Pesan untuk Anda yang Agen MLM

Tolong, dear Mbak yang memprospek MLM terus-menerus, pahamilah bahwa calon downline Anda pun bisa lelah.

Lelah Mbak berinteraksi dengannya semata-mata karena ingin merekrut.
Lelah mendengar bujuk rayu Mbak yang tidak relevan baginya.
Lelah dengan tiadanya etika.

Bayangkan kalau Mbak di posisinya. Kalian tidak kenal sama sekali, lalu seseorang add Mbak dengan alasan ini-itu. Setelah permintaan pertemanan Mbak konfirmasi hal pertama yang orang itu sampaikan adalah:

“Hai, mbak mahasiswa apa ibu rumah tangga? Jangan puas hanya jadi IRT biasa. IRT pun bisa berpenghasilan sampai 4 juta sebulan lho. Modal hp sama bb, online dari rumah sambil dasteran pun bisa. Add bbmku/waku yuk kita ngobrol lebih jauh tentang bisnis cantikku.”

Di mana sopan-santunnya coba?

Dan Mbak satunya lagi. Yang kenal tapi sudah bertahun-tahun tidak bertegur sapa. Tiba-tiba kirim pesan pribadi, bilang,

“Hai… wajahmu kusam, berjerawat, dan berminyak? Nggak pede tampil di depan umum, malas jalan bareng gebetan?? Nanospray solusinya!”

Etika, please!

Bukan begitu cara berbisnis. Bukan begitu cara mempersuasi orang lain.

Dan tolong, tolong jangan anggap semua orang sama, memiliki mimpi yang tinggal copy paste dari template upline Anda; jalan-jalan ke luar negeri, menginap di hotel, dapat tas gratis, tampil fashionable dalam sapuan eyeshadow tren warna terkini.

Dear Mbak yang baik,

Ada lho perempuan yang mimpinya sedikit berbeda dengan Anda. Bukannya bermimpi jalan-jalan, senang-senang dan tampil cantik, mereka memimpikan sesuatu yang lain. Ada perempuan yang keinginannya sesederhana membuat sekolah inklusif yang humanis. Ada lagi yang bermimpi membuka lapangan pekerjaan untuk mereka yang terpinggirkan; orang-orang penyandang disabilitas, mantan napi, mantan PSK, orang-orang tanpa pengalaman kerja dan ijazah mentereng. Ada juga perempuan yang bermimpi menciptakan teknologi tepat guna untuk mempermudah hidup sesamanya. Beberapa perempuan mungkin bermimpi menjadi ilmuwan terdepan dalam psikobiologi atau perkeretaapian. Selain itu, ada perempuan yang bermimpi menulis buku yang mampu menyentuh segenap stakeholders untuk mengubah kurikulum pendidikan nasional.

Jadi jangan terburu-buru memvonis orang lain tidak punya mimpi, ketika kenyataannya adalah mimpi mereka berbeda dengan mimpi Anda.

Perempuan-perempuan ini tahu apa keinginannya dan siap bekerja keras untuk mewujudkannya. Mereka tipe yang tidak selalu mengikuti make up terkini dan penampilannya biasa saja, sebab mereka tahu ada perbedaan besar dan mendasar antara tampil cantik dan menjadi cantik. Perempuan-perempuan ini tahu uang adalah sarana penting untuk mewujudkan mimpinya, hanya saja mereka tidak melihat MLM sebagai jalan yang ingin ditempuh. Perempuan-perempuan ini rela berpeluh-peluh berdagang di pasar, menjadi tukang kue, menjahit, mengetik draft buku siang dan malam, mengajar, berjaga malam di UGD, menjadi pramuniaga, mengelola warung makan, berjualan kain, apapun selain MLM. Perempuan-perempuan ini bersemangat belajar, menatap setiap kemungkinan dengan percaya diri, dan selalu bangkit ketika gagal.

Tolong, sadari ada banyak pilihan cara mencari rezeki, tidak harus ber-MLM.  Tolong hargai pilihan hidup orang lain. Jangan caci-maki orang yang tidak mau bergabung dengan MLM Anda sebagai pemalas.

Itu keterlaluan.

Dear Mbak yang terhormat, Pernahkah terpikir oleh Anda? Orang yang Anda anggap calon downline hanya ingin silaturahmi yang tulus, tanpa modus. Hanya ingin dipandang sebagai kenalan, teman, atau partner diskusi, BUKAN calon downline.