Doa Rasulullah untuk Bunda ‘Aisyah

Diriwayatkan dari ‘Aisyah dia berkata: Saat kulihat perasaan hati Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sedang senang, aku pun berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku!”

Maka beliau pun berkata …

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ ، وَمَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ

“Ya Allah, ampunilah dosa ‘Aisyah yang terdahulu dan yang kemudian, yang tersembunyi dan yang terang-terangan.”

(Mendengar itu) ‘Aisyah pun tertawa sampai-sampai kepalanya tersandar di pangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantaran tawanya itu.

Beliau pun bertanya, “Apakah doaku membuatmu senang?”

‘Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin aku tak bergembira dengan doamu?”

Beliau bersabda, “Demi Allah, itu adalah doaku untuk umatku pada setiap shalatku.”

Sanad Hadits

Dikeluarkan oleh Al Bazzar di dalam Musnad-nya (2658 –Kasy al-Astar): Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Manshur, telah bercerita kepada kami Harun bin Ma’ruf, telah bercerita kepada kami Ibn Wahb, telah berkabar kepadaku Haiwah dari Abu Shakhr dari Ibn Qusaith dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah….

Imam Al Bazzar berkata, “Hadits ini tidak diriwayatkan kecuali dari ‘Aisyah, dan tidak pula diriwayatkan dari ‘Aisyah kecuali dengan sanad ini.”

Penulis Silsilah Hadits Shahih berkata:

Dan sanad ini hasan. Para perawinya tsiqat, yakni para perawi Imam Muslim selain Ahmad bin Manshur. Ahmad bin Manshur ini adalah Ar Ramadi, salah seorang guru dari Ibn Majah, dan Ar Ramadi ini adalah orang yang tsiqah, ddan kalau saja bukan karena ada sedikit pembicaraan pada diri Abu Shakhr -namanya adalah Humaid bin Ziyad- dalam masalah hafalannya, tentu akan kukatakan shahih hadits ini.

Imam adz-Dzahabi berkata di kitab al-Kasyif: “Diperselisihkan keadannya.”

Berkata Ahmad: “laisa bihi ba’s,”

Berkata Al Hafidz dalam At Taqrib: “Shaduq yang tertuduh.”

Dan disebutkan dalam Zawaaid Al Bazaar: “Shahih.” Dan tidak lepas dari sikap tasahul-nya dan selainnya.

Berkata Al Haitsami: “Perawi Al Bazaar rijalnya adalah rijal shahih kecuali Ahmad bin Manshuur dia tsiqah….”