Anak-anak seringkali bermanja-manja meminta perhatian dari orang tuda dan orang di sekitarnya. Salah satu cara mereka menunjukkan rasa ingin diperhatikan adalah dengan merengek. Entah itu minta diberi atau dibelikan sesuatu, minta diambilkan suatu barang, hingga sekedar minta digendong atau dipeluk.
Jika usia mereka masih sangat kecil, hal itu mungin wajar-wajar saja. Namun, bagaimana jika ternyata kebiasaan mereka berlanjut hingga mereka beranjak dewasa? Tentunya ‘senjata’ mereka berupa rengekan akan menjadi kebiasaan buruk yang harus dihentikan.
Sebagai orang tua, kita wajib untuk membantu Anak menghentikan kebiasaan merengek ini agar mereka tidak memanfaatkan rasa belas kasihantidak tega orang tua dan mereka mengerti bahwa merengek bukan hal yang tepat untuk meminta sesuatu. Ada cara yang lebih baik daripada merengek dan menangis.
Bagaimana cara menghentikannya?
Pertama, ajarkan sejak awal cara meminta yang benar. Lebih baik Anda memberikan arahan secara langsung dan jelas kepada anak-anak cara meminta sesuatu. Ajari mereka menggunakan kalimat seperti “Bu, adik minta susu ya, boleh?” atau “Bu, bolehkah aku menonton kartun?”. Katakan pada mereka kalimat seperti itu lebih Anda pahami daripada merengek, menangis dan mereaung-raung tidak jelas.
Kedua, ganti kalimat larangan Anda dengan bujukan yang lebih halus. Saat anak Anda merengek, usahakan tidak membentak atau melarang mereka, karena mereka akan makin heboh merengek dan menangis. Gantilah dengan kalimat seperti, “Sayang, coba minta sama bunda baik-baik. Bunda nggak ngerti kamu minta apa kalau kamu menangis…” Ajari cara memita yag benar sejak mereka masih kecil.
Ketiga, latih anak utuk mengambil sendiri apa yang diinginkannya dan bisa ia jangkau. Misalnya saat dia meminta segelas air. Jika air tersebut ada di atas meja suruh anak mengambilnya sendiri. Berikan pujian jika bisa melakukannya sendiri. Lama-lama mereka akan menjadi anak yang mandiri.
Keempat, jika permintaan mereka tidak dapat Anda penuhi saat itu juga, ajak mereka bermain dan becanda agar anak tidak merengek terus. Misalnya dengan kalimat,”Suara apa ya itu dek? Kok kayak ada yang teriak-teriak? Ayo kita cari yuk yang teriak-teriak, kita suruh dia diam yuk…” Lalu, berikan alasan yang tepat agar mereka memahaminya. Jangan pernah membohongi anak dengan mengatakan, “Besok ya, ibu belikan,” padahal kita tak mampu memberikannya esok hari. Cara tersebut mugkin akan membuat anak diam, namun saat eesoknya Anda tidak memenuhinya, anak akan kecewa.
Kelima, jangan marah. Kemaahan Anda akan membuat Anak merasa tidak didengarkan dan takut sehigga mereka bukannya diam malah menangis. Usahakan ntuk mengendalikan emosi dan kata-kata yag keluar dari mulut Anda.
Rengekan dan tangisan Anak sesugguhnya menjadi sinyal bagi mereka untuk meraih perhatian orang tua. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup agar anak tak terbiasa merengek untuk mendapatkan kasih sayang orangtuanya.