Berdagang merupakan salah satu seni dalam kehidupan. Seorang pedagang memainkan peran dalam pekerjaannya sedemikian rupa sehingga ia dapat menjadi pedagang yang disukai para pelanggannya, dagangannya laris dan keuntungan yang didapatkan melimpah. Jika seorang pedagang tidak sabar dalam menjajakan dagangannya, pembeli akan kabur dan tidak mau datang lagi untuk membeli.
Oleh karena itu, sabar adalah kunci untuk melariskan dagangan kita. Tidak ada satu pembelipun yang menyukai pedagang yang jutek dan penuh tipu daya. Mereka akan lebih memilih berbelanja ke pedagan yang lain yang lebih ramah, jujur, dan sabar dalam melayani pembelinya meski harga yang ditawarkan oleh pedagang lain lebih mahal dari dagangan kita.
Tabiat para pembeli bermacam-macam. Ada yang memudahkan pedagang saat bertransaksi tanpa banyak menawar, ada pula yang suka sekali menawar namun ujungnya tidak jadi beli. Ada yang menjadi pelanggan tetap, ada pula yang baru sekali berbelanja sudah komplain ini-itu. Inilah saatnya kita bersabar. Jangan sampai hanya karena komplain kita merusak silaturahim dengan pelanggan dan hal ini menyebabkan transaksi kita tidak berkah. Jika kita merugi dalam suatu transaksi, maka carilah keuntungan di transaksi yang lain. Jadikan kerugian tersebut sebagai pelajaran supaya kita bisa memperbaiki sikap kita pada pelanggan dan masukan perbaikan untuk usaha yang kita jalankan.
Sabar diperlukan dalam menghadapi pembeli dan juga saat lapak kita sepi pembeli. Saat ada pembeli berdatangan, mereka pasti ingin dilayani terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya. Usahakan untuk bersikap adali pada semua pelanggan. Jangan sampai kita hanya terfokus pada pelanggan lama yang biasa membeli dalam jumlah besar, kemudian mengabaikan pelanggan baru yang masih ‘mencoba’ membeli di lapak kita. Pelanggan baru yang tidak diperhatikan bisa cemburu dan tidak mau lagi berbelanja di tempat kita. Padahal, jika kita mau bersabar dan berbuat adil pada semua pelanggan (baik yang lama maupun yang baru) kita akan disukai seluruh pelanggan kita. Siapa tahu pelanggan baru yang merasa puas dengan pelayanan kita akan datang kembali dan membeli dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Saat tidak ada pembeli, kita juga harus berbesar hati dan terus berdoa kepada Allah agar Allah menurunkan rezekinya. Mungkin kita harus berikhtiar lebih keras lagi, agar dagangan kita menjadi laris. Jika kita ikhlas dengan pemberian Allah, maka Allah pasti akan membayar kesabaran dan keikhlasan kita dengan rezeki yang lebih baik lagi. Niatkanlah berdagan sebagai ibadah Anda.
Faktor penting lainnya adalah kita harus selalu jujur dalam berdagang. Saat mengambil keuntungan kita juga harus sabar. Jangan sampai kita mendulang keuntungan yang berlebihan sehingga memberatkan pembeli kita. Carilah keuntungan sewajarnya dan saling ridha antara penjual dan pembeli, seperti yang dianjurkan dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan (tijarah) yang berlaku dengan suka sama suka (saling ridha) di antara kamu.” (QS An Nisaa [4] : 29).
Bersabarlah selalu dalam mengumpulkan laba. Jika kita selalu jujur dan sabar dalam berdagang, maka usaha kita akan berbuah keberkahan dan keuntungan yang kita dapatkan akan diberkahi Allah SWT. Insya Allah.