ketimbang siapa yang benar. Manajemen adalah mengerjakan hal-hal dengan benar. Kepemimpinan adalah melakukan hal-hal yang benar, dan itu diikuti oleh banyak faktor.

Kita bisa mengenali karakter dan kecenderungan pemimpin efektif sebagai berikut:

1. Berkarakter dan berani.

Inilah dua karakteristik fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin efektif. Pemimpin efektif memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Ia adalah orang yang menjalankan perkataannya. Melaluilah karakter-lah kepemimpinan bisa dilatihkan, karakter-lah yang menjadi contoh.

Seorang pemimpin juga membutuhkan keberanian yang di atas rata-rata untuk membuat keputusan-keputusan sulit. Diperlukan keberanian yang luar biasa, untuk mengabaikan hari kemarin, meninggalkan hal-hal di mana Anda sebagai pemimpin memiliki kepentingan pribadi, atau untuk mengubah arah saat di tengah jalan.

2. Menciptakan visi dan misi yang jelas.

Seorang pemimpin efektif melukis gambar garis akhir yang jelas. Pemimpin efektif menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan sekaligus memelihara standar. Pemimpin efektif sadar betul bahwa ia tidak bisa mengendalikan semesta, namun, sebelum ia menerima kompromi, pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan. Tugas utama seorang pemimpin adalah meniup trompet yang menyuarakan bunyi yang sangat jelas.

3. Menanamkan loyalitas.

Pemimpin efektif menginspirasi loyalitas bagi seluruh jajarannya. Karena loyalitas tidak bisa dibeli, maka seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha. Dalam perjalanan mendapatkan kesetiaan, pemimpin harus menetapkan standar yang tinggi, sekaligus –dalam saat yang bersamaan– menjadi teladan berjalan bagi bawahannya, ia juga berusaha maksimal untuk tidak melanggar nilai-nilai organisasi. Pemimpin yang hidup berdasarkan nilai-nilai organisasi bisa memotivasi anak buahnya untuk menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Hanya karena mampu menginspirasikan loyalitas-lah, moral anak buah akan meningkat. Yang pada akhirnya, akan melejitkan kinerja mereka.

Seorang pemimpin efektif memahami bahwa loyalitas adalah jalan dua arah. Dengan demikian, pemimpin harus mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan dengan bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian masukan yang positif.

4. Berfokus pada kekuatan.

Pemimpin efektif berfokus pada kekuatan: kekuatan mereka sendiri, kekuatan orang lain, dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin efektif membuat “kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan.” Itulah sebabnya pemimpin efektif mengharuskan dirinya membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya, ide-ide segar tiap pribadi melebur dalam akumulasi akal kolektif, dan kreativitas individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.

5. Tidak takut pada bawahan yang kuat.

Pemimpin efektif sepenuhnya memegang kesadaran betapa ia bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan, kesehatan, dan keberlanjutan organisasi. Sehingga, ia tidak takut pada kekuatan yang dimiliki teman, bahkan bawahan. Tetapi, pemimpin yang ngawur takut akan hal itu. Sebaliknya, pemimpin efektif menginginkan rekan-rekan yang kuat. Ia menyemangati mereka, mendorong mereka, dan memuji mereka.

Karena pemimpin efektif bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat rekan dan bawahannya, ia juga melihat kemenangan rekan dan bawahan sebagai kemenangannya, dan yang terpenting, tidak menganggapnya sebagai ancaman. Kesuksesan anak buah adalah kesuksesan pemimpin juga.

6. Bersikap konsisten.

Syarat terakhir untuk menjadi pemimpin efektif adalah meraih kepercayaan pengikut. Saat seseorang kehilangan kepercayaan, ia kehilangan pengikutnya –sehingga– memustahilkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.

Mempercayai pemimpin bukan berarti menyukainya, bukan pula senantiasa setuju dengannya. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sang pemimpin bersungguh-sungguh pada apa yang dikatakannya. Tindakan seorang pemimpin dan kepercayaan yang dianutnya harus sejajar, atau setidaknya sesuai. Kepemimpinan efektif tidak didasarkan pada kepandaian seorang pemimpin, tapi terutama pada konsistensi-nya!

7. Mempersiapkan pemimpin masa depan.

Para pemimpin terbaik tahu bahwa di pundak mereka-lah terletak tanggung jawab untuk mengembangkan pemimpin yang akan memandu organisasi mereka di masa depan. Mereka paham betul bahwa perkembangan kepemimpinan merupakan kunci bagi masa depan (perusahaan, organisasi nirlaba, dan juga bangsa tentunya!).

Setiap pemimpin efektif paham bahwa ujian terakhir kepemimpinan adalah menciptakan energi dan visi insani.

Semoga tulisan pembuka dari serial kepemimpinan ala nusantara ini berguna bagi lahirnya semakin banyak pemimpin efektif. Dan sekali lagi, selamat bagi TNI.

Dirgahayu TNI, Jayalah Negeriku, indONEsia!

Oleh: Rio Purboyo, Sidoarjo.
Seorang trainer dan motivator.
BlogFacebook