Keberkahan Pada Sebuah Pesta Walimah

“Undanglah orang makan walau pun hanya dengan hidangan seekor kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menyelenggarakan sebuah pesta walimah adalah sunnah Rasulullah. Dalam sebuah pesta walimah tentunya kita mengharapkan keberkahan yang melimpah, karena salah satu tujuan diadakannya pesta walimah adalah sebagai ajang untuk mendoakan mempelai yang menikah oleh para tamu undangan. Demikian sebaliknya, pengantin balas bersyukur/berterimakasih dan mendoakan pada para undangan yang hadir.

Begitu indahnya sebuah pesta walimah hendaknya diimbangi dengan pelaksanaan acara yang sesuai dengan syariat. Sehingga apa yang telah diidam-idamkan oleh pengantin dan keluarga yang menyelenggarakan walimah dapat terwujud dan berbuah keberkahan.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan agar pesta walimah bertambah keberkahannya.

1. Niat Mengundang Tamu

Hendaknya penyelenggara mengundang tamu dengan ketulusan yang sebenarnya. Di zaman sekarang ini, niat bisa bercabang dari tujuan awal mengundang walimah untuk mengumumkan pernikahan si fulan dan fulanah, menjadi ajang untuk bermegah-megah, memperlihatkan kekayaan (dekorasi, hidangan, serta pakaian), dan lebih parah lagi adalah untuk “mengumpulkan dana”. Sehingga sekarang yang diundang ke walimahan hanya dari kalangan orang yang kaya-kaya saja, sedangkan yang tak berpunya malah tak diundang.

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Makanan yang paling buruk adalah makanan walimah. Orang yang butuh makan (si miskin) tidak diundang dan yang diundang malah orang yang tidak butuh (orang kaya).” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, hendaknya pengantin dan keluarga pengundang walimah meluruskan niat untuk berbagi dan menjadikan walimah sebagai ajang silaturahim yang sebenarnya. Sehingga tidak pilih-pilih apakah yang diundang adalah orang kaya ataupun orang miskin. Terlebih, si pengundang hendaknya tak terlalu berharap akan adanya “amplop” dari pada hadirin sehingga membawa amplop ataupun tidak perlakuannya sama.

2. Mendoakan Pengantin

Dewasa ini orang yang menyelenggarakan walimah sudah cukup pandai menyiasati doa yang dilantunkan sebelum acara inti dan pemberian hidangan. Namun masih ada pula yang mengesampingkan doa sehingga doa masih jadi urutan terakhir dimana para hadirin sudah tidak terlalu fokus pada acara atau maah sudah beranjak pulang.

Demikian pula dengan yag berkonsep modern (prasmanan), doa restu yang diberikan para tamu undangan hendaknya menjadi fokus sehingga tujuan awal dari diselenggarakannya sebuah walimah menjadi tercapai.

3. Menghormati Waktu Shalat

Sebaiknya acara walimah diadakan tidak melanggar waktu-waktu shalat. Jikalau terpaksa melewati masuknya waktu shalat sekalipun, hendaknya musik-musik dan hiburan dihentikan sejenak guna menghormati adzan yang berkumandang dan memberitahukan pada hadirin bahwa waktu shalat telah tiba.

4. Tidak Berlebihan

Sebuah pesta walimah tidak wajib megah. Rasulullah pun pernah mengadakan pesta walimah yang sederhana saja. Tergantung kemampuan si penyelenggara. Jika mampu, ya, silakan menyediakan banyak makanan dan mengundang banyak orang, namun jika kemampuan terbatas, undang kerabat dan tetangga terdekatpun memadai. Ingatlah ayat berikut ini:

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra` : 27)

Dengan dilakukannya hal-hal diatas diharapkan pertolongan dan rahmat Allah turun sehingga keberkahan menyelimuti pesta walimah sebuah pernikahan. Insya Allah.