Pasca tersebarnya berita kematian Raja Abdullah, beredar sejumlah tulisan yang menyatakan bahwa di akhir zaman, akan ada kejadian di mana negeri Hijaz akan dipimpin oleh seorang penguasa yang namanya adalah nama binatang, ia memiliki mata yang bermasalah.
Raja bernama binatang ini meninggal kemudian dan digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah. Jika raja bernama Abdullah ini meninggal, maka akan muncul Imam Mahdi.
Berikut hadits yang banyak tersebar tersebut beserta takwilannya.
“Hijaz akan diperintah oleh seorang pria yang namanya adalah nama binatang, ketika Anda melihatnya dari kejauhan, anda akan berpikir ia memiliki mata sayu, dan jika Anda mendekatinya, Anda tidak melihat ada masalah di matanya. Dia akan digantikan oleh saudara laki-lakinya, bernama Abdullah. Celakalah mengikutinya! Celakalah mengikutinya! Celakalah mengikutinya! – Beliau mengulanginya tiga kali – Beri aku kabar baik tentang kematiannya, maka aku akan memberikan kabar baik tentang munculnya hujjah (Al Mahdi).” (Musnad Ahmad)
Arab Saudi beberapa waktu lalu diperintah oleh Raja Fahd (artinya: macan tutul, cheetah, leopard). Kemudian digantikan oleh saudara laki-laki nya, Raja Abdullah. Foto mendiang Raja Fahd ada di mana-mana, tinggal mencocokkan dengan hadits tersebut di atas.
Bagaimana seorang Muslim menyikapinya?
Yang pertama, harus kita lakukan adalah memastikan status hadits di atas, apakah benar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau bukan. Teks hadits tersebut adalah seperti di bawah ini,
[arabtext]يحكم الحجاز رجل اسمه اسم حيوان إذا رأيته حسبت في عينه الحول من بعيد، وإذا اقتربت منه لا ترى في عينه شيئا، يخلفه أخ له اسمه عبدالله، ويل لشيعتنا منه -أعادها ثلاثا- بشروني بموته أبشركم بظهور الحجة[/arabtext]
Berdasarkan penelusuran kami, hadits tersebut disebutkan berasal dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, kami tidak menemukan hadits tersebut di dalam kitab Musnad. Setelah ditelusuri di dalam kitab-kitab hadits Sunni yang lain, kami juga tidak menemukannya.
Untuk mengokohkan argumennya, salah seorang penyebar hadits tersebut mengatakan, bahwa hadits tersebut berasal dari Musnad Imam Ahmad, akan tetapi dalam cetakan yang beredar sekarang, tidak lagi ditemukan hadits tersebut dikarenakan dihilangkan oleh rezim Saudi. Apakah benar demikian? Tentu tidak.
Jika kita meneliti lebih jauh lagi, dalam kitab hadits Syiah terdapat riwayat yang mirip dengan hadits yang mereka sandarkan kepada Imam Ahmad. Dalam riwayat tersebut dinyatakan,
[arabtext]عن أبي بصير ، قال : سمعت أبا عبدا لله يعني الإمام الصادق عليه السلام قال :من يضمن لي موت عبد الله أضمن له القائم . ثم قال: إذا مات عبد الله لم يجتمع الناس بعده على أحد ، ولم يتناهَ هذا الأمر دون صاحبكم إن شاء الله . ويذهب ملك السنين، ويصير ملك الشهور والأيام . فقلت : يطول ذلك ؟ قال : كلا[/arabtext]
Dari Abu Bashir, dia mengatakan, aku mendengar Abu Abdullah, yakni Al-Imam Ash-Shadiq Alaihissalam, dia berkata, “Siapa yang memberi jaminan kepada saya bahwa kematian Abdullah (Raja Saudi) membuat keadaan menjadi aman?” Dia lalu berkata, “Apabila Abdullah meninggal dunia, manusia tidak akan bersatu untuk menyetujui seorang pun sebagai raja yang menggantikannya. Urusan ini tidak akan bisa diselesaikan oleh orang selain sahabat kalian (Al-Mahdi) Insya Allah. Raja yang memerintah bertahun-tahun akan meninggal, dan akan digantikan oleh raja yang memerintah hanya dalam hitungan bulan dan hari.” Aku (Abu Bashir) bertanya, “Apakah itu akan berlangsung lama?” Al-Imam Ash-Shadiq menjawab, “Tidak akan lama.” (Al Ghaibah, Syaikh Ath Thusi, halaman 447).
Hadits serupa juga terdapat dalam kitab Syiah Biharul Anwar 52/210, kitab Al Khira’ah wal Jira’ah jilid 3 halaman 1163, dan Mu’jam Ahadits Imam Al Mahdi 3/445.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa hadits yang menyebutkan tentang Raja Fahd, Raja Abdullah, dan Imam Al Mahdi adalah palsu, bahkan yang serupa merupakan hadits buatan Syiah Rafidhah!