Penyakit memang dapat mendatangi siapapun tanpa pandang bulu. Contohnya penyakit Bell’s Palsy, seperti yang belakangan dialami oleh publik figur seperti Rano Karno. Mungkin sebagian masyarakat masih kurang mengenal penyakit Bell’s Palsy, dimana penyakit ini menyerang syaraf yang mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan fungsi syaraf hingga kelumpuhan syaraf pada wajah. Apa penyebab penyakit Bell’s Palsy? Lalu, bagaimana cara mengenali serangan/gejala Bell’s Palsy ini? Simak penjelasannya berikut ini.
Bell’s Palsy merupakan penyakit yang menyerang salah satu syaraf yakni syaraf no. 7 (syaraf fascialis). Penyakit ini diduga disebabkan oleh virus, seperti virus herpes. Sebagian ahli juga menyebutkan kemungkinan adanya faktor genetis atau keturunan yang menyebabkan seseorang menderita Bell’s Palsy. Faktor lainnya adalah karena faktor suhu. Jika Anda sering terpapar suhu dingin/berada di ruang ber-AC, maka hindarilah paparan AC secara langsung sebab ha ini dapat memicu terjadinya serangan Bell’s Palsy.
Oleh karena yang diserang adalah syaraf, maka gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini bisa langsung dikenali dari perubahan otot wajah penderitanya. Bell’s Palsy membuat penderitanya mengalami kelemahan otot wajah di salah satu sisinya (tergantng sisi mana yang terserang). Sisi wajah yang diserang akan mengalami susah bergerak baik itu untuk tersenyum, mengangkat alis, membuka-menutup kelopak mata (berkedip) dan sebagainya. Tak jarang wajah penderita akan mengalami perubahan bentuk (melorot).
Gejala lain yang ditimbulkan oleh Bell’s Palsy antara lain:
- Penurunan indera pengecap pada sisi yang terkena
- Penurunan jumlah air liur dan air mata pada sisi yang terkena
- Rasa nyeri yang timbul di bagian rahang dan bagian belakang telinga sisi yang terkena
- Kesulitan berekspresi dan wajah melorot
- Peningkatan sensitivitas suara pada sisi yang terkena
Umumnya orang mengira bahwa bell’s palsy ini sama dengan serangan stroke, sehingga tanpa adanya pengetahuan tentang bell’s palsy ini penderita menerima pengobatan yang berlebihan seperti layaknya orang yang terserang stroke. Untuk itu, jika Anda atau anggota keluarga ada yang mengalami gejala-gejala seperti di atas, maka sebaiknya Anda segera membawa penderita ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Karena jika terlambat diobati (lebih dari 72 jam) maka kemungkinan untuk sembuh akan lebih sedikit.
Beruntung, penderita Bell’s Palsy dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hari. Dengan penanganan yang tepat, 85% penderita Bell’s Palsy dapat sembuh dalam waktu 3 minggu tanpa meninggalkan bekas cacat apapun. 15%-nya dapat sembuh dalam waktu 2-4 bulan juga tanpa meninggalkan bekas cacat. Namun, jika salah penangananan, maka bisa jadi penderita akan menderita kelumpuhan pada salah satu wajah tersebut secara permanen.