Beberapa hari lalu saat sholat Isya berjamaah, seorang pria paruh baya dari Sudan berdiri satu shaf persis di samping kanan saya.
Awalnya biasa-biasa saja. Keanehan mulai terjadi pada rokaat ketiga dimana saat imam berdiri dan para makmum pun ikut berdiri mengambil rokaat ke 4, laki-laki di samping kanan saya ini malah duduk. Awalnya saya kira duduk istirahat sebagaimana dalam mazhab Syafi’i, namun perkiraan saya meleset. Laki-laki paruh baya ini terus duduk sambil menjulur kan telunjuk dan menggerakkannya, ternyata ia tahiyat lagi.
Selepas salam saya salamin dan bertanya kabarnya, baru setelah itu keluar teguran, “Maaf, sholat Anda batal. Anda wajib mengulanginya.”
Mendengar itu dia tampak kaget, “Kenapa?” dia balik bertanya.
Setengah berbisik saya menjawabnya, “Anda menyalahi imam. Anda menambah rukun sholat, tahiyat 3 kali.”
Beberapa kalimat lantas keluar dari mulutnya, namun saya tak faham maksudnya, diapun beranjak keluar.
Tak disangka tadi bertemu lagi saat sholat isya juga. Waktu masuk masjid dia menghampiri dan menyalami saya dengan hangat diiringi senyum sambil berujar, “Saya sudah ulangi sholat yg kemaren. Tidak tahu ya kok saya tidak sadar duduk sendiri, fikiran saya entah kemana saat itu.”
Sayapun membalas dengan senyum yang tak kalah manisnya.
Sebenarnya bukan itu saja keanehan yg sering dipertontonkan beberapa oknum saat sholat. Sebelumnya seorang pemuda Mesir dengan celana jins dan baju kaos sedang sholat sunat Isya. Secara tak sengaja mata saya tertuju saat pemuda ini sujud, lho kok yg nyentuh tanah cuma hidung nya doang, jidat nya gak nyentuh sama sekali. Saya fikir dia lupa aja, ntar lihat lagi saat sujud rokaat kedua, ternyata sama saja.
Selesai sholat saya panggil, lagi-lagi salamin, bertanya kabar serta basa basi lainnya untuk kemudian langsung ke topik, “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh kita sujud dengan 7 anggota badan, di antaranya jidat termasuk di dalamnya hidung. Nah tadi Anda sujud hidung doang, jidat nya gak. Maaf ya.”
Dengan hangat dia membalas, “O, ya. Terima kasih”, dia pun pergi mengambil tempat duduk.
Kisah lain ada juga yang sujud tapi jari-jari kakinya terangkat tidak menyentuh tanah namun ini kadang saja.
Yang lebih mencengangkan adalah saat seorang Srilanka sholat sunnat. Saya lupa itu sholat sunnat apa. Rakaat pertama HP-nya berdering berkali-kali. Akhirnya sambil sholat HP-nya di keluarkan dari saku celananya sebelah kanan dan dimatikan untuk selanjutnya kembali mendarat ditempat nya semula. Telapak tangan kanannya tetap nempel di luar saku celananya, sementara tangan kirinya bersedekap sendirian tanpa teman yang memeluk nya.
“Driiiiing driiiing…,” HP-nya bunyi lagi, dengan secepat kilat jari-jarinya memencet tombol dari luar sakunya. Dering pun terhenti.
Tak berapa lama, lagi-lagi deringan itu muncul lagi. Saking kesalnya, HP-nya di keluarkan lagi. Sekarang tangan kirinya yang semula bersedekap ikut membantu memegang HP.
HP-nya dibuka dan baterainya dikeluarkan. Selanjutnya dimasukkan kantong celana lagi, setelah itu ia rukuk…
Lhooo, masih sholat toh?
Amak Icha