Sifat setiap anak tentu selalu berbeda satu dengan yang lain. Ada yang agresif, mudah bergaul juga periang. Bagaimana jika si kecil termasuk anak yang pemalu?
Anak yang memiliki sifat pemalu biasanya sulit saat harus berbicara dengan anak lain, atau terus-terusan menundukkan kepala saat diperkenalkan dengan orang baru. Ketertutupan anak akan menghalanginya untuk bersosialisasi. Anak pemalu biasanya akan membatasi interaksi mereka terhadap orang lain, tidak mampu mengatasi risiko sosial dan hasilnya mereka tidak memiliki kepercayaan diri dalam kehidupan sosial.
Kesulitan untuk beradaptasi dalam sebuah kelompok dan mendapatkan teman baru biasanya menjadi masalah yang kerap dialami si anak pemalu. Kabar baiknya, Anda bisa membantu si kecil merasa lebih nyaman dalam bersosialisasi dengan meningkatkan dan mempraktikkan keterampilan kompetensi sosial. Caranya seperti yang dilansir oleh Galtime berikut.
1. Melatih Kontak Mata
Saat Anda berbicara dengan si kecil katakan kepadanya, “Tatap mataku” atau “Lihat aku”. Dengan kesadaran untuk menguatkan kemampuannya dan menerapkan metode ini secara teratur, si kecil akan terbiasa melakukan kontak mata dalam berbicara.
Tips: Jika anak Anda takut untuk memandang langsung mata lawan bicaranya, katakan padanya untuk melihat batang hidung pembicara. Dengan sedikit latihan, si kecil biasanya tidak lagi membutuhkan teknik ini dan akan lebih berani untuk memandang mata lawan bicaranya.
2. Ajarkan Percakapan Pembuka dan Penutup
Buatlah sebuah daftar bersama anak Anda tentang kalimat pembuka percakapan sehari-hari yang dapat ia gunakan saat berkomunikasi. Misalnya, apa yang dapat ia katakan dengan orang yang sudah ia kenal, orang dewasa yang belum pernah ia temui, teman yang sudah lama tidak bertemu, murid baru di sekolah atau teman bermain bersama di sekitar rumah. Kemudian latih percakapan yang dibuat secara bergantian, sampai anak Anda merasa nyaman untuk melakukannya sendiri.
Tips: Mempraktekkan kemampuan bercakap-cakap melalui telepon jauh lebih aman bagi anak-anak pemalu daripada bertatap muka.
3. Melatih Interaksi Sosial
Persiapkan anak Anda untuk acara sosial yang akan dihadiri dengan menjelaskan bagaimana settingnya, apa yang diharapkan dan siapa saja yang hadir. Kemudian bantu ia untuk mempraktikkan bagaimana bila bertemu dengan orang lain, table manners, kemampuan percakapan dasar dan bahkan bagaimana mengatakan selamat tinggal dengan baik.
4. Praktekkan dengan Teman yang Lebih Muda
Philip Zimbardo, seorang terapis, menyarankan untuk mengajak anak Anda bermain dengan teman atau saudara yang lebih muda untuk beberapa waktu. Bagi remaja, cobalah menjadi pengasuh bayi atau anak kecil di rumah tetangga atau saudara. Cara ini baik bagi anak untuk mempraktekkan kemampuan bersosialisasi (memulai pembicaraan, menggunakan kontak mata) jika ia malu mencobanya dengan teman sebayanya.
5. Atur Kesempatan Bermain Berdua
Dr. Fred Frankel, seorang Psikolog dan pengembang UCLA Social Skills Training Program menyarankan kesempatan bermain berdua dengan teman merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kepercayaan diri sosial pada anak. Anak Anda dapat mengundang seorang temannya untuk berkunjung dan bermain agar mereka bisa lebih saling mengenal dan melatih kemampuan menjalin pertemanan. Sediakan makanan ringan dan jaga agar kegiatan ini tidak terganggu oleh kakak/adiknya dan TV