“(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaat bagimu.” (Qs. An Nisa’ : 11)
Hingga kini, belum terdeteksi faktor tunggal yang menjadi penyebab timbulnya gangguan autisme (Tanpa Nama, 2006). Namun demikian, terdapat beberapa teori yang dimungkinkan menjadi penyebab timbulnya autisme, mari kita ber-teori sejenak,
1. Teori Psikososial
Beberapa ahli seperti Kanner dan Bettelhem menganggap autisme sebagai akibat hubungan yang dingin atau tidak akrab antara orang tua (terutama ibu) dengan anak. Dengan demikian dikatakan bahwa orang tua atau pengasuh yang emosional, kaku, obsesif, tidak hangat bahkan dingin, dapat menyebabkan anak asuhnya menjadi autistik. Seperti namanya; Psiko dan Sosia.
2. Teori Biologis
Berkaitan dengan :
- Faktor genetik, dimana keluarga yang terdapat anak autisme memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan populasi keluarga normal.
- Prenatal, natal dan postnatal, yaitu pendarahan pada masa kehamilan awal, obat-obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan dan anemia.
- Neuro anatomi, yaitu gangguan atau disfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandungan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan atau infeksi.
- Struktur dan biokimiawi, yaitu kelainan pada cerebellum dengan sel-sel purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotonin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin atau opioid dalam darah.
- Keracunan logam berat, umumnya terjadi pada anak yang tinggal di dekat tambang batu bara dan sebagainya.
- Gangguan pencernaan, pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan data yang ada, 60% anak autis mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna dan kemungkinan timbulnya gejala autistik disebabkan karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
Seorang sahabat berbagi mengenai beberapa hal yang dicurigai berpotensi menyebabkan anak menderita autisme, yaitu pertama, karena di vaksin. Dan vaksinnya mengandung thimerosal. Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan pada berbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini banyak negara maju yang memproduksi vaksin tanpa menggunakan thimerosal.
Curiga yang kedua, adalah televisi. Ya, televisi ‘si kotak ajaib’ itu penyebabnya. Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara orang tua-anak semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata terdapat kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.
Ketiga, makanan berzat kimia yang terdapat pada makanan modern (misalnya pengawet, pewarna dan lain-lain) dicurigai menjadi penyebab autisme pada beberapa kasus. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Feingold yang melakukan terapi diet terhadap beberapa pasiennya yang menderita autis. Ketika zat-zat kimia tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autisme, banyak yang mengalami peningkatan situasi secara drastis.
Keempat, radiasi pada janin bayi. Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi yang terkena gelombang ultrasonik berlebihan akan cenderung menjadi kidal. Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan radiasi juga berperan menyebabkan autisme. Sehingga, sebaiknya wanita menghindari USG jika tidak perlu.
Curiga yang kelima, Folic Acid Zat ini biasanya diberikan pada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin dan hasilnya memang cukup nyata. Tingkat cacat pada janin menurun hingga sebesar 30%, namun di lain pihak tingkat autisme juga meningkat.
Yang keenam, sekolah lebih awal. Wow, maksudnya?! Ya, hal ini memang mengejutkan, namun terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih awal (preschool) dapat memicu reaksi autisme. Diperkirakan bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuh atau membaik dengan berada dalam lingkupan orang tuanya. Namun, karena justru dipindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah playgroup/preschool), maka beberapa anak jadi mengalami shock dan bakat autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.
Autisme bukanlah sebuah penyakit. Janganlah menyakiti mereka tapi mencobalah untuk mengerti mereka. Karena mereka adalah hamba Allah juga seperti kita. Mereka anak Indonesia, mereka tidak bisa memilih ketika lahir dengan normal ataupun tidak bukan?
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. al Anfal : 28)
‘Racun Dunia’
Timbal Hitam (Pb)
Timbal hitam adalah logam berwarna keabu-abuan yang secara alamiah terdapat pada lapisan tanah. Timbal hitam bisa ditemukan dimana saja termasuk di lingkungan kita, bahkan sangat banyak digunakan oleh manusia. Misalnya, dalam memproduksi batu baterai, amunisi dan benda-benda yang terbuat dari metal seperti, pipa, solder, dan dipakai untuk lapisan pelindung terhadap sinar-x. Timbal hitam juga masih digunakan sebagai campuran bensin, keramik, cat rumah serta usaha percetakan. Bila debu yang mengandung timbal hitam terbang ke udara, ia bisa terbang sangat jauh sebelum akhirnya jatuh ke tanah, dan begitu mendarat ke tanah ia akan menempel pada partikel-partikel tanah dan sebagian diserap oleh air tanah. Maka dari itu alirkanlah air keran selama 15-30 detik sebelum diambil airnya untuk menghindari timbal yang mungkin bocor dan keluar dari pipa. Selain lewat air tanah kita dapat terpapar timbal hitam dari makanan dan minuman yang mengandung zat tersebut, berada dalam sebuah bangunan tua yang catnya mulai mengelupas, bekerja dimana timbal dipakai, dan memakai timbal untuk hobi (mewarnai kaca).
Lalu apa pengaruhnya timbal hitam pada kesehatan?
