Menggelar resepsi pernikahan merupakan sunnah Nabi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumumkan sebuah pernikahan. Sekarang ini, resepsi menjadi sesuatu yang lazim diselenggarakan oleh umat muslim yang melakukan pernikahan. Ada yang menggelar resepsi dengan cara yang sederhana, ada pula yang menggelarnya secara besar-besaran (mewah) hingga menelan dana puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, di kalangan selebritis ada yang mengadakan resepsi pernikahan dengan budget miliaran rupiah.
Agar dalam resepsi pernikahan tidak mengandung unsur kesia-siaan, hendaknya resepsi atau walimah diselenggarakan dengan niat yang lurus, yakni untuk mengumumkan pernikahan dan memberi jamuan kepada tamu yang diundang. Dengan niat yang baik, maka apa yang dibelanjakan untuk resepsi akan bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Adapun makanan yang disediakan, hendaknya juga sesuai kemampuan yang punya hajat. Undanglah para fakir miskin, jangan hanya mengundang orang-orang kaya saja. Hal ini agar yang fakir tidak merasa tersisihkan. Selain itu, undanglah para kerabat dan sahabat sehingga menambah nilai silaturahim yang berkah dengan mengundang mereka dalam walimah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallohu’anhu, bahwa Rosululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam bersabda:
“Seburuk-buruk hidangan adalah hidangan walimah, yang diundang padanya orang-orang kaya saja dan tidak diundang para fakir miskin. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan, maka ia telah mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dewasa ini, banyak orang yang lebih mementingkan kemegahan acara daripada makna acara itu sendiri. Gedung mahal, dekorasi mewah, pakaian glamour, dan hiburan yang meriah justru ditonjolkan ketimbang suasana yang syahdu, dipenuhi oleh doa-doa dan ungkapan syukur. Bahkan, seringkali walimah diwarnai kemubadziran, baik dari segi makanan, konsep pesta, dan waktu yang digunakan untuk menampilkan hiburan-hiburan yang kurang penting.
SPONSORED: Cetak Undangan Pernikahan Unik
Maka dari itu, selenggarakanlah resepsi pernikahan dengan sederhana, tanpa kehilangan momentum berharga dalam pernikahan. Manfaatkan momen pernikahan tersebut untuk syiar tentang kesederhanan, bukan kemubadziran. Jadikan walimah sebagai momen bersilaturahim yang mengundang keberkahan. Gunakan momen tersebut untuk ajang berbagi, kepada yang fakir. Ciptakan momen syahdu untuk doa-doa yang mustajab.
Menciptakan resepsi pernikahan yang sederhana akan terasa lebih nikmat daripada bereuforia dalam kemewgahan yang mubadzir. Setuju?