Cadar itu penindasan. Orang itu bisa saling mengenal terutama lewat wajah. Lha, ini yang diliatin cuma mata, kata sebagian orang.
Tapi saya sangat-sangat sering melihat, hampir setiap hari, perempuan pake masker, menutup wajah dari leher sampai bawah mata, kepalanya bertopi atau berkain, sulit mengenali wajahnya. Itu bukan penindasan. Itu untuk kesehatan. Dan dilakukan secara sukarela.
Bukankah perempuan yang pakai cadar pun melakukannya secara sukarela? Sebagai pilihan?
Saya bukan pendukung cadar, tapi saya sangat menghormati mereka yang mengenakannya.
Perempuan yang pake rok mini punya alasan: “Gue mau pake pakaian kayak apa kek, itu urusan gue. Hargai dong gue,”
Persis, Nona, alasan orang pake cadar juga begitu. Kok tak bisa menghargai?
***
Banyak orang Islam tak berpuasa. Alasannya juga banyak: Maag, beban pekerjaan, ini-itu. Agama urusan saya dengan Tuhan kok. Ga usah maksa-maksa.
Tapi kalo orang tersebut ‘diperintah’ oleh dokter untuk jangan makan ini-itu, mengurangi makan, kalo tak nurut bisa celaka, orang itu mau. Pokoknya, asal perintah itu bukan dari agama, mereka nurut.
***
Banyak orang Islam buang sampah sembarangan, di jalan, di kali, di sungai. Jorok. Tak tertib. Mereka hapal hadits ‘kebersihan sebagian dari iman.”; hadits nabi yang melarang mengotori tempat berteduh, jalan, sungai, dan tempat-tempat suci. Tapi jarang mesjid yang bersih, kali yang tak dipadati sampah, jalan yang tak kotor. Kebanyakan mereka tak peduli kebersihan dan ketertiban umum.
Tapi bila mereka diancam dengan perda no sekian, oleh gubernur atau walikota yang otoriter, mereka tak berani sembarangan. Atau pergi ke negara ‘kafir’, seperti singapura, mereka jadi sangat hati-hati. Takut kena denda dan malu juga. Pokoknya, asal perintah itu bukan dari agama, mereka nurut.
***
Banyak orang Islam biasa makan-minum sambil berdiri, sesuatu yang dilarang Nabi Muhammad. Mereka tak peduli larangan itu. Tapi ketika baru-baru ini muncul penelitian ilmiah yang menemukan bahwa makan-minum sambil berdiri itu jelek buat kesehatan, dan sejumlah ahli kesehatan menyarankan untuk tidak makan-minum sambil berdiri, orang mulai pada nurut — kepada para ahli kesehatan.
Dan mereka berkata dengan bangga: “Tuh, kan? Ilmu pengetahuan juga mengakui bahwa ajaran Islam itu bagus.”
Ini sikap rendah diri. Kalau tak ada pengakuan dari ilmu pengetahuan mereka tak bangga. Bahkan tak mempedulikan. Padahal temuan ilmu pengetahuan itu bisa berubah esok lusa.
Kebanyakan kita, lebih memilih taat kepada aturan manusia daripada kepada aturan Sang Pencipta, hanya karena Tuhan tidak menghukum langsung. Dan itulah mental kebanyakan kita: Maunya dipaksa. Sementara yang diteriakkan ‘kebebasan’.