Jalan Menuju Solidaritas Ekonomi Islam

Abad ke-15 Hijriyah disebut-sebut sebagai abad kebangkitan Islam dengan melihat berbagai gejala yang tumbuh pesat di kalangan umat Islam, baik yang bersifat pemikiran ataupun tingkah laku. Selain itu, kebangkitan Islam ini juga terlihat dari meningkatnya serangan dan tantangan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Semua yang berbau Islam disebut sebagai fundamentalis, fanastis, teroris dan segudang istilah menyesatkan lainnya.

Kondisi umat Islam dewasa ini memang kurang menguntungkan, baik dari sisi politik, ekonomi ataupun sosial. Hal ini bisa terjadsi karena lemahnya komitmen mereka terhadap ajaran Islam dan pudarnya semangat Islam yang sempat dikobarkan pada seabad lalu dan acuh tak acuhnya umat Islam yang menyebabkan lemahnya persaudaraan Islam. Maka perlu diserukan kembali agar umat Islam, baik individu maupun masyarakat, kembali kepada ajaran Islam yang benar dan memikul tanggung jawab risalah Islam di muka bumi ini. Setiap muslim dituntut agar berbuat sesuai dengan potensi dan kedudukannya demi kejayaan Islam.

Umat Islam adalah bangsa yang satu. Meskipun sekarang masih terasa sulit untuk mencapai persatuan tetapi bisa kita bangun dengan konsep solidaritas Islam yang diarahkan sebagai jalan menuju persatuan. Palestina menjadi pelajaran berharga untuk menunjukkan lemahnya solidaritas umat Islam di dunia.

Kaitannya dengan ekonomi Islam yang menjadi fokus tulisan ini, hendaknya umat Islam memiliki kekuatan ekonomi yang independen tanpa harus bergantung kepada kekuatan ekonomi dunia yang dikuasai oleh zionis. Untuk itu ada beberapa hal yang bisa dilaksanaan negara-negara Islam untuk membangun ekonomi bersama seperti, membangun kerja sama perdagangan dengan negara-negara Timur Tengah, membuat lembaga ekonomi internasional dan membuat pasa bersama. Mari menyimak keterangan selengkapnya.

Sebab-sebab sulitnya ekonomi umat Islam

Faktor Internal

Kebanyakan timbul dari faktor manusianya. Manusia adalah faktor terpenting karena dia penentu kebijaksanaan politik, ekonomi, moral dan lain sebagainya. Dalam hal ini Allah swt menyebutkan bahwa kerusakan di darat dan di laut akibat dari ulah tangan-tangan manusia. (Qs Ar Rum: 41).

Faktor Eksternal

  1. Kurang aktif berproduksi disebabkan oleh pengangguran, kebodohan, dan kurangnya memanfaatkan kekayaan alam.
  2. Buruknya distribusi, adanya manipulasi, monopoli, menimbun kekayaan dan exploitasi.
  3. Konsumerisme yang negatif, pemborosan dalam satu pihak dan kemiskinan di pihak yang lain.

Menurut Ibnu Muqaffa’ bahwa orang yang mencari dunia (sebagai kegiatan perekonomian) pasti mencari tiga hal yaitu kelapangan rizqi, kedudukan di sisi manusia dan bekal akhirat. Dan keberhasilannya tergantung pada empat hal yaitu:

  1. Mencari harta dengan cara yang baik.
  2. Memanajemeni harta yang sudah diperoleh dengan baik.
  3. Menginvetasikan harta dalam berbagai kegiatan bisnis.
  4. Mengeluarkan harta untuk sanak saudara agar bermanfaat bagi akhirat. Barang siapa tidak mengindahkan cara-cara di atas berarti tidak memiliki apa-apa.

Selanjutnya ada beberapa langkah-langkah kerja sama yang dapat dilakukan untuk membangun ekonomi dunia Islam.

Perdagangan Indonesia Timur Tengah

Dunia Islam pada umumnya mempunyai kekayaan alam dan sumber daya manusia yang luar biasa jumlahnya. Kekuatan energi minyak yang dimiliki oleh negara-negara Arab adalah kunci utama kekayaan material yang melimpah dan lazim disebut petro dolar. Sumber daya manusia dunia Islam pun sangat melimpah seperti Indonesia, Pakistan dan lain-lain, hanya saja distribusi dari tenaga tersebut belum terlalu efisien. Bila kedua sumber kekuatan ekonomi itu menyatu padu disertai manajemen dan teknologi yang memadai akan menghasilkan kekuatan ekonomi di dunia internasional.

Sampai saat ini dunia Islam masih tergolong mundur ekonominya, disebabkan kurangnya optimalisasi sumber daya dan manusianya. Menurut Dr. Ahmad Watik, hakikat pengembangan SDM adalah upaya untuk mewujudkan dan mengembangkan seluruh daya manusia secara terpadu untuk mencapai kompetensinya sebaga subyek pembangunan maupun kekayaan insaninya sebagai objek.

