Meski tipis dan ringan, laptop jenis “Ultrabook” masih belum terlalu diminati karena harganya kelewat mahal untuk kantong konsumen, terutama di Indonesia.
Namun, hal itu akan segera berubah karena Ultrabook versi murah sedang disiapkan.
Intel, raksasa mikrochip yang gencar mempromosikan Ultrabook, akan meluncurkan prosesor Celeron Ultra-Low-Voltage (ULV) tipe 877 dan 807 yang masing-masing dihargai 86 dan 70 dollar Amerika.
Jauh lebih murah dibandingkan prosesor Core i7-3720QM seharga 378 dolar yang digunakan oleh Ultrabook kelas atas.
Prosesor Intel Celeron 807 menggunakan satu inti yang bekerja pada kecepatan 1,5 GHz, sementara Celeron 877 adalah prosesor berinti ganda (dual-core) berkecepatan 1,4 GHz.
Embel-embel “ULV” pada kedua prosesor baru tersebut mengacu pada konsumsi daya rendah yang disebut hanya sebesar 17 watt. Keduanya memiliki basis arsitektur “Sandy Bridge” dan dibuat dengan proses fabrikasi 32 nm.
Dengan prosesor-prosesor murah ini, para produsen pun bisa menekan harga Ultrabook hingga 700 dollar AS atau sekitar Rp 6,5 juta saat produk laptop dengan dua prosesor tersebut dijadwalkan meluncur pertama kali pada kuartal ketiga tahun ini.
Pada akhir 2012 atau awal 2013, kisaran harganya bisa mencapai 600 dollar AS atau sekitar Rp 5,5 juta.
Lebih jauh, Intel juga dikabarkan sedang mendorong penggunaan baterai jenis baru untuk Ultrabook demi menekan harga. Salah satunya adalah baterai prismatic lithium-ion yang berbentuk tipis dan sudah digunakan oleh Lenovo dalam jumlah terbatas di Ultrabook IdeaPad 530 miliknya.
Di segmen laptop murah, Intel menghadapi persaingan dari AMD yang mengusung prosesor seri A-10 “Trinity” lewat laptop tipis “Ultrathin”. Laptop Ultrathin disebut-sebut akan dijual dengan harga kisaran 600 dolar Amerika.