Penulis tidak ingin membaca apa yang penulis tidak mengerti maksudnya ,jika kemanfaatan membaca Al Qur’an dikembalikan kepada pembacanya.
Dari situlah hendaknya kita membangun paradigma, “Jika kamu membaca apa yang tidak kamu mengerti maksudnya,lalu manfaat apa yang kamu unduh darinya?”
Ataukah orientasinya hanya kalkulus saja, berhitung soal pahala dengan hanya membacanya dan tidak penting mengerti yang dibaca atau tidak (karena tetap dapat pahala)?
Tapi sobat..
Jika pahala itu adalah ganjaran atau balasan, maka mengerti atau faham itu adalah rizki atau anugerah, telitilah lafadz do’a berikut, “Rabby zidniy ilmaa warzuqniy fahmaa.”
Anugerah atau rizki lebih utama dari hanya pahala sebagaimana keutama’an bonus atau diskon atas suatu transaksi.
Jika ilmumu tidak bertambah dengan membaca Al Qur’an, jika kefahamanmu tidak semakin mendalam dengan membaca Al Qur’an, maka Engkau hanya disebut pembaca Al Qur’an dan bukan pentadabbur Al Qur’an.
Permisalan seseorang yang membaca apa yang tidak dia mengerti seperti seseorang yang di perintahkan Pak Menteri Pendidikan membaca puisi, lalu dia baca puisinya dan dia tidak mengerti maksud dan kandungannya,baginya yang penting pak Menteri senang perintahnya dituruti.
Meskipun dia sudah membuat senang pak Menteri Pendidikan dengan menuruti perintah pak Menteri membaca puisi,tapi dia sendiri tidak mendapat manfaat apa-apa dari yang dibacanya.
Padahal maksud pak Menteri menyuruh membacanya bukan untuk Pak Menteri,tapi supaya dia yang disuruh itu mengambil manfaatnya.
Jadi memberi anjuran di bulan ramdhan untuk memperbanyak membaca Al Qur’an itu perlu ditafshil:
- Untuk kalangan da’i/ustadz sebaiknya memperbanyak membaca Al Qur’an karena kalangan ini sudah mengerti dan faham apa yang dia baca.
- Untuk kalangan masyarakat umum yang lancar/fasih dan faham hukum tajwid,dianjurkan untuk mentadabburi Al Qur’an melalui bimbingan Haafidz/Haafidzah.
- Untuk kalangan masyarakat umum yang usianya sudah manula/paruh baya, penglihatan mata berkurang,duduk lama mudah lelah dan kurang lancar membaca Al Qur’an, maka dianjurkan untuk semakin rutin menghadiri Halaqoh Al Qur’an atau majlis Ilmu yang mengkaji Al Qur’an untuk mendengar dan mendapat bimbingan.
- Untuk yang belum bisa membaca Al Qur’an ini adalah momentum dimana banyak dijumpai Halaqoh Al Qur’an, gunakan untuk belajar.
Allahu A’lam bishowab