Jangan Ceritakan Kelemahan Pasangan Anda kepada Orang Lain

Salah satu hal yang harus dijaga dalam kehidupan rumah tangga adalah saling menjaga dan merawat kepercayaan di antara suami dan isteri, agar kehidupan keluarga bisa harmonis dan langgeng. Sangat banyak cara merawat kepercayaan antara suami dan isteri, di antaranya adalah dengan jalan menjaga privasi dan rahasia masing-masing. Jika suami dan isteri senang membuka kelemahan pasangan, akan menyebabkan kepercayaan menjadi hilang dan mengancam keharmonisan rumah tangga.

Kadang-kadang, menceritakan kelemahan pasangan ini terjadi secara tidak sadar. Karena bermula dari mengobrol dengan teman kerja, atau mengobrol dan curhat dengan teman, akhirnya berujung membuka rahasia pasangan secara vulgar dan detail.

Menyebarkan Aib Pasangan Tanpa Sadar

Alkisah, keluarga Budi dan Novi tengah mengalami ketegangan hubungan. Mereka tidak nyaman berkomunikasi, sering muncul salah paham, dan berujung pertengkaran. Dalam kondisi sedang ada masalah itu, Novi mencari tempat curhat. Di kantor tempatnya bekerja, ia menemukan seorang teman yang sangat nyaman diajak mengobrol dan dijadikan tempat curhat. Namanya Wulan, seorang wanita, sekretaris di kantor tempat Novi bekerja.

Ketika curhat, semua kelemahan dan kesalahan Budi diungkapkan secara gamblang dan vulgar. Novi menumpahkan semua kekesalan hatinya kepada Wulan. “Budi itu sangat egois. Orangnya keras kepala dan maunya menang sendiri. Sudah begitu, kalau tidur mendengkur keras sekali, sampai membuat saya sulit tidur. Kebiasaan buruknya, kalau habis main di ranjang, langsung ngorok tidur. Aku kan maunya diajak ngobrol dulu”, keluh Novi kepada Wulan.

Setiap hari Novi menceritakan perilaku Budi, semua hal yang negatif dari Budi diceritakan semua, tanpa sisa. Karena hal itu dilakukan setiap hari, tanpa terasa Wulan ikut merasakan kesedihan seperti yang dirasakan Novi, dan memiliki kemarahan seperti yang dimiliki Novi. Wulan pun merasa tidak tahan dengan kondisi Novi yang diperlakukan secara tidak baik oleh Budi, sehingga Wulan menceritakan semua curhat Novi kepada suaminya, Andri.

Setiap malam menjelang tidur, Wulan selalu menyempatkan bercerita tentang kesedihan Novi kepada Andri. Sampai akhirnya Andri ikut merasa sedih dan marah kepada Budi. Secara sepihak, Andri telah menjatuhkan vonis dan penilaian bahwa Budi memiliki banyak perilaku negatif kepada Novi. Menurut Andri, Budi telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap Novi. Andri yang sebelumnya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Budi, akhirnya menjadi terpengaruh. Perlahan Andri menjauh dari Budi, karena menganggap Budi orang yang jahat.

Wulan bukan hanya menceritakan hal itu kepada Andri, namun ia juga menceritakan kondisi keluarga Budi kepada teman-teman kerjanya. Teman-teman di kantor Novi, secara diam-diam mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi Novi, dan spontan mereka memihak kepada Novi. Mereka menyalahkan Budi yang arogan dan memiliki banyak kebiasaan buruk di rumah.

Lihatlah, kelemahan dan kekurangan Budi akhirnya tersebar kemana-mana. Novi yang harusnya menjaga nama baik suami, menjaga wibawa suami, namun ternyata justru menceritakan semua aib Budi kepada orang banyak, tanpa sadar. Mungkin ia merasa hanya menceritakan kepada satu atau dua orang saja, tapi orang yang mendapat curhat Novi menceritakan kembali kepada satu atau dua orang teman lainnya. Dan begitu seterusnya, hingga banyak orang tahu persoalan keluarga Budi dan Novi.

Jaga Rahasia Pasangan

Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelemahan. Tidak ada manusia yang sempurna, tanpa kekurangan dan kesalahan. Dalam setiap konflik suami dan isteri, selalu ada saham masalah dari kedua belah pihak. Besar kecilnya saham bisa berbeda, namun saham selalu berasal dari kedua belah pihak.

Justru karena menyadari bahwa suami dan isteri memiliki kekurangan dan kesalahan itulah, sudah selayaknya suami tidak boleh menceritakan kelemahan isterinya kepada orang lain, sebagaimana isteri tidak boleh menceritakan kelemahan suaminya kepada orang lain. Perbuatan itu, satu sisi masuk kategori menggunjing yang tercela, sisi lain akan menyebabkan tersebarnya aib atau kelemahan pasangan kepada orang-orang yang tidak berhak mendengar, dan tidak punya kompetensi untuk menyelesaikan masalah.

Rahasia pasangan harus selalu dijaga dengan baik, jangan sampai dijadikan komoditas untuk diumbar dan dibuka kepada orang lain. Perbuatan menceritakan kelemahan dan kekurangan pasangan itu tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa menimbulkan permasalahan baru yang lebih kompleks. Apalagi ketika menggunjing pasangan ini menjadi semacam kesenangan atau kegemaran yang dilakukan di sembarang tempat. Ini akan membuat semakin rumitnya persoalan.

Rahasia pasangan hanya bisa disampaikan dalam konteks yang sangat khusus, misalnya dalam konteks hukum dan profesional. Yang dimaksud konteks hukum adalah apabila ada perselisihan suami dan isteri yang sampai di bawa ke pengadilan, maka di pengadilan itu sajalah masing-masing bisa menyampaikan kondisi pasangan. Sedangkan yang dimaksud konteks profesional adalah ketika suami dan isteri bersepakat untuk menyelesaikan masalah mereka melalui jasa konselor.

Di hadapan konselor itulah masing-masing pihak bisa menyampaikan kondisi pasangan secara terbuka, karena bersifat profesional. Bukan curhat harian, bukan curhat kantoran, atau curhat jalanan. Namun curhat kepada seorang profesional yang memiliki kompetensi untuk membantu menyelesaikan persoalan suami dan isteri. Para konselor terikat oleh sejumlah etika profesi, yang salah satunya adalah menjaga kerahasiaan klien. Dengan curhat kepada konselor, rahasia klien tidak akan tersebar dan terbuka kepada pihak lain.

Jika masih ada yang hobi menceritakan kelemahan dan kekurangan pasangan, mari segera berhenti, mumpung bulan Ramdhan. Introspeksi diri, istighfar dan taubat, dan yang lebih penting, jangan ulangi lagi. Selesaikan semua masalah secara privat, antara suami dan isteri sendiri. Jika tidak mampu, mintalah bantuan kepada pihak yang dipercaya, misalnya konselor. Jangan umbar aib pasangan kepada orang lain.