Mendengarkan Orang Lain Berbicara

Mendengarkan orang lain berbicara merupakan seni yang bisa dipelajari. Sudah lazim diketahui bahwa manusia lebih suka berbicara daripada mendenarkan. Berbicara berarti meneluarkan ide, pendapat dan berusaha mempengaruhi orang lain dengan ucapannya. Jika kata-kata yang keluar dari mulut kita sarat dengan hikmah, bahkan sellau dinantikan orang, maka perkataan kita bermanfaat bagi orang lain. Namun jika perkataan kita penuh dusta dan tipudaya, maka sungguh tiada berfaedah ucapan kita (sia-sia).

Begitupula dengan mendengarkan. Jika yang kita dengarkan adalah ucapan yang bermanfaat, maka kita dapat mengambil hikmah dari ucapan orang lain. Kita dapat memeroleh pencerahan dari apa yang dituturkan orang lain. Namun, saat yang kita dengarkan adalah perkataan buruk, dusta dan ghibah (membicarakan orang lain), maka sungguh tidak bermanfaat pendengaran kita. Ucapan yang buruk hanya akan memperkeruh jiwa, dan membuat hati menjadi gelap.

Oleh karena itu, saringlah apa yang kita dengar. Jika kita tak sengaja mendengar sesuatu yang buruk, beristighfarlah. Mohon ampun kepada Allah SWT. Kemudian alihkan perhatian kepada yang lain. Jika seseorang sengaja mengajak kita membicarakan sesuatu yang buruk, membicarakan orang lain, dan sesuatu yang bukan menjadi kepentingan kita, maka potonglah dengan sopan, dan katakan bahwa Anda tidak ingin membicarakan hal tersebut. Pun saat bergurau, sebaiknya tidak berlebihan dalam bergurau. Bicaralah secukupnya, dan tinggalkan pembicaraan yang sia-sia.

Jika orang lain berbicara sesuatu yang baik, maka dengarkanlah dengan seksama. Jangan memalingkan muka, sehingga menyakiti orang yang sedang berbicara karena merasa disepelekan. Berkonsentrasilah terhadap isi pembicaraan, fokus pada apa yang sedang ia bicarakan. Jangan memotong pembicaraan orang, dan tunjukkan raut wajah berseri. Jika orang tersebut membutuhkan tanggapan, maka tanggapilah dengan bijak dan santun. Jika ia membutuhkan jawaban, berikanlah jawaban yang memuaskan, atau jika tidak dapat menjawab, berterusteranglah supaya tidak perlu mereka-reka jawaban.

Manusia memiliki dua telinga dan satu mulut, hal ini cukup mengisyaratkan bahwa hendaknya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dengan mendengarkan orang lain berbicara, kita dapat memetik hikmah dari pembicaraan tersebut. Kita juga terlatih untuk bersabar dalam mendegarkan. Dan apabila rang yang sedang berbicara kepada kita membutuhkan solusi, kita bisa memberikan saran dan nasehat kepadanya. Siapa tahu, dengan berbicara kepada kita bisasedikit meringankan beban pikiran orang tersebut.

Selamat mendengarkan!