Setiap orang pasti pernah merasakan sakit hati karena perbuatan orang lain, entah disengaja atau tidak disengaja. Rasa sakit yang terus disimpan akan mengakibatkan hati merasa sedih dan tidak nyaman. Apalagi jika disimpan dalam waktu yang lama, sakit hati akan menimbulkan penyakit hati yang lebih berbahaya yakni dendam.
Ada sebuah kisah menarik yang patut kita simak mengenai dendam.
Ada seorang guru di sekolah dasar yang ingin mengajarkan kpada anak didiknya betapa pentingnya menjaga hati dari perbuatan dendam. Suatu hari, guru tersebut meminta siswanya untuk menuliskan daftar seluruh nama teman atau orang lain yang pernah menyakiti hati mereka. Kemudian, Sang Guru meyuruh mereka menghapus nama-nama yang telah ditulis itu apabila mereka sudah memaafkannya. Mengejutkan, ternyata banyak anak yang masih memiliki daftar panjang orang yang belum mereka maafkan.
Kemudian sang guru menyuruh mereka menuliskan nama yang belum terhapus tadi pada sebuah apel, satu nama satu apel. Mereka sangat gembira, mereka menyangka Sang Guru akan menyuruh mereka untuk memakan apel itu sebagai wujud balas dendam. Bahkan ada anak yang bersemangat menulis puluhan nama di atas puluhan buah apel.
Namun, apa yang terjadi? Ternyata, dugaan mereka salah. Mereka harus membawa apel-apel tersebut kemanapun mereka pergi. Baik itu di rumah, di sekolah, saat bermain, bahkan ke kamar mandi. Anak-anak itu mematuhi perintah gurunya. Selama berhari-hari, anak-anak itu membawa kantung plastik berisi ‘apel-apel dendam’ mereka.
Semakin lama, kegiatan membawa kantung plastik berisi apel itu makin membuat mereka tidak nyaman sendiri. Anak yang paling banyak membawa apel merasa lelah. Apalagi apel-apel itu mulai mengeluarkan bau busuk. Akhirnya, murid-murid itu protes kepada gurunya karena mereka tidak tahan lagi dengan tugas itu.
Sang Guru hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian, guru itu berkata, “Apel-apel busuk itu adalah wujud dari rasa dendam kalian kepada orang lain. Apabila kalian terus menyimpannya, maka makin lama akan membusuk dalam hati. Kalian tentu tidak mau menyimpak kebusukan dalam hati, bukan? Maka dari itu, buanglah rasa dendam kalian agar hati kalian bersih dari kotoran busuk bernama dendam.”
Murid-murid tertegun mendengar kata-kata gurunya. Mereka akhirnya memahami maksud dari tugas yang diberikan mereka. Mereka mulai belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain dan mengusir rasa dendam dalam hati mereka.
Jika kita memiliki rasa dendam, tentu yang rugi adalah kita sendiri. Ippho Santosa mengingatkan dalam bukunya yang berjudul Hanya 2 Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda, “Dendam itu kebiasaan si kiri. Karena kepikiran teruuus. Padahal, coba bayangkan ini. Anda dendam, mikirin dia dia terus. Sementara dia tidak pernah mikirin Anda. Yang blo’on siapa coba? Tolong dijawab!”
Bijaklah dalam menyikapi dendam. Jika mau hidup terebebani dengan mendendam, silakan. Namun memaafkan adalah jalan yang lebih baik. Mulailah memiliki sikap mudah memaafkan, Insya Allah kita akan menjadi manusia yang lebih baik.