Batas Kesabaran

Sabar.. sabar.. dan sabar.. Tak asing lagi mendengar kata-kata itu..
Banyak orang bilang, ”duch..sabar ntu ade batesnye..”. Sebenarnya apa yang dimaksud “batas” dalam kesabaran? Apakah dalam sabar juga mengenal seperti police line? Dan kenapa kita perlu sabar? Selalu bertanya-tanya tentang “sabar”, karena kita sendiri sebagai manusia yang dibekali ketidak sempurnaan menjadikan kita selalu merasa perlu belajar tentang sabar di saat terutama ketika kita tertimpa suatu masalah yang membuat geram dengan masalah itu.

Seorang ustadzah pernah berkata pada sebuah halaqah “sabar adalah suatu kekhasan manusia, sabar adalah akhlak yang paling utama”. Kualitas kesabaran manusia akan terus diuji sepanjang dia menjalani kehidupan di dunia. Tingkat kesabaran akan menjadi pembeda antara orang satu dengan lainnya.

Allah berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran dan tetaplah bersiap siaga dan bertawakal kepada Allah,supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran:200)

Menjadi lebih sabar adalah dengan membuka hati untuk menerima setiap kejadian sebagai anugerah dari Allah, meskipun kejadian itu tidak sesuai dengan yang diinginkan atau diharapkan. Seorang ustadz pernah berkata “Sabar itu, pertama, yakini bahwa diri kita ini milik Allah, segala yang kita punya adalah pinjaman dari Allah swt, jadi ketika sang pemilik menginginkan kembali ya harus legowo (rela) untuk melepasnya. Kedua, agar kita bisa bersabar, jangan pernah membanding-bandingkan, terutama membandingkan dengan yang “lebih baik” dari kita, kecuali dalam hal ilmu. Agar kita sabar, kita harus yakin bahwa hidup ini proses yang tidak sebentar, ada saatnya diatas, ada saatnya dibawah. Baik saat diatas maupun dibawah cobalah untuk bersyukur!”

Dampak dari setiap peristiwa sebenarnya tergantung pada bagaimana orang menyikapi kejadian itu. Banyak hal yang pada kesempatan tertentu tidak diinginkan, tetapi pada kesempatan lainnya justru di buat agar hal itu terjadi. Itu baru urusan duniawi, belum lagi kalau kita menyandarkan semua itu sebagai kuasa Allah yang sedang memberikan anugerah-Nya untuk bersabar, tentu disamping kita mendapat ketenangan jiwa, kita juga mendapat pahala dari-Nya.

Rasulullah bersabda:
“Siapa saja yang melatih dirinya untuk bersabar, niscaya Allah akan memberikan kepadanya kekuatan sehingga mampu bersabar”
Bila kita mampu menanamkan sikap itu dalam diri, pasi kita akan menikmati suasana yang sebelumnya kita benci sekalipun.

Allah juga berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)

Bila diteliti dengan seksama, ternyata sabar merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak dimiliki oleh malaikat dan hewan. Upaya seseorang untuk menyeimbangkan antara potensi berbuat baik dan buruk itulah akan membentuk kesabaran. Kesabaran untuk menolak perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan Allah, meskipun yang tidak sesuai dengan aturan Allah, meskipun sangat diinginkan.

“sesungguhnya hanya orang-orang sabar yang dipenuhi pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar:10)

Agama tidak akan tegak dan dunia tidak akan bangkit bila tidak ada sabar. Sabar adalah kebutuhan duniawi keduniaan

MERENUNG SEJENAK
Jika Allah menahanmu untuk mendapatkan sesuatu, itu bukanlah karena Dia bakhil. Khawatir kehilangan bendaharaan-Nya, atau menyembunyikan hakmu.
Akan tetapi karena Dia ingin engkau kembali kepada-Nya, menjadikanmu kaya dengan faqir kepada-Nya, memaksamu untuk bersimpuh dihadapan-Nya, menjadikanmu dapat merasakan manisnya ketundukan dan kefakiran kepada-Nya setelah merasakan pahitnya terhalang dari sesuatu.
Bila sampai sekarang engkau rasakan bebanmu semakin berat, itu bukan karena Dia menyiksamu dan menginginkan kehancuranmu.
Akan tetapi Dia bermaksud memakaikan perhiasa ‘ubudiyyah kepadamu, menempatkanmu di kedudukan yang tertinggi.
Bila Allah baru saja mencopot kedudukanmu, itu bukan karena dia membencimu
Tetapi agar engkau bisa menyaksikan hikmah-Nya dalam qudrah-Nya,rahmat dalam keperkasaan-Nya,dan kelembutan dalam paksaan-Nya

Berapa kali kah kita mengeluh dengan setiap permasalahan yang menimpa diri kita? ”sabaarr.. tapiii..” itulah yang sering kita ucapkan dalam hati kita jika kita tertimpa suatu permasalahan yang menghimpit kita. Seberapa besarkah kesabaran kita untuk mampu berdiri tegak di tengah kehidupan yang menghimpit, atau menyudutkan kita pada suatu pilihan?

Lihatlah mereka yang terbaring lemah di rumah sakit, bahkan di pelataran kota, bukan hanya tidak dapat merasakan lezatnya makanan, tetapi untuk bernapas yang di berikan Allah secara cuma-cuma, mereka harus berusaha lebih keras untuk merasakannya. Patutkah kita terus mengeluh atas takdir yang telah di gariskan-Nya untuk kita?
Subhanallah… innallahama’asobirin..

Terinspirasi oleh sebuah buku “agar Allah selalu memberi jalan keluar” karangan Abu Firly Bassam Taqiy dan terinspirasi oleh hamba-hamba Allah yang luar biasa dalam memotivasi tentang sabar.
-Nastiti Fatmawati-