Wanita sebaiknya tidak bekerja di shift malam. Kali ini alasannya bukan karena keamanan, namun karena penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan meningkatnya risiko kanker pada wanita yang bekerja di malam hari.
Seperti diberitakan di WebMD, sebuah penelitian menunjukkan, 40% wanita di Denmark yang bekerja di shift malam lebih cenderung terkena kanker payudara daripada wanita yang bekerja di terang hari. Risiko ini meningkat dua kali lipat pada wanita yang lebih sering bekerja di shift malam dalam jangka waktu yang lama, yaitu setidaknya tiga kali seminggu selama enam tahun atau lebih.
Kurang dari itu, semisal dua malam per minggu, tidak memengaruhi risiko terkena kanker karena jam ritme tubuh belum terganggu. Risiko kanker payudara lebih tinggi pada orang-orang yang biasa bekerja di pagi hari, yaitu morning people, yang kemudian sering bekerja di shift malam untuk jangka waktu yang lama.
Penyebab dan proses timbulnya kanker dari bekerja di malam hari masih belum jelas, namun pada tahun 2007 International Agency for Research on Cancer menemukan bahwa shift kerja bisa mengganggu jam biologis tubuh atau ritme circadian, yang berakibat pada timbulnya kanker. Gangguan ini salah satunya adalah berkurangnya produksi hormon melatonin.
Marisa Weiss, MD, pendiri dan ketua Breastcancer.org menjelaskan, dampak ini kemungkinan adalah kombinasi akibat dari kurangnya tidur yang berkualitas dan banyaknya paparan cahaya di malam hari yang menyebabkan produksi melatonin berkurang. Melatonin diyakini berperan penting dalam regulasi pertumbuhan sel normal.
Dengan penemuan ini wanita harus menghindari jam kerja yang tidak normal agar bisa menerapkan pola hidup yang sehat dengan tidur cukup di malam hari. Umumnya wanita yang bekerja di malam hari juga tidak tidur cukup di pagi atau siang hari, sehingga jumlah istirahatnya tidak tergantikan ketika tidak bekerja. Stres dan kurang tidur ini sangat tidak baik untuk kesehatan, terutama kesehatan reproduksi dan juga kulit Anda.