Satu Tahun di Sitanala, Memberdayakan Sepenuh Hati

Alhamdulillah, sudah hampir satu tahun Nalacity memberdayakan ibu-ibu mantan penderita kusta di Kampung Sitanala, sebuah kampung pemukiman mantan penderita kusta di Tangerang. Jika di awal periode ibu-ibu mantan penderita kusta masih merasa kesulitan dalam menjahit bahan yang kami berikan, sekarang mereka justru meminta bahan kerjaan yang lebih banyak lagi. Makin terampil dan makin bagus hasilnya. Tentunya makin termotivasi, percaya diri dan meningkat penghasilannya.

Masih ingat dengan kemunculan kami pertama kali di Metro TV? Ya, itu adalah salah satu pemicu semangat kami untuk semakin mengabdi di Sitanala. Kami tidak menyangka akan bisa menjadi finalis sebuah lomba bergengsi yang membawa kami menjadi salah satu narasumber di acara “Kick Andy”. Kesempatan ini membuat kami mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan selama membangun Nalacity dan kemandirian masyarakat yang kami berdayakan. Oleh karena itu, kami terus berusaha memberikan yang terbaik agar bisa mewujudkan penghidupan yang layak bagi para mantan penderita kusta di kampung Sitanala.

Nalacity berawal dari social project di akhir tahun 2010 yang didirikan oleh 5 mahasiswa berprestasi Universitas Indonesia. Social project ini merupakan salah satu produk dari Indonesia Leadership Development Program (ILDP), sebuah wadah pelatihan bagi mahasiswa berprestasi Universitas Indonesia. Para founder Nalacity adalah Alfi Syahriyani, Andreas Senjaya, Arriyadhul Qolbi, Hafiza Elvira Nofitariani dan Yovita Salysa Aulia.

Kenapa kami memilih Sitanala? Ini bermula dari hasil pengamatan salah satu rekan kami yang tinggal di Tangerang. Dia melihat banyaknya mantan penderita kusta di sana, atau yang biasa disebut dengan OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) bekerja serabutan, dengan menjadi pemulung tukang sapu jalanan, hingga pengemis. Fenomena ini kami lihat sebagai suatu masalah sosial yang perlu diatasi. Kemudian lahirlah ide untuk membuat pemberdayaan masyarakat untuk mereka. Kami, selain ingin meningkatkan taraf hidup mereka melalui peningkatan penghasilan, juga ingin meningkatkan rasa percaya diri mereka yang kian lama kian menghilang seiring dengan semakin negatifnya paradigma OYPMK yang beredar di masyarakat.

Kami segera melakukan survey dan observasi kecil-kecilan untuk mengetahui latar belakang komunitas OYPMK. Kami mendapatkan data bahwa penghasilannya dalam sehari rata-rata tidak lebih dari 15.000 rupiah. Padahal mereka harus menghidupi keluarga mereka yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Kami pun menawarkan untuk melakukan kegiatan sosial di sana yang sampai akhirnya berdasarkan hasil observasi dan diskusi para founder, kami memutuskan untuk mengadakan pemberdayaan bagi ibu-ibu mantan penderita kusta di Sitanala, Tangerang untuk menjahit jilbab manik.

Kondisi mereka yang dianggap menjijikan dan tidak bisa bekerja adalah kurang tepat. Mereka, yang kami berdayakan, adalah mantan penderita kusta yang mungkin memiliki kekurangan fisik karena dampak penyakit tersebut. Mereka yang telah sembuh, memang masih merasakan jari mereka sedikit kaku dan terbatas pergerakannya, dan bahkan ada yang lumpuh. Tapi itu bukan berarti mereka sama sekali tidak dapat melakukan pekerjaan layaknya orang normal.

Kemudian kami mencoba memberikan pelatihan menjahit bagi 20 ibu-ibu Sitanala. Selama tiga bulan pelatihan, kemudian 20 orang ibu-ibu yang kami berdayakan mendapatkan proyek pertama menjahit untuk produk hijab, yang nantinya akan dijual. Kini, kami sudah mulai berjalan ke arah social business/social entrepreneurship dimana sebelumnya kami berjalan pada ranah social project. Terhitung akhir 2011 kami memulai social business ini dengan kegiatan penjualan yang lebih fokus disertai dengan event-event dan kegiatan lomba. Alhamdulillah, terakhir kami menjadi juara kedua sektor industri kreatif kategori StartUp lomba MBM Challenge.

Kami merasa kontribusi di kampung Sitanala harus terus berlanjut sehingga membuat pola yang berkelanjutan demi kesejahteraan para mantan penderita kusta disini. Kami juga akan merambah ke sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Nah, Tanggal 10 november 2012, adalah hari di mana usia Nalacity genap 1 tahun. Selain akan mengadakan syukuran di Panti Tuna Ganda Palsigunung, Jakarta, kami juga mengajak para pengguna Twiter untuk mengikuti sayembara “Sejuta doa #1stNalacity” dengan merangkai doa serta harapan terbaik untuk Nalacity ke depannya.

Perayaan HUT Nalacity yang pertama ini bertajuk “Something More” di mana akan ada syukuran, sayembara, dan juga bagi-bagi hadiah. Hadiah terdiri dari berbagai macam produk Nalacity, mulai dari ciput/inner hijab sampai jilbab manik berbagai bahan beserta voucher dan marchendise menarik Nalacity. Di moment ini juga kami bekerja sama dengan Moz5 yang akan membagikan sejumlah voucher dan produk kepada pemenang sayembara.

Syarat mengikuti lomba ini sangat mudah, cukup follow Twitter Nalacity (@Nalacity), like fanpage Nalacity Foundation dan tweet doa kamu untuk Nalacity sebaik dan sekreatif mungkin. Jangan lupa bubuhkan hashtag #1stNalacity dan mention @Nalacity untuk memudahkan kami membaca tweet dari kamu. Pemenang akan di umumkan pada 11 November, sedangkan lomba akan diadakan full time 24 jam di tanggal 10 November. Kamu hanya boleh tweet 3 kali ya, kalau lebih akan didiskualifikasi.

Kalau teman-teman juga peduli dan ingin berkontribusi, dukung kami dengan cara like fanpage Nalacity Foundation untuk mengenal lebih jauh dan mengikuti perkembangan program kami, jangan lupa juga follow twitter @Nalacity untuk mendapatkan info terbaru dan menarik tentang kegiatan rutin, event, lomba, volunteer, dan juga diskon tentunya. Setelah event HUT Nalacity, akan ada lagi event menarik lainnya, jadi jangan sampai ketinggalan. Ajak juga teman-temanmu untuk bergabung! Nalacity: Empowering. Inspiring.