Timbal mempunyai efek yang buruk terhadap semua organ tubuh. Yang paling peka adalah susunan syaraf pusat, terutama pada anak-anak. Ginjal dan alat reproduktif juga sangat terpengaruh. Apakah ditelan atau dihirup pengaruhnya sama, tak disengaja apalagi di sengaja pengaruhnya pun sama. Pada kadar yang tinggi timbal dapat memperlambat reaksi, menyebabkan kelemahan pada jari, pergelangan tangan dan kaki juga mempengaruhi daya ingat. Pada laki-laki bisa mempengaruhi sistem reproduksi.
Pengaruh untuk orang dewasa saja memprihatinkan apalagi terhadap anak-anak dan bayi. Maka, hindari sebisa mungkin sumber cemaran timbal, sering-sering membersihkan muka dan tangan adik kita, bersihkan rumah dari debu-debu yang tak bertanggung jawab, jaga adik spesial kita supaya tidak memasukan/menggigit-gigit sesuatu yang dicat dengan cat yang dicampur timbal hitam. Karena mereka lebih peka terhadap keracunan timbal daripada orang dewasa, menelan kadar timbal yang cukup tinggi bisa menimbulkan anemia, sakit perut hebat, kelemahan otot dan kerusakan otak. Pada kadar kecilpun timbal bisa mempengaruhi perkembangan mental dan fisiknya. Akibat paparan timbal jauh lebih berbahaya untuk bayi dan janin, ia bisa menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan yang kurang, kemampuan mental berkurang. Sedangkan pada usia sekolah ia akan mengalami kesulitan belajar dan gangguan pertumbuhan fisik. Nah, untuk para ibu yang sedang mengandung ekstra hati-hatilah menjaga karunia Allah SWT.
Merkuri/Air Raksa (Hg)
Merkuri adalah sejenis metal yang terjadi secara alamiah dan mempunyai berbagai macam bentuk. Metal Merkuri adalah cairan yang mengkilat berwarna putih-perak, dan tidak berbau. Bila dipanaskan ia menguap menjadi gas yang tak berwarna dan tak berbau. Merkuri–inorganik atau disebut juga Garam Merkuri adalah campuran merkuri dengan elemen-elemen seperti Chlorine, Sulfur atau Oksigen, berbentuk bubuk putih atau kristal. Bila bergabung dengan karbon, merkuri membentuk merkuri-organik. Yang paling sering ditemui adalah Methyl-Merkuri yang dibuat oleh jasad renik dalam air atau tanah. Makin banyak merkuri di lingkungan, maka makin banyak methylmerkuri yang dibuat oleh jasad renik tersebut. Metal Merkuri dipakai untuk membuat gas Chlorine dan Caustic soda, juga dipakai dalam thermometer, tambalan gigi dan batu baterai. Garam merkuri kadang-kadang dipakai dalam krim muka sebagai pemutih, juga dalam krim antiseptik dan salep.
Lebih jelasnya lagi darimana datangnya Merkuri, mari kita simak penjelasannya. Merkuri inorganik (Garam Merkuri) dihasilkan oleh pembakaran batu bara, pabrik-pabrik yang memakai bahan merkuri dan pertambangan merkuri. Merkuri yang berupa debu, terbang melalui udara, ia bisa masuk ke dalam air atau tanah, dari pembuangan sampah dan letupan gunung berapi. Methylmerkuri dibentuk dalam air dan tanah oleh jasad renik yang disebut Bakteri. Methylmerkuri pun diserap oleh ikan. Makin besar dan makin tua ikan tersebut, makin tinggi paparan merkuri dalam tubuhnya.
Manusia bisa bersentuhan dengan merkuri dari makanan, misalnya ketika kita mengkonsumsi ikan atau kerang yang terpapar methylmerkuri. Kita juga bisa terpapar merkuri karena menghirup udara yang mengandung merkuri dari pembakaran, incinerator dan industri yang memakai merkuri sebagai bahan bakar, menghirup uap merkuri yang lepas dari tambalan gigi, mendapat suntikan yang mengandung merkuri, atau ketika kita berjalan-jalan ke pabrik termometer dan lampu neon. Pokoknya ke tempat-tempat yang udaranya sudah terkontaminasi uap merkuri di tempat kerja dan kontak langsung melalui kulit. Bayi pun dapat terpapar merkuri melalui asi atau lebih dari itu pada saat pembentukan janin, bila terpapar, merkuri akan menumpuk dalam tubuh terutama pada tulangnya. Itulah sebabnya sebagian bayi yang lahir mengalami kerusakan otak, gangguan bicara, buta, kejang, gangguan koordinasi dan retardasi mental.
Susunan syaraf pusat sangat peka terhadap semua jenis merkuri. Methylmerkuri dan metal-merkuri lebih berbahaya dari jenis lain, oleh karena dalam bentuk ini merkuri bisa sampai ke otak. Paparan yang tinggi terhadap metal-inorganik dan organik-merkuri bisa menyebabkan kerusakan yang permanen pada otak, ginjal dan janin yang sedang berkembang. Dampak terhadap fungsi otak dapat berupa iritabilitas (mudah marah), rasa malu, tremor (gemetaran), gangguan penglihatan dan gangguan memori (daya ingat). Suatu paparan merkuri jangka pendek pada kadar tinggi dari uap metal-merkuri bisa menyebabkan kerusakan paru, rasa mual, muntah diare, peninggian tekanan darah dan detak jantung, gangguan pada kulit dan iritasi mata. Kalau kita lihat akibat di atas terlihat sepele namun akan menjadi sangat berbahaya jika diabaikan.
Oleh : Dian F. Utami
Facebook