Ada sebuah perilaku yang sering kali kita lihat pada ibu hamil. Yang kerap kali malah merepotkan suami dan keluarga. Yup, dialah ‘ngidam’.
‘Ngidam’ biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ingin sekali dimakan atau dilakukan oleh para ibu hamil. Konon kata orang tua, kalau suami atau keluarga tidak memenuhi keinginan si ibu, nanti anaknya bisa kena ini itu. Entah orang tua siapa yang bertitah demikian pada awalnya.
Sungguh kasian para suami yang sering kali tiba-tiba tengah malam harus jatuh bangun mencarikan mangga muda. Penyebabnya tentu saja karena si istri mendadak ingin makan mangga muda malam itu juga. Saat mangga mudanya sudah didapat, si istri malah ingin makan buah durian. Ini hanya contoh kejadian yang perlu disikapi para suami dengan kesabaran ekstra.
Tidak hanya seputar makanan, sering kali saya mendengar ada orang ngidam lebih aneh. Ingin memegang kumis orang Cina lah, ingin memegang kepala botak lah, dan sebagainya. Kesemuanya itu jelas merupakan hal yang aneh.
Ngidam yang masih di batas normal adalah hal yang wajar. Namun, jika sudah mulai tidak masuk akal, harus diwaspadai dan dihentikan. Kali ini saya akan menulis tentang ngidam yang termasuk dalam kategori ‘bahaya’ yang di sebut PICA.
Pica adalah sebuah istilah yang menunjuk pada keinginan kuat untuk memakan benda-benda yang bukan merupakan makanan. Beberpa kasus pernah terjadi ibu hamil memakan bedak. Belum jelas hal ini disebabkan oleh apa, tapi yang pasti si ibu katanya hanya ‘kepengen’ saja memakan bedak
Selain bedak, banyak benda lain yang juga jadi favorit ibu hamil yang cukup freak. Diantaranya tanah liat, lumpur, batu es, lem, pasir, kapur, lilin, kotoran hewan, timah, tawon lebah, puntung rokok, tepung,serpihan dinding, batu bata, rambut, dan paku. Dari sini bisa dilihat bahwa ibu hamil bisa mempunyai bakat yang luar biasa karena keinginan ‘ngidam aneh’ ini.
Penyebab pica sampai saat ini belum diketahui. Banyak hipotesis yang telah dibuat untuk menjelaskan perilaku ini. Hipotesis ini mencakup berbagai faktor seperti pengaruh cultural, status sosial-ekonomi rendah, penyakit defisiensi, dan gangguan psikologis.
Biasanya pica ini dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi ibu sendiri seperti misalnya memakan tanah liat, hal ini dikaitkan dengan keadaan tubuh ibu yang kekurangan zat besi. Akan tetapi, apakah absorpsi zat besi yang berkurang disebabkan oleh memakan tanah liat atau apakah kekurangan zat besi mendorong ibu memakan tanah liat? Masih belum diketahui penjelasan ilmiahnya.
Ibu yang menderita anemia defisiensi zat besi juga telah dilaporkan mengunyah batu es. Namun lagi-lagi mekanisme atau hubungan sebab akibatnya tidak diketahui. Hal ini juga sering dikaitkan dengan status sosial ekonomi. Kebiasaan pica bisa terjadi karena kekurangan ketersediaan makanan yang memadai.
Kebiasaan pica bukanlah kebiasaan yang baik. Bila Anda para isteri atau isteri Anda, para suami, mengalami gejala pica, sebaiknya tidak dituruti dan dihentikan karena akan berbahaya bagi si ibu dan si janin. Apa jadinya kalau si janin bayi diberi asupan makanan berupa pasir, tanah liat, dan batu bata.
Beberapa akibat berbahaya dari pica ini diantaranya:
1. memakan pasir atau tanah terkait dengan nyeri lambung dan perdarahan sesekali,
2. mengunyah batu es bisa menyebabkan kenampakan yang abnormal pada gigi,
3. memakan tanah liat bisa menyebabkan sembelit (konstipasi),
4. menelan benda-benda logam bisa menyebabkan perforasi usus,
5. memakan benda kotoran sering mengarah pada penyakit infeksi seperti toksocariasis, toksoplasmosis, dan trichuriasis,
6. memakan timah bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan keterbelakangan mental.
Pica memang terkesan menyeramkan dan bahkan berbahaya. Oleh karena itu, harus diwaspadai dan diawasi selalu gejala-gejala ngidam bagi Anda yang punya istri atau keluarga yang sedang hamil. Dan bagi para ibu atau calon ibu yang sedang hamil, jangan hanya memikirkan keinginan diri sendiri, ingatlah bahwa di rahim Anda ada si buah hati yang berhak untuk tumbuh sehat.
Selamat ngidam!