“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf: 111)
Ustadz Rahmat Abdullah, dalam pengantar buku Al Manhaj Al Haraki lis Siratin Nabawiyah, menerangkan bahwa umumnya kajian keilmuan terbagi dalam tiga kerangka besar: aqidah, fiqih, dan akhlak. Ketiga kajian ini awalnya dirasa cukup untuk membentuk manusia muslim yang paripurna, insan kamil. Manusia yang memiliki perasaan, pemikiran, dan penghambaan atas dasar tauhid kepada Allah. Manusia yang bergerak dan beribadah dengan cara yang benar dan shahih kepada Allah. Manusia yang memiliki moralitas dan jiwa yang berpendar di atas jalan kefithrahannya.
Namun, pada ketiga kajian itu ada hal yang terputus. Yakni satu tali rantai pengikat nan kokoh yang menghubungkan ketiga kerangka kajian keislaman itu. Tali itu adalah sirah nabawiyah. Sebuah kajian yang menjadi alur bagi penerapan dan kontekstualisasi ketiga konsep kerangka kajian tersebut.
“Tujuan mengkaji sirah nabawiyah,” kata DR. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi dalam Fiqhus Sirah, Dirasat Manhajiyah ‘Ilmiayah lis Siratil Musthafa ‘Alaihi was Salam, “Ialah agar setiap Muslim memperoleh gambaran tentang hakikat Islam secara paripurna, yang tercermin dalam kehidupan Nabi shalallahu ‘alaihi was salam, sesudah ia dipahami secara konsepsional sebagai prinsip, kaidah, dan hukum. Sirah nabawiyah hanya merupakan upaya aplikatif yang bertujuan untuk memperjelas hakikat Islam secara utuh dan keteladanannya yang tertinggi, Muhammad shalallahu ‘alaihi was salam.”
Hal ini merupakan konsep pengejawantahan Al Qur’an di dalam kehidupan, yang dipraktikkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi was salam sebagai teladan tertinggi yang menyampaikan risalah Allah di muka bumi. Tidaklah mungkin sebuah dapat diterima dan dilaksanakan dengan sempurna tanpa adanya prototype yang menjadi teladan bagi pengikutnya. Dengan kata lain, sirah nabawiyah merupakan aplikasi nyata dari nilai-nilai qur’ani.
Ustadz Hepi Andi Bastoni, Lc, MA, akan menerangkan mengenai urgensi mempelajari sirah nabawiyah dalam video yang diproduksi oleh Ummat TV.