Setiap hari, kita diberi kesempatan untuk melakukan amalan-amalan terbaik kita. Kita beribadah, bekerja, dan menuntut ilmu untuk membekali diri kita dalam menghadapi kehidupan dunia dan mengumpulkan bekal ke akhirat.Waktu yang diberikan Allah pun sama, 24 jam sehari. Oleh karena itu, kesempatan kita untuk berbuat baik sama dnegan orang lain. Hanya tinggal kita mau atau tidak untuk melakukannya. Namun, kebanyakan dari kita melewatkan kesempatan tersebut dan menunda-nunda dalam berbuat kebaikan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
“Bersegeralah untuk beramal, jangan menundanya hingga datang tujuh perkara. Apakah akan terus kamu tunda untuk beramal kecuali jika sudah datang: kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang membuatmu berbuat melebihi batas, sakit yang merusakmu, usia lanjut yang membuatmu pikun, kematian yang tiba-tiba menjemputmu, dajjal, suatu perkara gaib terburuk yang ditunggu, saat kiamat, saat bencana yang lebih dahsyat dan siksanya yang amat pedih.” (HR. Tirmidzi)
Dimulai dari hal-hal yang kecil, kebaikan dapat berkembang menjadi kebaikan besar bagi pelakunya dan juga bagi orang lain di sekitarnya. Kebaikan yang kita anggap sepele, bisa jadi sangat bermanfaat bagi orang lain. Hanya kita tidak menyadarinya, sehingga kita mengabaikan kebaikan-kebaikan kecil yang bisa dilakukan setiap hari.
Berbuat baik setiap hari bukanlah hal yang mudah dilakukan jika kita sudah terbiasa berbuat keburukan dan maksiat. Orang yang terbiasa bermaksiat akan berat melakukan suatu kebaikan kecil sekalipun. Misalnya, orang yang terbiasa marah-marah, maka tersenyum tulus adalah perkara besar yang tak sanggup dia lakukan. Padahal, apa susahnya tersenyum tulus pada orang lain? Kemarahan dan emosi telah membuat dia merasa berat untuk menyunggingkan selengkun senyuman pada saudaranya.
Berbeda dengan orang yang mau membiasakan diri berbuat baik (sekecil apapun), maka akan ringan saat melakukan kebaikan besar. Seperti latihan, awalnya kita hanya sanggup berlari keliling komplek satu kali. Dua minggu kemudian karena terbiasa, kita mampu berkeliling hingga 3 kali tanpa kelelahan yang berarti karena kita sudah terlatih. Contoh ini berlaku pula untuk ibadah. Misal biasanya kita hanya sanggup sholat dhuha 2 rakaat, meningkat menjadi 4, 6, hingga 12 rakaat. Kemudian untuk tilawah harian, awalnya hanya selembar dua lembar, meningkat menjadi 1 juz per hari. Hal ini tergantung kebiasaan kita sehari-hari. Dari yang kecil, ditambah terus hingga terbiasa melakukan kebaikan yang besar. Bisa pula kebiasaan baik yang kecil-kecil, namun rutin dilakukan. Tentunya akan menghasilkan hal yang luar biasa pula.
Untuk itulah, kesadaran untuk terbiasa berbuat baik setiap hari harus terus dipupuk. Jika kita sibuk melakukan kebaikan, maka kita tidak akan sempat berbuat maksiat dalam hidup kita. MAukah Anda membiasakan diri berbuat baik mulai sekarang? Semoga Allah merahmati kita dengan amal-amal yang kita lakukan. Aamiin.