Bacaan Doa Iftitah yang Benar dan Sahih, Latin beserta Artinya

Doa iftitah adalah doa yang dibaca ketika sholat, satu kali setelah takbiratul ihram dan sebelum ta’awudz membaca surat al fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah dalam sholat adalah sunnah. Berikut dalilnya.

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih)“

https://youtu.be/ghv-wWRUZP8

Bahwa bacaan doa iftitah itu ada banyak macamnya, mau pilih yang mana yang penting semua bersumber dari petunjuk Nabi Muhammad SAW. Karena doa iftitah bagian dari rangkaian ibadah shalat. Sedangkan sholat sendiri harus merujuk dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihi wasalam.

Keutamaan membaca doa iftitah jika dilihat dari artinya, ialah supaya tidak melakukan suatu dosa, Tapi jika kita terlanjur melakukan dosa maka kita memohon kepada Allah untuk dijauhkan darinya dan dihilangkan berkas-bekasnya, sehingga hati kita bisa melewati pembersihan yang sempurna.

Berikut dibawah ini kami akan paparkan doa iftitah yang biasa dibaca ketika dalam sholat. Terdapat dua versi yang paling umum dipakai oleh umat islam Indonesia. Sebagaimana penelitian dari Syaikh Muhammad Nashiruddin al-albani rahimahullah terhadap dalil-dalil tentang doa iftitah ini. Berikut lafadz bacaan bahasa arab dan tulisan  latin dan juga artinya.

Bacaan doa iftitah 1

doa iftitah

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu Akbaru kabira wal hamdu lillahi kathira, wa subhanallahi bukratan wa asila. Innii wajjahtu wajhiya lillazi fatharas samaawaati wal ardha haniifa muslimaw wa maa anaa minal mushrikeen. Inna salaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘aalameen. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”

Doa diatas biasanya dipakai oleh saudara kita yang NU

Bacaan Doa Iftitah 2

doa ifttah 2

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

Allahumma baaid bainii wa baina  khothoyaaya kamaa baatdta baiinal masyriki wal magrhribi, Allahumma naqinii min khothooyaa kama yunaqqos tahubul abtyaddhzu minad danas. Allahummaghsil khothoyaaya bilmaai watsalji wal barad.

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan ku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikan lah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”

Doa diatas biasanya dipakai oleh saudara kita yang Muhammadiyah

Itu tadi bacaan doa iftitah beserta latin dan artinya. Kesemuanya InshaAllah sahih, jadi tidak perlu saling menyalahkan. Kesemuanya dituntunkan oleh Nabi Muhammad Sallahu’alaihi wasalam.

Wallahu A’lam Bishawab