Seorang muslim adalah seseorang yang sudah mendapatkan nikmatnya hidayah Islam. Akan tetapi jika dalam kesehariannya melakukan dosa, satu titik hitam dihatinya akan muncul akibat setiap dosa yang diperbuat. Semakin maksiat yang dikerjakan, maka satu titik hitam itu akan terus muncul sehingga menutupi seluruh hatinya. Hatinya penuh dengan titik hitam akibat dosa dan maksiat yang dikerjakan. Jika hati sudah hitam seluruhnya, bisa di ibaratkan dengan cermin, maka cermin itu tak bisa lagi memantulkan cahaya. Demikian pula dengan hati, ia tak bisa lagi menerima hidayah.
Hudzaifah Ibnul Yaman berkata “JIka seseorang hamba melakukan dosa, maka diberikan titik hitam di dalam hatinya, sampai akhirnya seolah-olah ia sebagaimana seekor kambing hitam berbintik merah”.
Dikisahkan ada seorang ahli Ibadah dari kalangan Bani Israil. Ia terkenal dengan ibadah dan kebaikannya. Suatu waktu, seorang raja yang putrinya sedang sakit datang kepadanya untuk meminta diobati dan didoakan kesembuhannya. Ia yang pada awalnya rajin ibadah, ternyata terperosok dalam dosa. Saat putri raja itu ditinggalkan beberapa hari untuk diobati, ia yang berduaan kemudian tertarik kepadanya. Inilah dosa pertama yang dilakukan. Akan tetapi, dosa itu terus berlanjut. Hingga terjadilah kemaksiatan besar antara wanita dan pria itu. Takut nama baiknya rusak, dia memutuskan untuk membunuh wanita itu. Dosanya semakin besar, hatinya kian menghitam. Takut ketahuan membunuh, akhirnya dengan kejam dia kubur gadis itu dibelakang rumahnya dan dia mengatakan kepada sang raja nawah gadis itu sudah pergi entah kemana. Singkat cerita, sang raja akhirnya tau bahwa anaknya telah dibunuh dan dikubur di sana. Kecurigaan sang raja akhirnya benarm setelah makam dibongkar akhirnya terungkap bahwa anaknya itu memang dibunuh dan dikubur. Sang raja marah besar, akhirnya pria itu mendapat hukuman berat, yaitu hukuman mati.
Ketika hendak dihukum mati, syean datang kepadanya menawarkan bantuan. Dengan satu syarat, ia harus mengakui bahwa syetanlah Yang Maha Kuasa. Ahli ibadah itu menolak. Akan tetapi syetan membuat tipu daya yang lebih halus, cukuplah ahli ibadah itu hanya menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada syetan dan ia mengaku butuh bantuan syetan. Akhirnya ahli ibadah itu takluk dan mengikuti keinginan syetan. Tertutup sudah hidayah, ahli ibadah itu keluat dari tauhi tanpa sadar. Bukannya syetan melepaskan dan membantunya sesuai janji, ketika ahli ibadah itu menunduk, syetan justru menebas lehnya. Jadilah ia saat meninggal dalam keadaan suul khatimah.
Mungkin fenomena tertutupnya hidayah tak selalu seekstrem kisah itu. Namun ketika dosa demi dosa membuat kita menolak kebenaran dan asyik dalam kkemaksiatan, itu tanda hati kita telah menghitam hingga akhirnya hidayah tidak bisa masuk lagi.
Tercatat dalam sejarah, ada orang-orang yang secara formal beridentitas Islam, namun ia menentang kebenaran. Ia tak mau dinasehati. Bahkan ia memusuhi para ulama dan para pendakwah agama Islam. Mungkin secara identitas ia Islam, tetapi pada hakikatnya ia tertutup dari hidayah.
Oleh karena itu, ketika kita melakukan dosa dan kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepadaNya. Jangan sampai titik-titik hitam itu akibat disa yang dilakukan terus menumpuk hingga akhirnya pintu hidayah kita sudah tertutup. Naudzubillah. Semoga Allah senantiasa membukakan pintu hidayahnya kepada kita.