Tersedianya sumber daya manusia yang terampil butuh suatu proses yang panjang. Peranan lembaga-lembaga pendidikan tinggi sangat strategis untuk menghasilkan lulusan yang siap melakukan perubahan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, menghasilkan penelitian dan kajian yang siap diterapkan dalam realita nyata.

Membuat Lembaga Ekonomi Internasional

Dalam menggalang kekuatan ekonomi dunia Islam diperlukan lembaga internasional yang ditangani oleh umat Islam sendiri seperti IDB (Islamic Development Bank) yang berdiri pada tanggal 23 April 1975. Lembaga ini telah melaksanakan penelitian-penelitian yang memungkinkan kegiatan ekonomi, keuangan dan perbankan di negara-negara muslim sejalan dengan syari’at Islam. Membantu mensponsori penyelenggaraan sumber-sumber ekonomi dan mendidik tenaga perbankan sebagai bantuan teknis.

Pasar Bersama

Setiap negara berkeinginan agar unggul di bidang produksi industri atau pertanian untuk dipasarkan di luar negeri untuk menambah devisa dalam negerinya. Berhubung tidak semua barang bisa diekspor, maka diperlukan penelitian untuk pertukaran barang komoditi ekspor-impor sebagai upaya saling menunjang dan saling menguntungkan.

Namun pada sidang tahunan AFI (Akademi Fiqih Islam) atau Mujamma’ Fiqih Islami di Kuwait bulan Maret tahun 1990 menekankan agar sistem jual beli yang islami diterapkan di negeri-negeri muslim sebagai pra kondisi kea rah pembentukan pasar islami bersama. Dengan adanya pasar bersama ini, maka pengusaha-pengusaha muslim akan terdorong untuk menghasilkan usaha yang kemudian dipasarkan bersama dan terhindar dari permainan harga oleh para pengusaha non muslim.

Manfaat dari adanya pasar bersama sangat besar, pasar bersama antar negara-negara Islam akan mempererat hubungan persahabatan dan menambah devisa masing-masing negara. Selain itu, perdagangan merupakan salah satu sumber ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat yang signifikan, setiap negara muslim pasti memperhatikan hal yang mendasar dalam mensuplai barang yang sudah dipastikan kehalalannya. Demikian juga perlu diupayakan semaksimal mungkin agar usaha perdagangan ekspor dan impor hanya dilakukan dari dan ke sesama negara-negara muslim.

Dan berikut ini usulan-usulan untuk meningkatkan perdagangan dunia Islam:

  1. Mendirikan dewan ekonomi tertinggi bagi negara-negara Islam yang bertugas mengembangkan dan mencari terobosan-terobosan bagi terwujudnya pasar Islam bersama serta meneliti problema-problema yang mengganjal arus perdagangan dan mencarikan jalan pemecahannya.
  2. Penyeragaman policy perdagangan sesama negara-negara Islam untuk menjadi kekuatan bersama dengan tujuan yang sama.
  3. Mengembangkan dan mengkoordinasikan aktivitas ekonomi bersama negara-negara Islam melalui pendekatan mutual understanding yang direalisasikan dalam bentuk kunjungan resmi pemerintahan atau antar pengusaha sebagai upaya mengkristalkan hubungan.
  4. Penyatuan kebijakan doane bagi negara-negara Islam tanpa menimbulkan gejolak perekonomian dalam negeri masing-masing.
  5. Mengendorkan segala belenggu yang dapat mengganggu kelancaran arus perdaganagn bersama.
  6. Mempermudah perpindahan investasi dan tenaga kerja antara sesama negara Islam. Dengan adanya perbedaan kekayaan dan kemampuan negara-negara Islam, maka investasi dan perpindahan tenaga kerja merupakan salah satu penunjang perkembangan ekonomi di masing-masing negara itu.
  7. Mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara non Islam karena perananya sudah dapat digantikan oleh kerja sama antara negara-negara Islam.
  8. Menyatukan kamar dagang negara-negara Islam untuk mencapai hasil  yang lebih maksimal.
  9. Membuka pameran-pameran bersama secara rutin antara negara-negara Islam dalam upaya meningkatkan pemasaran hasil produksi masing-masing.
  10. Mendirikan pusat informasi bersama yang mengkaji masalah-masalah perekonomian dunia Islam menyangkut informasi produksi ataupun informasi pemasaran.
  11. Mengaktifkan bank-bank Islam sebagai sarana pertukaran dan pengelolaan keuangan dalam proses kerja sama ekonomi.

Akhirnya, kita berharap agar masa mendatang adalah giliran roda kejayaan ekonomi Islam, maka diperlukan sikap sungguh-sungguh umat Islam untuk mencapai target tersebut. Disaat peradaban-peradaban dunia menuju jurang kehancuran, Islam menjadi penyelamat bagi umat manusia.

Wallahu A’lambisshawab

Sumber: Solidaritas Islam jalan menuju persatuan, Farid Ahmad Okbah dan Hartono A Jaiz, Pustaka Darul Haq, Jakarta, 1993