Waktu Adzan yang Salah

Di suatu desa didirikanlah sebuah masjid yang terlihat kokoh dan gagah. Tapi, masjid tersebut tak segagah dan sekokoh orang-orang yang menyemarakkannya. Setiap kali adzan berkumandang, hanya segelintir orang yang mampu menggerakkan hati dan kakinya untuk melangkah menuju panggilan-Nya.

Segelintir orang itu pun bisa dipastikan hanya orang-orang yang berusia lanjut yang memaksakan diri sebab mereka tersadarkan bahwa hidup mereka tidak akan lama lagi sehingga ibadah dan amal kebaikan yang akan dijadikan bekal pada saat kelak tutup usia.

Kemanakah pada kaum muda desa tersebut? Ketika lima waktu adzan berkumandang, bisa dipastikan hanya orang sama yang mengisi shaf-shaf yang ada. Terlihat masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama kawula muda untuk melaksanakan sholat secara berjamaah di masjid yang telah didirikan.

Beberapa minggu yang lalu, penjaga sekaligus muadzin masjid tersebut digantikan oleh seorang anak muda lulusan pesantren. Walaupun baru lulus tetapi ilmu dan wawasannya terkait agama bisa dikatakan sangat mumpuni.

Melihat realita dan kondisi yang ada di masjid, semakin hari semakin berkurang pula jamaah yang sholat di masjid, dia berpikir keras untuk mengingatkan warga dengan cara yang halus agar bisa bersama-sama meramaikan masjid dengan berbagai ibadah diantaranya adalah sholat berjamaah.

Dua hari berlalu, hati sang mudzin semakin gelisah melihat fenomena yang terjadi di desa tersebut. Akhirnya dia memutuskan untuk melaksanakan rencana kreatif yang tak semua orang mampu memahaminya.

Adzan Subuh, Zhuhur, Asyar, Magrib berlalu. Berkumandang tepat pada waktunya. Setelah sholat Magrib dikerjakan. Selang beberapa menit sang muadzin, mengumandangkan adzan Isya. Serontak, seluruh warga kaget dengan suara adzan yang berkumandang bukan pada waktunya.

Berbondong-bondong warga menuju masjid tersebut untuk menegur dan memberitahukan bahwa sekarang belum masuk waktunya sholat Isya. Hampir seluruh warga satu desa itu panik dan mereka semua meninggalkan semua aktivitas yang dikerjakan.

Setelah mereka tiba di depan masjid, dengan suara lantang salah seorang warga memanggil sang pemuda agar keluar dari masjid. Dia pun keluar, akhirnya terjadilah percakapan diantara warga dan sang muadzin,

“Belum saatnya adzan Isya berkumandang, kenapa kamu malah adzan, apakah kamu tidak tahu waktu sholat atau kamu tidak melihat jam yang ada di dinding?”

Dengan tenang sang pemuda menjawab, “Ketika saya mengumandangkan adzan tepat pada waktunya kalian tidak akan beramai-ramai datang ke masjid, tapi sekarang saya adzan sebelum waktunya kalian semua beramai-ramai pergi ke masjid”

“Jika tidak dengan cara ini saya tidak akan bisa menyadarkan kalian semua untuk beramai-ramai sholat di masjid ini”, imbuhnya saat mengakhiri percakapan.