Makna Dalam Lakum Dii Nukum Waa Liya Diin Tulisan Arab

Lakum Dii Nukum Wa Liya Diin Tulisan Arab – Potongan ayat ini mempunyai arti “Bagimu agamamu, bagiku agamaku” dan merupakan ayat terpenting yang mengandung prinsip kita sebagai umat Muslim. Yaitu tentang keteguhan kita dalam Aqidah untuk memegang dan mempercayai kebenaran agama Allah, Islam.

obatrindu.com

Jadi kita sebagai seorang muslim harus bisa memahami kandungan yang berada di dalam ayat ini dengan baik dan benar. Tentunya dengan begitu kita akan mudah berlepas diri dari belenggu dan kemudi daripada orang-orang kafir yang dapat meruntuhkan keimanan dan keimanan kita di zaman akhir ini.

Contohnya saja bentuk belenggu dari orang kafir mengenai Aqidah kita yang akhir-akhir ini banyak di perbicangkan oleh ummat Muslim adalah tentang keyakinan kita apakah kita mengikuti setiap perayaan agama yang dilakukan oleh orang kafir.

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jallah telah berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Kafirun yang berbunyi :

lakum dii nukum wa liya diin

Artinya dalam Bahasa Indonesia :

“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (6)” (QS. Al Kafirun: 1-6)

Makna Ayat Lakum Dii Nukum Wa Liya Diin

 

pemudamuslimin-indonesia.or.id

Sekarang kita mengulas secara singkat tentang makna yang terkandung di dalam potongan Surat Al-Kafirun, “Lakum Dii Nukum Wa Liya Diin” karena di dalam surat ini terdapat pesan untuk kita meneguhkan Aqidah kita dalam beribadah kepada Allah.

Ayat tersebut sebenarnya mempunyai kandungan akan seruan pada orang-orang yang musyrik secara terang-terangan bahwasanya kita sebagai kaum muslimin memilih untuk berlepas diri dari bentuk ibadah kepada selain Allah S.W.T seperti yang kebanyakan mereka lakukan baik itu lahir maupun batin mereka.

Di dalam surat tersebut sebenarnya juga menjelaskan bahwa sebenarnya mereka, orang-orang musyrik, tidaklah menyembah Allah. Dan mereka bisa dikatakan tidak ikhlas di dalam beribadah karena bentuk ibadah mereka tidak murni menyembah hanya kepada Allah.

Mereka, orang-orang musyrik, yang menyembah Allah dengan menyandingkan dengan sebuah kesyirikan tidaklah bisa disebut dengan Ibadah.

Dan di dalam perulangan ayat yang berada di ayat tersebut menegaskan pula bahwa seperti di dalam ayat pertama, mereka (orang-orang musyrik) telah menunjukkan perbuatan mereka yang wujud serta pernyataan mereka. Sedangkan di ayat kedua setelah perulangan menjelaskan bahwa mereka juga sifat sebenarnya dari mereka.

Dan di akhir ayat tersebut, Allah menutupnya dengan menyatakan,

lakum dii nukum wa liya diin tulisan arab

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. Ayat ini semisal firman Allah Ta’ala

Ada pula penjelasan mengenai ayat “lakum dii nukum wa liya diin” tersebut menurut Ibnu Jarir Ath Thobari dalam Tafsir Ath Thobari, 24: 704 adalah sebagai berikut :

“Bagi kalianlah agama kalian, janganlah kalian tinggalkan selamanya karena itu akhir hidup yang kalian pilih serta kalian akan sulit melepaskannya. Begitu pula kalian juga akan mati di dalam atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut(kupercaya). Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.”

harianpapua.com

Sedamglam do dalam Tafsir Al Bahr Al Muhith, saudara Ibnu Hayyan juga menafsirkan, “Bagi kalian kesyirikan yang kalian anut, dan bagiku berpegang dengan ketauhidanku. Dan inilah yang dinamakan tidak loyal atau berlepas diri dari orang kafir.”

Di dalam ayat Lakum diinukum wa liya diin sendiri juga bisa terdapat dua makna yang tersembunyi. Makna pertama adalah bagi kalian akidah kekufuran yang kalian percayai, bagi kami adalah akidah Islam. Makna kedua, karena diin bisa juga bermakna al jazaa’, yang mempunyai arti hari pembalasan, jadi artinya bisa menjadi:

“Bagi kalian balasan serta bagiku balasan. Demikian yang telah dijelaskan oleh Al Mawardi dan juga Muhammad Sayid Thonthowi di dalam kitab tafsir diantara keduanya.
Nah, itulah ulasan sekilas tentang bacaan Ayat Lakum dii nukum wa liya diin. Semoga sekelumit ilmu tentang Aqidah ini bisa menambah wawasan kita akan Islam.

Waallahualam