Mo Farah menciptakan sejarah baru saat mampu finis di urutan pertama nomor marathon 10 ribu meter putra. Pelari keturunan Somalia itu meraih medali emas dengan membukukan waktu 27 menit 30,42 detik. Adapun medali perak diraih pelari AS, Galen Rupp dan medali perunggu diperoleh Tariku Bekele dari Ethiopia.
Sontak puluhan ribu penonton yang memadati Olympic Stadium, London, bersorak-sorai menyambut prestasi atlet tuan rumah tersebut. Pasalnya pencapaian Farah itu merupakan prestasi tertinggi Britania Raya di ajang Olimpiade. Dia mengungguli dua atlet Britania Raya sebelumnya, Mike McLeod dan Liz McGolgani yang merebut perak Olimpiade 1984 dan 1988.
Wajah Farah seketika berlinang air mata bahagia saat menginjak garis finis. Setelah itu, tanpa diduga dia melakukan sujud syukur di lintasan. Kemudian dia langsung memeluk istri dan putrinya yang berada di luar lintasan. Tidak lupa dia melakukan selebrasi dengan mengikat bendera Union Jack sembari melambaikan tangan kepada puluhan ribu penonton. Farah menganggap prestasinya itu sebagai, “Momen terbaik sepanjang hidupnya.”
Seperti diberitakan BBC, kemenangan Farah juga mencatatkan rekor karena disaksikan lebih 17 juta pemirsa televisi. Tidak ada olahraga lain dengan jumlah pemirsa yang melebihi cabang tersebut. Satu-satunya yang bisa melampaui rekor Farah adalah upacara pembukaan Olimpiade yang disaksikan lebih dari 26,9 juta orang.
Namun jarang yang mengetahui jika Farah merupakan seorang Muslim. The Guardian mengungkap, nama Mo Farah sebagai kependekan dari Mohammad Farah. Bersama petinju Amir Khan, dia pernah menjadi aktivis Muslim Writers Awards (MWA). Selain itu, Farah juga tergabung dalam komunitas Muslim Britania Raya. Farah juga dikenal sebagai penganut ajaran Islam yang taat.
“Selama Ramadhan, saya berpuasa, meski hal itu bukan sesuatu yang mudah bagi olahragawan. Itu cukup menyulitkan saat saya harus berlatih keras,” ujar Farah. “Tapi saya tetap melakukannya. Hal itu berfungsi sebagai kontrol diri.”
replubika | fimadani