Kamis, 10 Syaban bertepatan dengan tanggal 28/5 Masehi. Tak terasa Ramadhan bulan yang dinanti-nanti itu, 20 hari lagi akan menjumpai kita. Insya Allah. Bak rindu yang membuncah kepada sang pujaan hati, belahan jiwa. Rasa-rasanya sudah tidak sabar lagi diri ini ingin memeluk, mendekap, membelai dan merasakan kehangatanmu, wahai bulan yang lebih baik dari seribu bulan itu.
Marhaban ya Ramadhan. Aku rindu ingin berjumpa denganmu. Aku ingin cepat-cepat mendekap, memeluk dan memilikimu. Namun aku sadar, tidak cuma aku yang rindu kehadiranmu. Jutaan, bahkan miliran umat di muka dunia ini, merindukan pula kehadiranmu, bulan penuh ampunan, bulan penuh rahmat dan pembebas dari api neraka.
Ramadhan, pantaslah bila engkau dirindukan banyak orang. Tak hanya kami, kaum Muslimin juga mereka non-Muslim. Kehadiranmu, Ramadhan bagi kami umat Islam, teramat istimewa. Karena Allah SWT, Tuhanmu, menyediakan ganjaran pahala yang berlipat-lipat bagi kami yang mengerjakan amal shaleh selama satu bulan penuh Ramadhan.
Ramadhan. Kehadiranmu pun memberi jalan kami untuk bertaubat, kembali mendekatkan diri kepada Allahu Rabbi, Tuhan Penguasa Langit, Bumi Pencipta Makhluk. Setelah sebelas bulan, kami sibuk memburu ambisi dan obsesi dunia yang fana. Wajah kami kian kering karena jarang sekali menyentuh air wudlu.
Hati kami kian tak peka lagi dengan seruan-Mu karena kecintaan kami kepada dunia dan takut mati. Mata ini tak pernah lagi mampu meneteskan air mata memohon kefakiran diri di hadapan-Mu. Mulut ini pun kian kelu karena tak pernah lagi menyebut nama-Mu yang agung. Bahkan, jidat ini tak pernah lagi bersungkur sujud menunjukkan kekerdilan diri di hadapan-Mu.
Ramadhan. Saatnya kami untuk kembali memperbaiki rapor diri di hadapan Allahu Rabbi. Maka ketika kau tiba menyapa kami Ramadhan, aku tak ingin melepaskan ibadah wajib karena Dia menyediakan pahala berlipat-lipat bagi orang yang mengerjakannya. Aku pun tak ingin meninggalkan ibadah sunnah karena Dia, Allah menyediakan pahala yang sama ibadah wajib bila aku mengerjakan ibadah tersebut di luar Ramadhan.
Ramadhan. Sedikit pun aku tak ingin ada hari yang terlewat, kecuali hari-hari bercengkerama denganmu melalui amal shaleh di bulan itu. Tak ingin kulewatkan hari-hari Ramadhan, kecuali dengan memperbanyak ibadah shalat Tarawih, Qiyamullail, tilawah Qur’an, zikir, shadaqah, hingga I’tikaf dan menyempurnakannya dengan mengeluarkan zakat fitrah.
Ramadhan. Tak hanya kami, umat Islam, kehadiranmu pun ditunggu-tunggu mereka, umat non-Muslim. Di mata mereka kehadiranmu Ramadhan merupakan keberkahan. Selama satu bulan kehadiranmu, mereka mendapatkan keuntungan finansial berlipat-lipat dari hasil penjualan berbagai produk mereka kepada umat Islam. Itu terjadi tak hanya di negeri ini juga di seluruh penjuru dunia.
Ramadhan. Kini aku baru paham mengapa orang berbondong-bondong di pelosok dunia ini mencermati awal kemunculanmu. Tak sekadar untuk menentukan awal Ramadhan, lebih dari itu, hal itu menandakan bahwa kami, umat Islam sangat menanti-nanti kehadiranmu. Kehadiranmu membuat kami makhluk di dunia ini bergembira dan suka cita. Semoga dengan perasaan suka cita ini menjadi perantara turunnya rahmat dan pahala Allah kepada kami.
Marhaban ya Ramadhan, selamat datang Ramadhan, bulan penuh ampunan dan berkah. Ya Rabb, sampaikan kami kepada Ramadhan dan kuatkan tekad kami untuk memaksimalkan ibadah di bulan ini, tanpa sedikit pun terlewat waktu, kecuali memperbanyak amal shaleh. Kabulkan ya Rabb.
Halimun, Kamis, 28/5.