Melibatkan Anak Merencanakan Kegiatan

Berbicara tentang “merencanakan” adalah sebuah seni tersendiri. Bisa jadi kegiatan merencanakan masih asing untuk anak–anak. Namun sesungguhnya hal ini sangat menyenangkan terutama bila dilakukan sambil bermain. Menyenangkan karena dapat mempertemukan imajinasi dan tindakan kongkrit untuk merealisasikan berbagai hal yang hendak dilakukan. Kedekatan antara orang tua dan anak akan terbangun dari sini. Bukan berarti kegiatan merencanakan hanya berhenti sampai tersusunnya list di atas kertas. Namun disini peran orang tua dan tangung jawab seorang anak membentuk kolaborasi untuk dapat merealisasikan perencanaan yang telah dibuat.

Mengajak anak merencanakan kegiatan akan memberikan daya tawar bahwa anak–anak juga dapat berperilaku amanah. Dari sisi orang tua sendiri, ini merupakan momen yang baik untuk dapat menginternalisasikan nilai–nilai Islam. Satu hal penting yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah adanya dialog dengan sang anak tentang “membuat keputusan”. Belajar untuk membuat keputusan sebenarnya membutuhkan keterlatihan. Semakin terlatih dalam membuat keputusan maka semakin berkualitas hasil keputusan yang dibuat. Maka dalam prosesnya seorang anak secara langsung maupun tidak langsung akan belajar menganalisis berbagai kemungkinan. Tentunya analisis ini berada pada level anak–anak. Orang tua hendaknya dapat mendampingi anak-anak dalam memberikan gambaran dan pertimbangan tentang berbagai alternatif yang dimunculkan saat menyusun perencanaan bersama.

Keuntungan dari membuat perencanaan bersama anak

Beberapa keuntungan membuat kegiatan perencanan bersama anak-anak sebagai berikut:

  1. Fokus dan fleksibel
    Apa yang menjadi fokus keluarga tahun ini, berikan berbagai pandangan kepada anak–anak untuk menjadi bahan pertimbangan, sebab bisa jadi sumber daya yang dimiliki keluarga tidak banyak, misalnya dana sedikit hingga waktu yang terbatas.
  2. Komunikasi
    Komunikasi akan mendekatkan jarak antara orang tua dan anak, komunikasi dapat memaksimalkan nuansa saling mendukung untuk tujuan keluarga bersama.
  3. Control
    A
    rtinya dapat mengukur hasil yang sedang berjalan terhadap rencana yang telah dibuat, tak perlu kecewa jika gagal atau salah. Biarkan seorang anak melakukan kesalahan. Kemudian orang tua dan anak dapat melakukan tindakan korektif serta menelaah kembali kegagalan yang terjadi sehingga dapat memperbaiki situasi.
  4. Time management
    Sudah sangat jelas umur kita sangat terbatas sedang kewajiban yang harus kita lakukan banyak sekali, maka silakan membuat perencanaan dengan dasar prioritas.

Contoh membuat perencanaan kegiatan menabung “Idhul Adha”

Kita bisa menggunakan rumus SMART (Specific, Measureable, Realistic, Achieveable, Timed).  Dibawah ini merupakan satu contoh perencanaan kegiatan menabung “idhul adha”. Dengan rumus tersebut beberapa langkah yang yang dilakukan :

  1. Specific (Spesifik)
    Menentukan kegiatan menabung untuk persiapan Qurban Oktober tahun 2013 dengan jumlah dana Rp. 2.000.000,-.
  2. Measureable (dapat dikukur)
    Tentukan jumlah uang saku yang akan diberikan kepada anak. Buat kesepakatan dari total uang saku, berapa prosentase untuk menabung idhul adha (misalnya dana yang ditabung 25-35% dari uang sakunya). Saat kesepakatan sudah diputuskan, orang tua dapat memberikan tambahan dana khusus untuk rencana Qurban.
  3. Achieveable (dapat diraih)
    Perencanaan ini dibuat dengan kesepakatan orang tua dan anak, terlebih dahulu orang tua mengajak berdialog tentang makna berqurban. Tentunya tidak hanya dilakukan sekali saja, bisa berdialoglah berulang–ulang, tidak lelah meladeni pertanyaan anak-anak, orang tua sebaiknya dapat menjawab dengan cerdas dan tepat.
  4. Realistic (realistis)
    Berikan evaluasi sebelum akhir waktu, misal setiap bulan atau tiap dua bulan sekali. Cek kembali tabungan dan hitung kembali masih kurang berapakah dana yang dibutuhkan untuk membeli kambing Qurban. Sudah kah sesuai harapan?
  5. Timed (ada jangka waktunya)
    Mulai menabung Januari 2013 untuk idhul adha oktober 2013. Melakukan kegiatan menabung minimal satu kali transaksi setiap bulan.

Bagaimana, menyenangkan bukan? Silahkan mencoba

Oleh : Ukhti Tata, Yogyakarta
Blog