Sederhana dalam Berpakaian

Orang yang berpakaian sederhana dengan tujuan untuk tawadhu’ amat dianjurkan dalam islam. Hal ini menunjukkan akhlak yang baik, yang ditampilkan oleh seorang muslim sehingga tidak tampil bermewah-mewah. Sesungguhnya, kita dianjurkan untuk bersikap sederhana dalam berbagai aspek seperti saat berpakaian, makan dan minum.

Meninggalkan pakaian bagus yang ditujukan untuk tawadhu’ dicontohkan Rasulullah Saw dalam haditsnya:

Dari Mu’adz bin Anas, ia berkata, “Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang bagus) disebabkan tawadhu’ (merendahkan diri) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan.” (HR. Tirmidzi no. 2481 dan Ahmad 3: 439. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Jika seseorang tinggal di lingkungan sederhana, yang orang-orangnya berpakaian sederhana pula, alangkah baiknya ia juga memakai pakaian yang sederhana. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang ada di sekitarnya tidak merasa minder. Dia akan mendapat pahala yang besar karena sikap tawadhu’nya.

Namun, yang perlu dipahami, berpakaian sederhana tidak selalu berarti berpakaian kumuh. Jika seseorang tinggal di lingkungan yang orang-orangnya memakai pakaian yang bagus, maka sebaiknya ia juga memilih memakai pakaian yang bagus (selagi ia mampu). Mengapa? Karena jika dia ‘memaksakan diri’ memakai pakaian yang sederhana, maka ia akan terlihat mencolok dan berbeda dengan sekitarnya. Alangkah baiknya jika ia memakai pakaian sesuai dengan kondisi.

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat Allah kepada hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 2819 dan An Nasai no. 3605. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Sesorang yang diberi kemampuan untuk membeli pakaian bagus hendaknya membelinya dengan tujuan menampakkan bekas nikmat Allah yang ia terima, juga sebagai bentuk syukur. Karena Allah Sangat senang jika hamba-Nya menampakkan bekas nikmat yang telah Dia berikan pada hambanya tersebut. Tentunya perbuatan ini dilakukan dengan sewajarnya, tidak berlebihan dan tidak sombong.

Kesimpulannya, berpakaian sederhana adalah menyesuaikan dengan kondisi sekitar. Aabila di kalangan orang yang berpakaian sederhana, hendaknya dia berlaku sederhana pula, dan jika dia berada dikalangan orang yang berpakaian bagus, berpakaianlah semisalnya. Allah suka jika hamba-Nya tawadhu’. Allah juga suka ketika hamba-Nya menampakkan bekas nikmatnya karena bersyukur. Wallahua’lam.

IKLAN: Konveksi Kaos Sablon Murah