Belajar Syukur dari 10 Ribu Rupiah

Suatu hari, ada sepasang suami istri yang baru saja keluar dari sebuah swalayan. Mereka baru saja berbelanja kebutuhan pokok yang tidak sedikit jumlahnya. Masing-masing membawa tas plastik berisi belanjaan yng bermacaam-macam barang.

Tiba dipelataran parkir, mereka mendapati seorang wanita renta bersama dengan anaknya yang masih balita. Keadaan mereka sungguh kontras dengan dandanan suami-istri tersebut. Mereka jauh dari kata bersih, bahkan ba busuk tercium dari tubuh mereka. Sang istri melihat sekilas pada pengemis tersebut lalu membuang muka dengan wajah jijik.

Tak berbeda dengan sang suami, sebenarnya dia juga melihat pengemis itu menadahkan tangan untuk meminta belas kasihan. Namun sang istri memberi kode bahwa mereka tidak perlu memberinya sepeserpun. Sementara itu, sang wanita tua masih mengharapkan belas kasihan kedua orang yang terlihat kaya tersebut.

Akhirnya, sang istri agak tak enak saat orang-orang mulai memperhatikan adegan mereka yang “super cuek” pada pengemis itu. Sang istri setengah terpaksa merogoh dompet dan memberikan sebuah koin 500-an. Sang wanita berhenti sejenak menatap wanita itu, masih dengan tatapan memelas.

Kemudian, wanita itu berkata,”Terima kasih, nyonya. Namun, bolehkah aku meminta uang untuk membeli makanan? Sejak kemarin aku dan anakku kelaparan, namun tak ada yang memberi kami cukup uang untuk membeli nasi,”

Sang wanita bukannya memberi malah mendengus kesal. Pikirnya,”Masih untung aku mau ngasih!!!” Rutuknya dalam hati. Sementara itu, sang suami hanya tertegun mendengar kalimat wanita tua itu.

Sebelum mereka meninggalkan swalayan, sang suami pamit mampir ke ATM yang letaknya di sebelah swalayan. Sang istri menunggu di mobil. Saat mengecek ATM, ia pun tersenyum. Gaji bulanan dari kantornya sudah masuk. Jumlahnya cukup lumayan. Ia  mengambil beberapa ratus ribu, kemudian dia masukkan ke dompet. Saat itu, dia terhenyak arena sang pengemis tadi ternyata memerhatikannya memasukkan uang ke dalam dompet. Lalu, tergeraklah hatinya untuk memberikan sedekah agar wanita itu bisa membeli makanan.

Kemudian, ia menghampiri pengemis itu dan menyodorkan uang 10 ribu rupiah. Alangkah terkejutnya sang pengemis hingga sontak mengucap syukur kepada Tuhan. Tangan wanita itu meraih tangan lelaki tersebut.

“Alhamdulillah…. Alhamdulillah, Ya Allah. Engkau kirimkan rezeki-Mu melalui perantara bapak ini. Muliakanlah dia Ya Allah. Berilah dia ganti yang lebih baik karena dia telah menolong hidupku hari ini… Terimakasih, Bapak…” wanita itu berdoa sambil terisak, lalu memeluk anaknya erat-erat.

Lelaki itu tertegun melihatnya. Bukan hanya pengemis itu yang kaget, dia juga kaget. Ia tak meyangka reaksi wanita tua itu begitu dahsyat. Hanya dengan menerima 10 ribu rupiah saja, wanita itu sanggup berterimakasih padanya sedemikian rupa dan bersyukur pada Tuhan-Nya dengan begitu tulus. Bahkan, wanita itu juga mendoakannya, padahal sebelumnya istrinya telah memperlakukannya dengan tidak baik.

Akhirnya, sang suami kembali ke mobil. Sesampainya di dalam mobil, dia mendapati istrinya begitu marah karena melihatnya memberikan uang cukup banyak kepada pengemis. Tanpa diduga, sang suami sudah berlinangan air mata. Sang istri pun bingung, ada apa dengan suaminya? Lalu suaminya menceritakan perihal doa si pengemis tua tersebut pada istrinya.

“Aku merasa sangat malu pada pengemis itu. Hanya dengan pemberian 10 ribu rupiah saja dia bisa memuji tuhan dengan sangat tulus. Bahkan dia berterimakasih dan mendoakan untuk kebaikanku. Sementara aku? Aku baru saja menerima gaji yang banyak, namun tiada kalimat syukur yang keluar dari mulitku. Sungguh, aku malu…”

Sang istri pun sadar dengan pelajaran berharga yang diberikan oleh pengemis tua itu. Uang yang jumlahnya tak seberapa, mungkin akan menjadi penyambung hidup seseorang yang membutuhkan. Sang istri pun ikut menangis, menyesali apa yang telah dia perbuat. Ia semestinya bersyukur masih bisa berbelanja, enaiki mobil, bahkan uang di dompetnya masih tersisa banyak setelah belanja tadi.

Tetaplah berbuat baik, sekecil apapun. Karena sekecil apapun kebaikan yang kau tanam, mungkin saja itu berarti besar bagi orang yang membutuhkan.