Roda kehidupan setiap insan di dunia ini selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan, ada pilihan yang baik dan ada pilihan yang buruk, jika dihadapkan pada pilihan yang buruk maka pilihan yang tepat adalah menolaknya baik secara terbuka maupun secara sindiran. Begitu juga jika pilihan itu baik maka langkah yang paling tepat adalah memilih untuk tidak menolaknya.
Memilih sesuatu hal tentu saja ada parameter-parameter tertentu yang mengharuskan setiap insan untuk menimang-nimangnya secara matang dengan memadukan otak kiri dan otak kanan sehingga terpilihlah pilihan yang paling baik dan cocok.
Dasar utama yang menjadi landasan untuk memilih adalah ilmu pengetahuan, misalkan saja ketika seorang Insinyur Teknik sipil ingin memilih dimensi tulangan untuk sebuah kolom beton bertulang maka tahap utama yang dia lakukan adalah menganalisa seluruh kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi dengan ilmu mekanika rekayasa sehingga diperoleh nilai momen yang selanjutnya bisa dipakai dalam memilih ukuran tulangan yang proposional terhadap dimensi kolom yang direncanakan.
Dalam kasus seperti ini rasanya tidak terlalu sulit untuk memilih karena parameternya sangat jelas, jika tulangan yang terpasang terlalu banyak maka konsekuensi yang bakal terjadi adalah dikhawatirkan bakal menyebabkan keruntuhan tekan dikarenakan tulangan terlalu banyak dan beton tidak sanggup mengimbanginya sehingga mudah retak dan colaps.
Untuk urusan jodoh pun ada parameter penting untuk direnungi secara mendalam. Jauh-jauh hari lebih kurang 14 abad yang lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberi gambaran yang jelas mengenai parameter yang menjadi tolak ukur dalam memilih jodoh. Ketika seorang lelaki muda yang lajang ingin meminang seorang gadis Rasulullah telah memberi 4 kriteria pilihan, yakni pilihlah dengan melihat rupa, harta, nasab dan agama,jika memilih karena dasar agama niscaya akan selamat dan berbahagia.
Hal pertama yang membuat lelaki menjadi tertarik dengan wanita adalah karena melihat wajahnya, wajah yang cantik tentu saja akan mempunyai daya tarik yang kuat bagi setiap lelaki. Sehingga atas dasar ini dia telah menentukan pilihan untuk memilih si wanita tersebut. Namun demikian, wajah cantik ini bukan sebuah patokan yang mutlak karena ada parameter kedua yakni hartanya dan parameter ketiga yakni bagaimana keluarganya. Akan tetapi ketika wajahnya oke, hartanya melimpah, dan berasal dari keluarga yang “wah”, namun agamanya tidak jelas alias sekedar tanda pengenal di KTP saja maka ketiga kriteria tadi bakal sia-sia belaka. Untuk itu penting sekali untuk mengedapankan nilai-nilai iman dalam memilih wanita idaman, dan wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik hanya untuk wanita yang baik.
Demikian juga halnya dengan wanita, ketika ada seorang lelaki yang datang hendak meminang dia untuk dijadikan teman hidup di dunia dan akhirat baik dalam suka maupun duka, maka parameter utama dalam menerima atau menolak-nya adalah karena 4 hal itu juga, yakni: rupa, harta, nasab dan agama.
Ketika seorang wanita menolak karena alasan agamanya yang kurang pas Insya Allah dia akan selamat dan berbahagia. Seorang wanita berhak untuk menolak, dan penolakan yang sangat logis adalah penolakan atas dasar agama. Jika terlihat bahwa lelaki yang datang memilih dia bukanlah seseorang yang baik dalam agamanya biarpun rupawan hartawan dan bangsawan sekalipun maka menolak pinangannya adalah langkah yang tepat.
Namun, jika alasan penolakan karena rupa kurang tampan atau karena kurang kaya dan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja maka ini bukanlah sebuah alasan yang tepat. Karena kunci utama bahagia itu terletak di hati bukan karena luas atau sempitnya sebuah rumah. Seorang lelaki yang beriman insya Allah akan menerima setiap taqdir dari Nya dengan lapang dada, dan seorang yang beriman tentu saja mempunyai cinta yang besar terhadap Penciptanya, wujud cinta kepada Nya adalah dengan menjalankan segala titah Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Nya.
Salah satu titah dari Nya adalah berlaku lemah lembut terhadap istri, berbakti kepada kedua orang tua, serta menyayangi keluarganya dengan memberi bimbingan agama agar terhindar dari jilatan api neraka.