Perjalanan yang Paling Berat

Suatu malam saya mendapat sebuah kiriman pesan audio di Whatsapp. Karena yang mengirim adalah sahabat dekat saya, maka saya buru-buru membukanya. Pesan suara sepanjang kurang lebih 2 menit tersebut isinya seperti ini:

“Perjalanan terjauh dan terberat adalah.perjalanan ke masjid. Buktinya banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, bahkan seminggu sekali pun terlupa. Tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah kesana.
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid. Karena orang pintarpun sering tidak mampu menemukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga kuliah di Universitas Eropa atau Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang dan Korea, dengan semangat yang membara. Namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.
Perjalanan terberat dan terjauh adalah perjalanan ke masjid. Karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukkan puncak gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid. Alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.
Perjalanan terberat dan terjauh adalah perjalanan ke masjid. Maka berbahagialah dirimu bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki untuk sholat di mesjid. Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid.
Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabbmu. Dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabbnya.
Perjalanan terberat dan terjauh adalah perjalanan ke masjid. Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap shubuh demi mengenal Rabbmu.”
Apabila kita ditawari untuk bekerja di sebuah perusahaan, dimana perusahaan baru tersebut menawarkan gaji 27 kali lipat dari perusahaan kita sekarang, akankah Anda menolaknya? Walaupun harus menempuh jarak yang lebih jauh, tentu Anda akan bergegas pindah ke perusahaan yang baru. Begitupula dengan sholat berjamaah ke masjid. Jarak antara rumah kita ke masjid adalah “harga” yang harus kita bayar untuk mendapat pahala yang lebih besar. Jika Anda adalah pemuda yang cerdas, tentu Anda tidak akan melewatkan peluang tersebut begitu saja. Anda akan berlomba-lomba dengan orang lain untuk meraihnya.
Subhanallah! Semoga kita termasuk orang yang langkahnya ringan menuju masjid. Ajarkan kepada anak-anak kita untuk terbiasa melangkah ke masjid. Karena kelak setelah ia dewasa, ia akan mudah menjalankannya. Namun jika kita tidak membiasakannya perjalanan ke masjid sungguh adalah perjalanan yang terjauh dan terberat bagi manusia.