Kehidupan di dunia penuh dengan lika liku dan tidak jarang pula terkadang datang masalah yang menyesakkan dada. Dilain kesempatan awan mendung tersebut berangsur menghilang yang diiringi muncul pelangi sebagai pertanda alam akan kembali ceria lantaran telah bermandikan sinar sang surya. Tidak sedikit yang berputus asa disaat gelombang musibah datang menerpa, betapa banyak kita saksikan kaum yang tidak bertuhan memilih kematian sebagai jalan keselamatan, padahal di alam baqa sana telah siap siaga Munkar dan Nankir dengan segala pertanyaan untuk dijawab dengan sebenarnya.
Susah dan senang ibarat dua sisi koin yang saling menyatu, jika tidak sedang senang ya sedang susah dan sebaliknya. Namun yakinlah, dibalik kesulitan terdapat dua kemudahan, Begitulah yang digambarkan oleh Quran dalam surat Al-Insyirah “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Saat senang berarti harus syukur, disaat susah ya harus sabar. Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan bahwa sabar itu berarti mengukuhkan jiwa agar kuat menanggung derita. Sementara syukur adalah sikap terimakasih seorang hamba terhadap nikmat Tuhannya.
Dalam surat at-Thalaq, Allah taala menjelaskan:
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At Thalaq: 2)
“…Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At Thalaq:3)
“…dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. At Thalaq: 4)
Dalam menghadapi kehidupan ini, modal utama yang harus dipunyai adalah taqwa. Pada permulaan surat Al baqarah sudah disebutkan bahwa ciri-ciri orang bertaqwa adalah selalu menegakkan shalat, percaya dengan yang ghaib, serta menginfakkan sebagian hartanya. dalam ayat yang lain juga Allah nyatakan mohonlah pertolongan melalui sabar dan shalat, dan Allah telah menjanjikan kabar gembira dan kemenangan yang besar bagi orang yang bersabar.
Melihat sejarah kehidupan Rasulullah dalam mengemban amanah dakwah, telah mengajarkan pada kita tentang wujud sabar itu. Sejarah mencatat berbagai upaya kaum musryikin dalam menggagalkan dakwah, mulai dari intimidasi sampai upaya pembunuhan namun kesemuanya beliau hadapi dengan penuh kesabaran. Pada akhirnya Allah hibur beliau dengan Isra’ Mi’raj agar kembali terpompa semangat.
Cukuplah quran sebagai motivasi bagi diri kita agar tidak terjatuh dalam kegalauan panjang disaat sedang merasa kesempitan, dan ingat pula pesan quran yang menganjurkan untuk selalu bersyukur terhadap segala nikmat-Nya. Bersyukurlah karena telah diberi kekuatan untuk bersabar, dan bersabarlah dalam bersyukur. Sabarlah dalam menunggu datangnya saat bahagia, dan syukurlah tatkala telah bersanding dengannya.