Kudeta Mesir dipercayai telah memasuki fasa kedua. Pasukan Keamanan dengan kerjasama Jenderal Abdul Fattah As Sisi, panglima tertinggi Pasukan Angkatan Bersenjata Mesir telah memulai serangan untuk menjatuhkan gerakan HAMAS di Semenanjung Gaza sambil didukung oleh hasutan media pro-As Sisi. Beberapa orang aktivis telah mengadakan protes menentang pemerintahan di Semenanjung Sinai itu. Aktivis tersebut dipercayai menerima bantuan keuangan dari Uni Emirat Arab (UEA).
Laman baru, Secrets Of Arabia telah memperhatikan tanda-tanda perancangan kampanye yang dimulai oleh Mesir untuk menyerang HAMAS dan menggulingkan pemerintahan di Gaza. Sementara itu, sumber lain mendakwa bahwa UEA telah merencanakan kampanye yang bekerjasama dengan bekas pemimpin Fatah, Muhammad Dahlan yang bekerja sebagai konsultan di Abu Dhabi Crown Prince. Muhammad bin Zayid Dahlan sebelum ini diasingkan dari Gaza karena kegagalannya untuk menggulingkan pemerintahan HAMAS yang telah dipilih secara demokratis.
Dalam beberapa minggu ini, tentera Mesir telah melancarkan kampanye besar-besaran terhadap terowong-terowong penyelundupan. Terowong tersebut digunakan untuk mengangkut barang-barang penting kepada penduduk Gaza yang terpaksa menghadapi isolasi dari Israel. Berita itu juga telah dibocorkan dengan arahan dari Pasukan Keamanan Mesir untuk menghancurkan lebih 500 buah rumah berbatasan dengan wilayah Semenanjung Gaza dan sejauh 500 meter ke dalam wilayah Mesir.
Operasi memusnahkan kediaman rakyat Palestina di sempadan Gaza merupakan pertama kalinya berlaku dalam sejarah hubungan Mesir-Palestina. Operasi tersebut telah menimbulkan kerisauan di wilayah ini. Menurut penduduk Mesir di kawasan itu, masyarakat Mesir percaya bahwa operasi tersebut dilakukan bertujuan untuk memperkukuhkan kepungan atas Gaza.
Kampanye Hasutan
Tindakan pihak tentera Mesir yang didukung oleh kampanye yang tidak pernah terjadi sebelum ini dari media pro-kudeta yang menyeru rakyat Palestina melakukan pemberontakan terhadap HAMAS merupakan satu campur tangan yang jelas dan terang-terangan. Sementara itu, saluran media yang sama telah mengkritik pihak selain Mesir yang mencampuri urusan politik di Kairo.
Taufiq Ukasyah, seorang yang banyak memiliki kepribadian kontroversial dalam media Mesir telah mengejutkan penonton pada petang hari Sabtu yang lalu dengan hasutan terhadap rakyat Palestina di Gaza yang tidak pernah terjadi sebelum ini untuk melakukan pemberontakan.
Ukasyah sangat dekat dengan Jenderal As Sisi dan merupakan pelindung yang tetap kepada kudeta. Ia dipercayai secara luas di kalangan rakyat Mesir bahwa Ukasyah mencerminkan kedudukannya secara resmi dalam militer. Ia menerima arahan dari Jabatan Intelijen Moral dan Militer yang menyalurkan dana kepada siaran TV miliknya, Al Faraein.
Pemberontakan Gaza
Sementara itu, satu gerakan baru telah muncul dengan nama Tamarud Gaza atau Pemberontakan Gaza. Gerakan tersebut menyeru rakyat Palestinadi Gaza untuk menyuarakan suara protes mereka pada 11 November ini terhadap pemerintahan HAMAS. Gerakan tersebut juga telah menimbulkan kontroversi di jalan-jalan Palestina.
Mayoritas rakyat Palestian di Gaza percaya bahwa anggota gerakan Tamarud Gaza itu adalah lanjutan dari anti-revolusi yang diketuai oleh Uni Emirat Arab (UEA) dalam usaha menggagalkan revolusi Arab serta menjatuhkan pemerintahan Islam di dunia Arab. Gerakan itu sama seperti gerakan Tamarud Mesir yang diketuai oleh Mahmud Badr. Badr juga dikenali sebagai Mahmud Si Ganja karena didakwa sebelum ini terlibat dalam penjualan ganja. Badr telah membangun hubungan dengan UEA dan dibenarkan untuk bertemu Menteri Luar Negeri UEA, Syaikh Abdullah bin Zayeid Al Nahyan.
Rakyat Palestina juga percaya bahwa Muhammad Dahlan melakukan provokasi akibat masalah yang terjadi di Sinai untuk menyeret tentera Mesir kepada konflik dengan Gaza. Dahlan turut dipercayai menjadi pendukung Tamarud Gaza yang beraspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan HAMAS di Gaza sebagaimana Ikhwanul Muslimin dijatuhkan di Mesir.