Dua Kesenangan yang Tidak Mungkin Bertemu

Dua kesenangan yang tidak dapat bertemu, yaitu “halaawatatul ibaadati” kesenangan ibadah dengan “himmatussyahawaati” Kesenangan ma’siyat.

Seorang mu’min yang sangat khusyu’ sholatnya, maka ia sangat membenci ma’siyat. “Bagaimana ma’siyat ditatap Allah” (QS Al Ankabut 45).

Demikian sebaliknya seseorang yang hobby berzina, menipu, mabuk dan sebagainya yang tidak punya rasa malu kepada Allah yang menatapnya, pasti ia tidak senang ibadah. Kalau ibadah, ibadahnya malas malasan, sekedar saja, akhir waktu dan ia melakukan dg sangat berat “qoomu kuasaala” (QS An Nisa 143).
image

Allah tegaskan perbedaan mereka yang taat dengan mereka yang ma’siyat serta akhir tempat di akhirat kelak. Bagi yang taat, Allah meridhoinya untuk menikmati surga, sebaliknya bagi si ma’siyat, siksa yang pedih di Neraka Jahanam (QS As Sajadah 18-20).

Rasulullah bersabda, “Jalan ke surga banyak hal yang syhawatmu tidak menyukainya, tetapi jalan ke neraka adalah hal hal yang syahwatmu sangat menyukainya.”

Sahabatku sholehku, sekarang ada dua pilihan sementara waktu yang Allah berikan untuk mengumpulkan bekal di akhirat selama lamanya terlalu sebentar.

Bersyukur masih ada sisa umur sedikit, ayo sahabatku semangat taat, sibukkan diri dangan amal sholeh, bersahabat dg sahabat sholeh yang memacu semangat kesholehan kita, bangunlah sholat malam, penuhi undangan Allah berjamaah di RumahNya, tadabburkan Alqur’an, hadirilah majlis ilmu karena cara paling jitu menghancurkan kebodohon kita, jaga wudhu dan zikir selalu, jauhi lingkungan atau kesempatan yang membuat kita tergoda. Kan tidak lama di dunia, sabarlah dalam taat. Jangan dari jalan enak sesaat tetapi panjang penderitaannya.

Bacalah kalam Allah ini dengan iman, dengan sungguh sungguh, “Adapun mereka yang takut kepada Allah, lalu menundukkan nafsunya untuk patuh kepada Allah, maka sungguh Syurgalah untuknya” (QS An Naziyat 40-41).

Allahumma ya Allah tetapkanlah hidupkan kami dalam ketaqwaan kepadaMU, dan berilah kepada kami kelezatan ISTIQOMAH di jalanMu… Aamiin.

Ustadz Muhammad Arifin Ilham