Dalam bab ini mengandung penjelasan tentang makna لا إله إلا الله sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yaitu : membersihkan diri dari syirik dan pemurnian ibadah kepada Allah.
Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi. Kenapa? Sebab Allah telah menjanjikan untuk tidak akan mengampuni dosa syirik, kecuali pelakunya bertaubat nasuha. Sedangkan dosa-dosa yang lain, selain dosa syirik, meskipun dosa besar, maka ada kemungkinan untuk diampuni Allah, meskipun tanpa taubat. Tentunya jika Allah memang menghendaki untuk mengampuninya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat An Nisa ayat 48,
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendakiNya.”
Rasa takut dari kesyirikan itu telah ditunjukkan dalam doa Khalilullah, Nabi Ibrahim dalam Al Quran,
واجنبني وبني أن نعبد الأصنام
“……. Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari perbuatan (menyembah) berhala.” (QS. Ibrahim, 35)
Nabi Ibrahim mengambil ibrah (pelajaran) dari keadaan sebagian besar manusia, bahwa mereka itu adalah sebagaimana perkataan beliau :
رب إنهن أضللن كثيرا من الناس
“Ya Rabb, sesungguhnya berhala berhala itu telah menyesatkan banyak orang.” (QS. Ibrahim, 36).
Syirik, mempersekutukan Allah, memiliki berbagai tingkatan, sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah dalam sebuah hadits tatkala beliau menyebutkan tentang kekhawatiran beliau akan umatnya yang akan melakukan syirik kecil, yakni perbuatan riya.
Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda :
“أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر، فسئل عنه ؟ فقال : الرياء”
“Sesuatu yang paling aku khawatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil.” Kemudian beliau ditanya tentang itu, dan beliau pun menjawab : “Yaitu riya’.” (HR. Ahmad, Ath Thabrani dan Abi Dawud).
Riya’ termasuk perbuatan syirik. Riya’ termasuk syirik kecil. Riya’ adalah dosa yang paling ditakuti oleh Rasulullah terhadap orang orang shalih.
Pertama : syirik akbar (besar) yaitu memperlakukan sesuatu selain Allah sama dengan Allah, dalam hal hal yang merupakan hak khusus bagiNya.
Kedua : syirik ashghar (kecil), yaitu : perbuatan yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Al hadits sebagai suatu syirik, tetapi belum sampai ke tingkat syirik akbar. Adapun perbedaan diantara keduanya :
- Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.
- Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka, sedang syirik kecil tidak sampai demikian.
- Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam
Syirik harus benar-benar ditakuti oleh setiap orang karena ia menentukan surga dan neraka seseorang. Barang siapa yang mati tidak dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk surga, dan barang siapa yang mati dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka, meskipun ia termasuk orang yang banyak ibadahnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“من مات وهو يدعو من دون الله ندا دخل النار”
“Barang siapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam neraka.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“من لقي الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة ومن لقيه يشرك به شيئا دخل النا”
“Barang siapa yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaNya, pasti ia masuk surga, dan barang siapa yang menemuiNya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka”.
Inilah keutamaan orang yang dirinya bersih dari kemusyrikan.